Ilusi Kehebatan Iron Dome Israel, Nyatanya Banyak Kelemahan
Iron Dome Israel ternyata tidak sehebat apa yang digembar-gemborkan selama ini.
Iron Dome atau Kubah Besi yang selama ini dianggap sebagai perisai sistem pertahanan Israel yang paling efektif ternyata tidak segarang namanya.
Iron Dome dirancang untuk memproyeksikan citra keamanan dan keunggulan teknologi sebagai sistem pertahanan udara bergerak yang canggih.
-
Apa itu Iron Dome? Iron Dome adalah sistem pertahanan udara jarak pendek darat-ke-udara yang dikerahkan di beberapa wilayah negara Israel, termasuk wilayah yang dulu merupakan tanah Palestina.
-
Dimana Iron Dome digunakan? Iron Dome ini adalah sistem pertahanan udara yang mulai digunakan pada 2011 di wilayah Israel Selatan.
-
Bagaimana sistem Iron Dome bekerja? Segera setelah roket diluncurkan oleh musuh, stasiun radar mendeteksi dan melacak jalurnya. Kemudian segera meluncurkan rudal untuk mencegat dan menetralisir roket musuh sebelum menyebabkan kerusakan pada properti warga sipil.
-
Dimana Iron Dome dihancurkan? Kelompok Hizbullah di Lebanon kemarin menghancurkan dua Kubah Besi (Iron Dome) Israel yang terletak di pemukiman utara Israel, Kabri, dekat perbatasan Palestina-Libanon yang saat ini diduduki Israel.
-
Kenapa Hizbullah menyerang Iron Dome? Dalam pernyataannya, Hizbullah menegaskan penargetan terhadap posisi-posisi Israel dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang gigih di Jalur Gaza dan juga untuk mendukung perlawanan mereka yang berani.
-
Mengapa hacker Palestina membobol Iron Dome? Kejadian ini memang sudah lama, namun Iron Dome sendiri diklaim sebagai salah satu teknologi militer paling canggih dan aman di dunia. Lalu, bagaimana teknologi secanggih ini dapat dibobol?
Dilansir the Cradle, Rabu (14/8), sistem ini dirancang untuk melambangkan perisai yang tidak dapat ditembus yang melindungi negara penjajah Israel dari ancaman eksternal.
Namun, kenyataan menunjukkan gambaran yang berbeda. Iron Dome tidak sehebat apa yang digembar-gemborkan pemerintah dan media Israel serta Barat.
Seperti anak kecil dalam kostum ksatria yang hebat dengan pedang plastik tetapi sama sekali tidak berdaya terhadap senjata sungguhan. Iron Dome hanya unggul terutama terhadap senjata yang relatif sederhana dari perlawanan Palestina di Gaza.
Perisai yang runtuh di utara
Meskipun reputasinya bagus, kinerja Iron Dome sering kali tidak maksimal. Banyak video yang beredar yang memperlihatkan Iron Dome tidak berfungsi seperti seharusnya. Rudal Tamir melakukan manuver yang tidak menentu, meledak di dekat wilayah sipil, atau dipicu oleh alarm palsu dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur.
Kegagalan ini sangat kontras dengan klaim Israel tentang tingkat intersepsi sebesar 90–99 persen. Profesor Emeritus Theodore Postal dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) memberikan penilaian yang sangat berbeda.
"Saya akan mengatakan tingkat intersepsi paling banter hanya 4 atau 5 persen," kata Postal dalam sebuah wawancara dengan Boston Globe Oktober lalu.
Dalam sebuah penelitian tahun 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Global Security Studies, Michael Armstrong juga mempertanyakan tingkat intersepsi Iron Dome yang disebut-sebut mencapai "90 hingga 99 persen".
Sebagai permulaan, ia menjelaskan "tingkat intersepsi adalah persentase roket yang hancur sebelum mengenai area yang dipertahankan; ia mengabaikan roket di area yang tidak dipertahankan."
Dengan kata lain, sistem pertahanan tersebut, sejak awal, hanya menargetkan sebagian kecil roket yang ditembakkan.
Misalnya, pejabat Israel mengklaim dari sekitar 1.000 proyektil yang ditembakkan ke Israel oleh Hamas selama operasi Operasi Pilar Pertahanan pada November 2012, Iron Dome mengidentifikasi dua pertiganya sebagai "tidak menimbulkan ancaman" dan hanya mencegat 90 persen dari 300 roket yang tersisa.
Tidak dilaporkan
Armstrong menunjukkan kelemahan lain dari Iron Dome.
Analisis empiris menunjukkan Iron Dome mencegat kurang dari 32 persen dari semua roket berbahaya selama Pilar Pertahanan. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan jumlah roket yang menghantam daerah berpenduduk selama Pilar Pertahanan mungkin tidak dilaporkan.
Di sisi lain, jumlah ancaman terhadap daerah berpenduduk mungkin telah dilebih-lebihkan. Ini menyiratkan tingkat intersepsi efektif Iron Dome mungkin jauh lebih rendah daripada yang dilaporkan.
Situasinya sangat buruk terjadi di wilayah pendudukan utara, tempat Kota Kiryat Shmona – sebuah pemukiman yang dulunya diyakini berada di bawah perlindungan Iron Dome. Penduduk kota itu kini sudah melarikan diri dari ancaman yang terus meningkat dari Hizbullah di Libanon.
Perisai yang dulu dibanggakan itu kini runtuh. Demikian pula dengan citra Iron Dome yang tak terkalahkan.
Kanker Iron Dome
Di balik permukaannya, Iron Dome ternyata memiliki realitas yang lebih gelap dan lebih menyeramkan.
Tentara yang mengoperasikan perisai ini dilaporkan mengalami gangguan kesehatan.
Investigasi tahun 2021 oleh media Israel, Yediot Ahronoth, mengungkap dugaan serius tentang risiko kesehatan yang dihadapi oleh tentara Israel yang ditempatkan di dekat sistem radar Iron Dome.
Sistem radar ini, yang dijuluki "si pencacah" dan "si pemanggang roti" oleh mereka yang bekerja di dekatnya, memancarkan panas yang hebat, mengubah lingkungan di sekitarnya menjadi seperti wadah yang tak terlihat.
Sejumlah tentara memberikan kesaksian yang mengerikan tentang penyakit yang mengancam jiwa yang mereka yakini terkait dengan tugas mereka.
Ran Mazur, yang didiagnosis menderita kanker tulang setahun setelah diberhentikan, menggambarkan rasa sakit luar biasa yang menggerogoti dirinya selama bertugas, rasa sakit yang terlalu mudah diabaikan oleh para dokter militer.
Yonatan Chaimovich menyamakan pengalaman berdiri di dekat radar dengan tubuhnya yang "mendidih dari dalam", sebuah metafora menghantui yang menggambarkan bahaya yang tak terlihat dari paparannya.
Shir Tahar dan Omer Hili Levy, yang keduanya mengidap kanker setelah bertugas, termasuk di antara beberapa orang yang meyakini penyakit mereka terkait erat dengan waktu yang mereka habiskan di dekat Iron Dome.