Miris, Bocah di Pekalongan Nekat Gantung Diri Gara-Gara Ditegur Main HP oleh Orang Tua
Seorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Sang ibu menegur korban berhenti bermain hanpone untuk makan siang.
Miris, Bocah di Pekalongan Nekat Gantung Diri Gara-Gara Ditegur Main HP oleh Orang Tua
Seorang bocah umur 10 tahun ditemukan tewas tergantung dalam kamar rumah di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Kamis (23/11). Penyebab korban gantung diri lantaran diduga kuat bocah tersebut dilarang bermain handphone oleh orang tuanya.
"Iya benar kami mendapat laporannya. Pagi ini jenazah korban dimakamkan,"
kata Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Isnovim, Kamis (22/11).
Sebelum gantung diri, korban sedang main handpone di rumah. Ibunya yang mengetahui langsung menegur korban agar berhenti bermain hanpone untuk makan siang.
"Kemudian oleh ibunya handphone dimintanya. Bocah ini marah dan lantas lari masuk ke kamarnya dan mengunci diri," ujar Isnovim.
Pada pukul 15.30 WIB, sang ibu berniat membangunkan anaknya untuk berangkat mengaji ke TPQ. Saat itu, kamar anaknya dalam kondisi terkunci. Beberapa kali ketukan tidak dijawab. Ibu korban pun mengintip dari lubang pintu.
"Ketika diintip dari situ korban tampak sudah dalam kondisi menggantung dengan kain selendang," jelasnya.
Kain selendang itu diikatkan di jendela atas kasur. Kemudian, para saksi membuka paksa dan segera membawa korban ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis tapi dinyatakan meninggal.
"Ibu korban berteriak histeris hingga para tetangga pun berdatangan, kemudian melaporkan ke polisi," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, petugas puskesmas ditemukan luka seperti jeratan di leher, pupil mata melebar, keluar feses dari anus korban, badan kaku dan pucat.
“Keluarga korban menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan dapat menerima kematian Korban,” ujarnya.
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo mengatakan sudah mendatangi langsung ke rumah korban. Sebelum kejadian, para guru di sekolah menyebut korban masih ceria dan tidak ada persoalan apa pun saat bermain bersama teman-temannya.
“Psikologi anak sekarang memang berbeda jauh. Anak sekarang sangat rentan emosionalnya. Sebagai orangtua kita memang perlu ekstra berhati-hati dalam menyikapinya,” tutupnya.