Ilmuwan Ungkap Planet Mars Bisa Mematikan Bagi Astronot, Ini Penyebabnya
Penelitian terbaru mengungkap bahaya tersembunyi misi ke Mars.

Misi ambisius manusia untuk mencapai Mars menyimpan ancaman yang lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya. Bukan hanya tantangan teknologi dan jarak yang ekstrem, tetapi juga bahaya laten yang mengintai di permukaan Planet Merah itu sendiri. Penelitian terbaru dari Keck School of Medicine di University of Southern California (USC) mengungkap debu Mars, yang tampak tak berbahaya, menyimpan partikel-partikel sangat halus yang bersifat kimiawi agresif dan secara biologis invasif, mengancam kesehatan para astronot.
"Ada banyak unsur beracun yang berpotensi terpapar pada astronot di Mars," kata Dr. Justin L. Wang, penulis utama penelitian tersebut, dikutip dari Daily Galaxy, Selasa (8/4).
"Yang paling penting, ada banyak debu silika selain debu besi dari basal dan besi nanofase, yang keduanya reaktif terhadap paru-paru dan dapat menyebabkan penyakit pernapasan."
Silika, besi dari basalt dan besi nanophase, yang reaktif terhadap paru-paru manusia ini ukuran partikelnya yang sangat kecil, lebih kecil dari yang dapat dikeluarkan oleh lendir di paru-paru, menyebabkan debu tersebut masuk jauh ke dalam jaringan paru-paru dan menetap di sana, menyebabkan penyakit pernapasan serius, bahkan permanen. Badai debu Mars yang sering terjadi memperparah situasi, menyebarkan debu beracun ke seluruh atmosfer planet.
Pengalaman astronot Apollo yang mengalami batuk persisten, iritasi mata, dan penglihatan kabur setelah terpapar debu bulan, memberikan gambaran awal tentang potensi bahaya ini. Namun, debu Mars jauh lebih berbahaya karena mengandung perklorat, gipsum, dan logam berat seperti arsenik, kadmium, dan kromium, yang meningkatkan risiko penyakit kronis dan mengancam jiwa.
Partikel debu Mars yang sangat halus dan reaktif merupakan ancaman utama bagi kesehatan astronot. Inhalasi debu ini dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan, mulai dari iritasi ringan hingga penyakit paru-paru kronis yang serius. Sifat biologis invasif dari debu ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi reaksi imun yang merugikan dan komplikasi kesehatan jangka panjang.
Komposisi kimia debu Mars yang kompleks, termasuk silika, besi, dan logam berat, meningkatkan keparahan ancaman ini. Logam berat seperti arsenik, kadmium, dan kromium bersifat toksik bagi tubuh manusia dan dapat menyebabkan kerusakan organ, kanker, dan masalah kesehatan lainnya. Perklorat, yang juga ditemukan dalam debu Mars, dapat mengganggu fungsi tiroid dan sistem reproduksi.
Badai debu Mars yang sering terjadi memperburuk situasi dengan menyebarkan debu beracun ke seluruh atmosfer. Astronot akan terpapar debu ini secara terus-menerus, baik di dalam maupun di luar habitat mereka, meningkatkan risiko paparan jangka panjang dan akumulasi partikel berbahaya di dalam tubuh.
Ancaman Radiasi
Selain debu, radiasi kosmik merupakan ancaman serius lainnya. Di luar medan magnet pelindung Bumi, astronot akan terpapar tingkat radiasi yang jauh lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA, kanker, dan masalah kesehatan lainnya. Perlindungan yang efektif terhadap radiasi membutuhkan teknologi perisai yang canggih dan berat, yang akan meningkatkan biaya dan kompleksitas misi.
Atmosfer Mars yang sangat tipis, sekitar 100 kali lebih tipis daripada atmosfer Bumi, juga menimbulkan tantangan. Tekanan rendah dapat menyebabkan gas terlarut dalam darah berubah menjadi gelembung, yang berpotensi fatal. Hipoksia, atau kekurangan oksigen, juga akan terjadi dalam hitungan menit jika astronot tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
Mikrogravitasi, kondisi tanpa gravitasi, juga menyebabkan hilangnya massa tulang dan otot, serta masalah kardiovaskular. Astronot akan mengalami kelemahan otot yang signifikan, nyeri punggung, dan gangguan sirkulasi darah, yang dapat membahayakan mereka saat kembali ke gravitasi Bumi. Kerusakan ginjal, yang diperparah oleh paparan radiasi, juga merupakan ancaman serius yang perlu dipertimbangkan.
Penelitian menunjukkan bakteri usus manusia dapat bertahan hidup, bahkan berkembang biak, di tanah Mars dalam kondisi tertentu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kontaminasi Mars oleh bakteri dari Bumi dan potensi ancaman bagi kesehatan astronot. Lebih jauh lagi, interaksi antara bakteri usus manusia dan lingkungan Mars yang unik dapat menghasilkan efek yang tidak terduga dan berpotensi berbahaya.
Iklim Ganas
Iklim Mars yang ganas juga mengancam keselamatan para astronot. Setiap tahun planet ini dihantam badai debu regional. Dan setiap beberapa tahun, badai tersebut meluas menjadi peristiwa global, memenuhi atmosfer dengan pasir di udara.
Pada tahun 2018, salah satu badai tersebut melumpuhkan wahana penjelajah Opportunity milik NASA dengan melapisi panel surya dan menghalangi sinar matahari. Bagi para astronot, implikasinya lebih dari sekadar kehilangan daya. Badai ini bertindak sebagai sistem pengiriman besar-besaran untuk partikel beracun.
"Silikosis dan paparan debu besi beracun menyerupai pneumokoniosis pekerja batu bara," jelas Wang.