Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?
Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?
Survei ini dilakukan kepada 154 akademisi, yang sebagian besar termasuk dalam Asosiasi Ilmu Politik Amerika.
Daftar Terbaru Ranking Presiden AS Dirilis, Siapa Terburuk dan Terbaik?
Trump dicap jadi Presiden Amerika Serikat Terburuk dalam Sejarah, sementara Biden ada di peringkat ke–14.
Donald Trump berada di urutan ke-45 atau yang terbawah dari daftar peringkat presiden AS berdasarkan kehebatannya, bahkan berada di bawah "kepala eksekutif yang membawa malapetaka dalam sejarah" yang gagal menghentikan perang saudara atau gagal menyelesaikannya.
Bahkan lebih buruk bagi calon presiden dari Partai Republik tahun ini, Joe Biden, yang kemungkinan besar akan bersaing dengannya, berada di nomor 14.
"Pencapaian Biden yang paling penting mungkin adalah dia telah menyelamatkan kursi kepresidenan dari Trump, melanjutkan gaya kepemimpinan presiden yang lebih tradisional, dan bersiap-siap untuk mempertahankan jabatan tersebut dari tangan pendahulunya pada musim gugur ini," tulis Justin Vaughn dan Brandon Rottinghaus, para ilmuwan politik di balik survei tersebut, di Los Angeles Times, seperti dikutip the Guardian, Selasa (20/2).
Rottinghaus dari Universitas Houston dan Vaughn dari Universitas Coastal Carolina menggelar survei kepada 154 akademisi, yang sebagian besar termasuk dalam Asosiasi Ilmu Politik Amerika.
Sebagai lanjutan dari daftar yang dibuat pada tahun 2015 dan 2018, para penulis menyatakan tujuan daftar ini "adalah untuk membuat peringkat kehebatan presiden yang mencakup semua presiden dari George Washington hingga Joe Biden."
"Untuk melakukan hal ini, kami meminta responden untuk menilai setiap presiden pada skala 0-100 untuk kehebatan mereka secara keseluruhan, dengan 0 = gagal, 50 = rata-rata, dan 100 = hebat. Kami kemudian membuat rata-rata peringkat untuk setiap presiden dan mengurutkannya dari rata-rata tertinggi hingga terendah."
Berikut adalah peringkat Presiden yang dibuat oleh Brandon Rottinghaus dan Justin Vaughn: (Nama presiden - Rating 2024)
1. Lincoln - 93.87
2. FD Roosevelt - 90.83
3. George Washington - 90.32
4. T. Roosevelt - 78.58
5. Jefferson - 77.53
6. Truman - 75.34
7. Obama - 73.8
8. Eisenhower - 73.73
9. LB. Johnson - 72.86
10. Kennedy - 68.37
11. Madison - 67.16
12. Clinton - 66.42
14. Joe Biden - 62.66
15. Wilson - 61.8
16. Reagan - 61.62
17. Grant - 60.93
18. Monroe - 60.15
19. GHW. Bush - 58.54
20. JQ Adams - 55.41
21. Jackson - 54.7
22. Carter - 54.26
23. Taft - 51.67
24. McKinley - 51.23
25. Polk - 49.83
26. Cleveland - 48.31
27. Ford - 46.09
28. Van Buren - 45.46
29. Hayes - 41.15
30. Garfield - 40.98
31. Harrison - 40.64
32. GW. Bush - 40.43
33. Arthur - 39.61
34. Coolidge - 39.38
35. Nixon - 36.41
36. Hoover - 34.08
37. Tyler - 32.99
38. Taylor - 32.97
39. Fillmore - 30.33
40. Harding - 27.76
41. Harrison - 26.01
42. Pierce - 24.6
43. Johnson - 21.56
44. Buchanan - 16.71
45. Donald Trump - 10.92
Menduduki peringkat pertama adalah Abraham Lincoln, yang memenangkan perang saudara dan mengakhiri perbudakan. Urutan kedua ada Franklin Delano Roosevelt, yang membawa AS melalui Depresi Besar dan perang dunia kedua.
Berikutnya adalah George Washington, presiden pertama yang memenangkan kemerdekaan dari Inggris, serta Teddy Roosevelt, Thomas Jefferson, dan Harry Truman.
Barack Obama, presiden kulit hitam pertama, yang menjadi wakil presiden Biden dari tahun 2009 hingga 2017, berada di urutan ketujuh, naik sembilan peringkat dari survei sebelumnya.
Trump adalah sosok unik dan memecah belah, dengan catatan legislatifnya yang minim, penolakannya untuk menerima kekalahan dari Biden yang berujung pada serangan terhadap Kongres, dan karir pascapresidenannya yang dibayangi oleh 91 dakwaan kriminal yang muncul dari tindakan-tindakannya selama menjabat atau saat kampanye.
"Dampak Trump jauh melampaui peringkatnya sendiri dan Biden. Setiap presiden kontemporer dari Partai Demokrat telah naik peringkat - Barack Obama (No. 7), Bill Clinton (No. 12), dan bahkan Jimmy Carter (No. 22).
"Ya, para presiden ini memiliki pencapaian yang luar biasa seperti memperluas akses layanan kesehatan dan bekerja untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah, dan mereka memiliki dua hadiah Nobel di antara mereka.
Namun, mengingat kekurangan dan kegagalan mereka, kebangkitan mereka tampaknya tidak terlalu berkaitan dengan penilaian ulang terhadap pemerintahan mereka, melainkan bonus karena bukan Trump atau anggota partainya.Dengan memperhitungkan kenaikan Partai Demokrat dan penurunan Partai Republik, para penulis mengakui bahwa para akademisi cenderung condong ke kiri.