Dermaga Apung Senilai Rp 5 Triliun yang Dibangun AS di Gaza Tersapu Gelombang Besar
Dermaga Apung Senilai Rp 5 Triliun yang Dibangun AS di Gaza Tersapu Gelombang Besar
Gelombang laut menghanyutkan kapal-kapal yang mendukung dermaga apung buatan Amerika Serikat di Gaza.
Dermaga Apung Senilai Rp 5 Triliun yang Dibangun AS di Gaza Tersapu Gelombang Besar
Dermaga apung itu dibangun untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, kata Komando Pusat AS (CENTCOM).
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, CENTCOM mencatat selama pengangkutan bantuan kemanusiaan, dermaga apung AS terputus dari perahu kecil yang menariknya dan kapal-kapal tersebut terlepas dari tambatannya dengan dua di antaranya kini berlabuh di pantai dekat dermaga.
Sebagian dari dermaga itu hanyut menuju pantai Ashdod Israel, sementara kapal ketiga dan keempat telah terdampar di pantai Israel dekat Ashkelon, kata CENTCOM.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan sejauh ini dan upaya untuk memulihkan kapal-kapal tersebut
sedang dilakukan dengan bantuan dari angkatan laut Israel dan AS.
Dilaporkan dari Washington DC, Heidi Zhou-Castro dari Aljazeera mengatakan Pentagon menyebut dermaga itu masih tetap berfungsi penuh.
“Mereka [Departemen Pertahanan] menekankan selama operasi ini, tidak ada personel AS yang akan memasuki Gaza,” tambahnya.
Pembangunan dermaga terapung senilai USD 320 juta atau sekitar Rp 5 Triliun itu rampung pada pertengahan Mei untuk memberikan bantuan ke Jalur Gaza.
Dermaga itu dikritik sebagai alternatif yang rumit dan mahal yang mencoba mengalihkan perhatian dari tuntutan solusi yang lebih sederhana, agar Israel membuka sepenuhnya semua penyeberangan darat ke Gaza dan mengamankan truk bantuan yang masuk.
Namun pada Maret, Presiden AS Joe Biden mengatakan dermaga tersebut akan “menerima kiriman dalam jumlah besar yang membawa makanan, air, obat-obatan, dan tempat penampungan sementara”, sebuah langkah yang sebagian besar dilihat sebagai upaya untuk menenangkan basis Partai Demokrat saat ia mencalonkan diri untuk dipilih kembali pada bulan November.
Sementara itu, pada Jumat, Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) telah “mengambil alih 97 truk sejak dermaga apung mulai beroperasi”. “Setelah awal yang sulit, situasinya menjadi stabil,” kata Dujarric.“Apa yang ingin kami lihat, seperti yang telah kami katakan, adalah bantuan besar-besaran yang masuk melalui jalur darat,” tambahnya.