Hasil Survei: Hampir Separuh Populasi Israel Ingin Pindah Negara
Perang genosida Israel di Gaza membuat perekonomian negara Zionis itu terpuruk.
Perang genosida Israel di Gaza membuat perekonomian negara Zionis itu terpuruk.
Hasil Survei: Hampir Separuh Populasi Israel Ingin Pindah Negara
Berdasarkan hasil survei Jewish People Policy Institute (JPPI) yang diterbitkan pada 17 Juli, lebih dari seperempat atau hampir setengah populasi Israel ingin pindah negara jika mereka bisa.
Hasil survei menunjukkan, sekitar 25 persen orang Yahudi Israel dan 40 persen orang Palestina dengan kewarganegaraan Israel setuju dengan pernyataan ini: "Jika saya punya kemungkinan praktis untuk berimigrasi ke luar negeri, saya akan melakukannya," seperti dikutip dari The Cradle, Kamis (18/7).
Berdasarkan angka sensus terbaru dari Biro Pusat Statistik Israel, jumlah ini sebanding dengan 1.811.750 warga Yahudi Israel dan 835.600 warga Palestina berkewarganegaraan Israel, yang merupakan lebih dari seperempat populasi negara tersebut.
Hasil survei juga menunjukkan, kepercayaan publik terhadap kepemimpinan politik dan militer Israel anjlok secara drastis. Sebanyak 55 persen responden mengatakan mereka punya kepercayaan rendah atau sangat rendah terhadap komando militer, dan hanya 26 persen yang percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Mengenai siapa yang harus memerintah Gaza setelah perang genosida berakhir, warga Yahudi Israel tidak menunjukkan preferensi yang signifikan terhadap opsi apa pun yang tersedia. Sebanyak 35 persen mendukung pemerintahan sipil Palestina dan kontrol keamanan Israel, sementara 28 persen ingin melihat kontrol penuh warga sipil dan keamanan Israel di wilayah tersebut.
Hanya 12 persen responden Yahudi mendukung rencana pemerintahan sipil yang didukung AS oleh “entitas Palestina dengan dukungan Arab” dan kontrol keamanan Israel.
Mengenai perekonomian Israel yang terpuruk, sebagian besar responden mengatakan mereka tidak ingin pemerintah menaikkan anggaran belanja keamanan dengan mengorbankan layanan publik dan menurunkan standar hidup, dengan hanya 41 persen warga Yahudi Israel dan 21 persen warga Palestina berkewarganegaraan Israel yang menyetujui langkah tersebut.