Waspadai Bahaya Musik Konser bagi Pendengaran, Ketahui Cara Mencegahnya
Musik konser adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak digemari. Tapi, di balik acara yang menyenangkan ini, ada bahaya yang mengintai pendengaran kita.
Meskipun mengasyikan, tapi jangan sampai Anda terlena dengan suara-suara keras ketika menonton konser.
Waspadai Bahaya Musik Konser bagi Pendengaran, Ketahui Cara Mencegahnya
Musik konser adalah salah satu bentuk hiburan yang banyak digemari di seluruh dunia. Ribuan orang berkumpul untuk merasakan kegembiraan, energi, dan kekuatan musik yang begitu lantang secara langsung.
Namun, sebaiknya kita tidak lengah. Karena di balik euforia ini, di balik musik-musik yang menggembirakan ini, terdapat bahaya yang seringkali terlupakan, khususnya terhadap kesehatan pendengaran kita.
-
Bagaimana menjaga telinga dari kebisingan berlebihan? Pelindung telinga, seperti earplug atau earmuff, dapat menjadi perisai efektif untuk melindungi pendengaran Anda dari suara bising yang berlebihan.
-
Apa yang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran? Paparan berlebihan terhadap suara keras ini dapat mengakibatkan masalah pendengaran yang serius.
-
Kenapa suara keras bisa merusak telinga? “Paparan suara keras dapat merusak atau menghancurkan sel rambut yang terdapat dalam organ pendengaran kita,“ jelas Dr. Ana Kim, seorang ahli THT di Columbia University Medical Center di New York City.
-
Kenapa penting untuk menjaga kesehatan pendengaran? Pendengaran adalah salah satu panca indera berharga yang perlu kita jaga dengan baik.
-
Apa yang lebih berisiko untuk pendengaran? Baik earbuds maupun headphones memiliki risiko terhadap pendengaran jika tidak digunakan dengan benar. Risiko terbesar adalah kehilangan pendengaran akibat paparan suara keras dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada rambut halus di telinga bagian dalam yang sangat penting untuk pendengaran.
-
Bagaimana mencegah telinga berdenging? Selain itu, Anda juga bisa mencegah atau mengurangi telinga berdenging dengan menghindari paparan suara yang terlalu keras, tidak menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga, dan menjaga kesehatan telinga secara umum.
Bahaya Musik Konser
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), suara keras bisa merusak sel-sel rambut kecil dalam koklea, yaitu organ kecil berbentuk mirip cangkang siput yang berada di dalam telinga bagian tengah. Kerusakan ini menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan yang terus menerus.
Suara yang berbahaya bagi telinga berada di atas 85 desibel berbobot A (dBA). Tingkat kebisingan yang lebih dari 85 dBA yaitu ketika kita mendengarkan musik melalui headphone atau speaker konser. CDC menjelaskan bahwa suara musik yang kencang biasanya berkisar antara 105-110 dBA. Jika telinga terpapar lebih dari 5 menit, akan meningkatkan risiko terkena gangguan pendengaran.
Berikut beberapa bahaya suara keras musik konser untuk pendengaran:
• Rusaknya gendang telinga. Konser musik yang keras bisa merusak gendang telinga karena tekanan suara yang berlebihan. Gendang telinga adalah membran tipis yang terletak di antara telinga bagian luar dan tengah. Ketika telinga terpapar suara keras, gelombang suara yang kuat akan menghasilkan tekanan yang tinggi pada gendang telinga.
• Kerusakan sel rambut telinga. Efek sekunder dari paparan suara keras yakni kerusakan yang terjadi pada arteri yang memasok darah ke koklea, yang merupakan bagian dari organ pendengaran. Koklea berisi ribuan sel rambut mikroskopis yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Suara keras dapat merusak atau membunuh sel rambut ini, sehingga mengurangi kemampuan mendengar.• Tinnitus. Tinnitus adalah kondisi di mana seseorang mendengar suara berdengung, berdering, atau berdesis di dalam telinga tanpa adanya sumber suara eksternal. Tinnitus dapat disebabkan oleh paparan suara keras yang merusak sel rambut atau saraf pendengaran. Tinnitus dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung pada tingkat kerusakan.
• Suara yang teredam. Suara yang teredam adalah kondisi di mana seseorang kesulitan mendengar atau memahami ucapan atau suara di sekitar mereka. Suara yang teredam dapat disebabkan oleh penumpukan kotoran telinga, infeksi telinga, atau kerusakan pada gendang telinga atau koklea akibat suara keras.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Untuk mencegah kerusakan pendengaran akibat suara keras, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan, antara lain:
1. Menggunakan pelindung pendengaran. Penggunaan alat perlindungan pendengaran sangat dianjurkan jika Anda sering berada di lingkungan yang bising, seperti pabrik, konser musik, atau tempat kerja yang menggunakan mesin berisik. Alat perlindungan pendengaran dapat berupa penyumbat telinga (earplug), penutup telinga (earmuff), atau perangkat yang dibuat khusus sesuai dengan bentuk dan ukuran telinga Anda.
2. Mencari perangkat pengurang kebisingan. Perangkat pelindung pendengaran memiliki peringkat pengurangan kebisingan yang berbeda-beda. Peringkat ini menunjukkan seberapa besar suara yang dapat dikurangi oleh perangkat tersebut. Semakin tinggi peringkatnya, semakin besar pengurangan suara yang dapat dilakukan.
3. Mengukur tingkat suara. Anda dapat menggunakan aplikasi atau alat pengukur suara untuk mengetahui seberapa keras suara di sekitar Anda. Secara umum, suara yang lebih dari 85 desibel (dB) dapat menyebabkan kerusakan pendengaran jika didengar dalam waktu lama. Suara yang lebih dari 120 dB dapat menyebabkan kerusakan permanen pada telinga bahkan dalam waktu singkat. Jika Anda mendengar suara yang melebihi ambang batas tersebut, segera jauhi sumber suaranya atau gunakan pelindung pendengaran.
4. Memberi istirahat pada telinga. Jika Anda terpapar suara keras dalam waktu lama, berikanlah istirahat pada telinga Anda dengan cara menjauh dari sumber suara atau mematikan perangkat audio yang Anda gunakan. Istirahat ini dapat membantu telinga Anda untuk pulih dari tekanan suara dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
5. Memeriksakan telinga secara rutin. Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan telinga secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko gangguan pendengaran, seperti usia lanjut, riwayat keluarga, penyakit tertentu, atau paparan suara keras. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi adanya gangguan pendengaran sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat.