Demonstran kasus Ferguson AS, pura-pura mati tapi main ponsel
Merdeka.com - Ponsel nampaknya memang menjadi candu bagi warga dunia tak terkecuali mereka tengah berdemonstrasi menyuarakan keadilan untuk warga kulit hitam Amerika Serikat dari kesewenangan polisi. Alih-alih berunjuk rasa dengan pura-pura mati, beberapa di antaranya malah asyik memainkan telepon selular mereka.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (6/12), unjuk rasa di Amerika telah memasuki tahap serius dan meluas. Banyak orang turun ke jalan lantaran kasus penembakan di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri, menewaskan remaja kulit hitam tak bersenjata Michael Brown. Kasus terbaru yakni kematian Eric Garner, juga berkulit hitam sebab tembakan polisi.
Pengunjuk rasa berbaring di jalan-jalan, pura-pura mati untuk menyuarakan keadilan ini. Namun apa lacur, beberapa demonstran muda wajahnya terlihat bermandikan cahaya dari ponsel mereka. Mereka jelas sekali lebih kecanduan 'gadget' ketimbang menjalani aksi secara total.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Apa dampak suara keras? Kerusakan ini menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan yang terus menerus. Suara yang berbahaya bagi telinga berada di atas 85 desibel berbobot A (dBA).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa dampak negatif dari rasisme? Tindakan-tindakan rasisme terjadi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan, dan lain sebagainya. Adanya perilaku rasisme tersebut bisa menyebabkan perpecahan, baik antarsesama maupun golongan tertentu.
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
Pemandangan ini terlihat di Terminal New York City Grand Central dan beberapa tempat sibuk lain. Pemrotes nampaknya melekat pada layar ponsel mereka membuat unjuk rasa jadi kurang gregetnya.
Aksi ini dilakukan banyak orang di pelbagai negara bagian. Mereka biasanya terbaring selama 4,5 jam. Jumlah waktu yang sama saat Brown rebah di jalanan Ferguson sebab ditembak oleh Polisi Darren Wilson. Beberapa orang malah cuma melakukannya semenit meski ada juga yang rela berjam-jam berbaring.
"Ini taktik agar kami tidak bosan selama melakukan aksi," ujar salah satu pengunjuk rasa yang terlihat main ponsel. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini berpura-pura lumpuh dan mengemis di dekat Stasiun Tugu Yogyakarta, kini diamankan polisi
Baca SelengkapnyaMomen aksi pemuda balap liar. Ditegur warga malah nangis.
Baca SelengkapnyaViral Seorang Pria Pura-pura Kerasukan Macan, Demi Tak Kena Tilang Polisi
Baca SelengkapnyaPerlu pendekatan yang khusus agar anak tidak kecanduan terhadap handphone dan game online.
Baca SelengkapnyaPemuda berusia 24 tahun ditemukan oleh sang ayah sudah tidak bernyawa di balik pintu rumahnya dengan posisi tergantung.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara untuk berdemo dengan pejabat, salah satunya dengan cara unik ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda 'merampas' handphone anggota polisi. Namun ujungnya malah terjadi momen tak terduga.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca SelengkapnyaTernyata warga yang melawan petugas adalah seseorang yang mengalami gangguan jiwa.
Baca Selengkapnya