DNA Berusia 2.900 Tahun Ditemukan Pada Bata Tanah Liat, Ternyata dari Makhluk Ini
Para peneliti dari Universitas Oxford mendapatkan DNA Kuno dari bata tanah liat yang berusia 2.900 Tahun di Kota Kuno Kalhu.

Para peneliti dari Universitas Oxford mendapatkan DNA Kuno dari bata tanah liat yang berusia 2.900 Tahun di Kota Kuno Kalhu.

DNA Berusia 2.900 Tahun Ditemukan Pada Bata Tanah Liat, Ternyata dari Makhluk Ini
Kota Kuno Kalhu yang sering disebut Nimrud, adalah sebuah kota kuno Assyria yang terletak di Provinsi Nineveh, Irak. Kota ini muncul sebagai ibu kota kekaisaran Neo-Assyria selama pemerintahan Ashurnasirpal II (883-859 SM).Pada akhir zaman perunggu sekitar abad pertengahan ke-11 hingga abad pertengahan ke-10, Ashurnasirpal II membangun istana besar dan banyak kuil.
Terdapat banyak prasasti yang ditemukan di kota ini yang memberikan pemahaman kepada para peneliti tentang kebangkitan kota Kalhu.
Salah satu prasasti tersebut menggambarkan istana milik Ashurnasirpal II.
"Istana dari kayu cedar, cemara, juniper, kayu kotak, murbei, kayu pistachio, dan tamarisk, untuk tempat kediaman kerajaanku dan untuk kesenanganku yang agung sepanjang masa, saya dirikan di dalamnya. Binatang-binatang dari pegunungan dan laut, dari batu kapur putih dan alabaster, saya bentuk dan pasang di pintunya."

Sekitar 2.900 tahun lalu, pembuat bata tanah liat sudah mempersiapkan bata untuk pembangunan istana. Para peneliti dari Universitas Oxford berhasil mengambil dan menganalisis DNA kuno dari bata tanah liat ini.
Mereka berhasil mengidentifikasi 34 kelompok tanaman yang berbeda dari analisis tersebut.
Keluarga tanaman seperti Brassicaceae (kol) dan Ericaceae (jenis blueberry) menjadi yang paling dominan. Selain itu juga ada keluarga tanaman lain seperti Betulaceae (betula), Lauraceae (laurel), Selineae (umbellifer), dan Triticeae (rumput budidaya).
Sumber: Ancient Pages
Para peneliti dari berbagai bidang, seperti ahli bahasa Assyria, arkeolog, ahli biologi, dan ahli genetika, bekerja sama untuk menghubungkan temuan mereka dengan data botani kontemporer dari Irak dan pengetahuan sejarah Assyria tentang tanaman.


Bata-bata ini dibuat dengan menggunakan lumpur dari Sungai Tigris yang dicampur dengan sekam, jerami, atau kotoran hewan.
Setelah dibentuk, bata-bata ini diukir dengan tulisan kuneiform dan dikeringkan di bawah sinar matahari, bukan dengan cara dibakar. Hal ini menjaga keberadaan materi genetik dalam bata tersebut.
Sumber: Ancient Pages
merdeka.com
Kapsul waktu
Dr. Troels Arbøll dari Universitas Oxford mengatakan, "Karena adanya prasasti pada bata tersebut, kami dapat mengaitkan tanah liat tersebut dengan periode waktu yang relatif spesifik di suatu wilayah tertentu, yang berarti bata tersebut berfungsi sebagai kapsul waktu biodiversitas yang berisi informasi tentang situs tunggal dan sekitarnya. Dalam kasus ini, ini memberikan para peneliti akses unik ke zaman kuno Assyria."