Cara Kerja Iron Dome, Senjata Sakti Israel Untuk Tangkis Serangan Rudal Hamas Palestina
Iron Dome atau Kuba Besi, secara luas dianggap sebagai salah satu peralatan paling penting dalam persenjataan Israel.
Iron Dome atau Kuba Besi, secara luas dianggap sebagai salah satu peralatan paling penting dalam persenjataan Israel.
Cara Kerja Iron Dome, Senjata Sakti Israel Untuk Tangkis Serangan Rudal Hamas Palestina
Cara Kerja Iron Dome, Senjata Sakti Israel Tangkis Serangan Rudal Hamas Palestina
Perang antara Israel dan Kelompok Militan Hamas Palestina menjadi sorotan dunia. Menyusul, banyaknya korban tewas dari kalangan warga sipil akibat serangan militer Israel.
Dari berbagai video yang beredar di media sosial, tentara Israel dilengkapi sejumlah peralatan canggih untuk menumpas kelompok Hamas. Salah satunya Iron Dome.
Lantas apa itu Iron Dome?
Melansir laman CNBC.com, Senin (4/12), Israel sekali lagi mengandalkan Iron Dome untuk menangkis serangan kelompok militan Palestina Hamas.
Kuba besi ini dirancang sedemikian rupa untuk menangkis serangan rudal untuk melindungi warganya di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Dalam bahasa Ibrani, Iron Dome atau Kuba Besi, secara luas dianggap sebagai salah satu peralatan paling penting dalam persenjataan Israel.
Hal ini sebagian karena dianggap sangat efektif dalam menghalau serangan rudal musuh.
Kementerian Pertahanan Israel mengklaim, Iron Dome berhasil mencegat 97 persen dari seluruh roket atau rudal Palestina yang ditembakkan selama gelombang pertempuran Gaza pada akhir pekan tahun lalu.
Selain itu, Iron Dome mencatat tingkat keberhasilan 95,6 persen selama serangan roket oleh Jihad Islam Palestina pada bulan Mei.
Tercatat, sistem pertahanan Iron Dome bergerak mulai beroperasi penuh pada bulan Maret 2011 dan telah ditingkatkan beberapa kali sejak saat itu.
Kuba besi ini dirancang untuk melindungi warga Israel dengan meluncurkan peluru kendali untuk mencegat roket yang masuk dan ancaman jarak pendek lainnya di udara.
"Sistem Iron Dome ini telah diuji secara konsisten sejak pertama kali digunakan pada bulan April 2011, dan berhasil mencegah roket yang tak terhitung jumlahnya mengenai komunitas Israel,"
kata Kementerian Pertahanan Israel.
Iron Dome pada awalnya diproduksi di Israel.
Namun, sistem terus dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems milik negara dengan dukungan AS – dan Washington terus menyediakan dana untuk itu hingga saat ini.
Bagaimana cara kerjanya?
Dalam praktiknya, Iron Dome menggunakan radar untuk melacak roket yang masuk dan dapat menentukan lintasan rudal menimbulkan ancaman terhadap kawasan yang dilindungi. Seperti lokasi penting yang strategis atau pusat pemukiman.
Jika roket tersebut benar-benar menimbulkan ancaman, pusat komando dan kendali dapat merespons dengan meluncurkan rudal Tamir untuk mencegatnya.
Sistem ini tidak dikonfigurasi untuk menembakkan roket di luar kawasan lindung.
Artinya roket akan diabaikan dan dibiarkan mendarat tanpa membahayakan di tempat lain.
Laporan Layanan Penelitian Kongres yang diterbitkan pada awal Maret menggambarkan Iron Dome sebagai sistem anti-roket, anti-mortir, dan anti-artileri bergerak yang dapat mencegat peluncuran dari jarak 2,5 hingga 43 mil.
Diperkirakan setidaknya ada 10 baterai yang dikerahkan secara nasional.
Masing-masing dirancang untuk melindungi wilayah berpenduduk seluas 60 mil persegi.
Setiap baterai dilengkapi dengan tiga hingga empat peluncur dan setiap peluncur berisi hingga 20 pencegat Tamir.
Center for Strategic International Studies, sebuah lembaga pemikir AS, sebelumnya memperkirakan biaya produksi lengkap baterai Iron Dome sekitar USD100 juta.
Sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober, AS diperkirakan telah menyediakan hampir USD3 miliar kepada Israel untuk baterai Iron Dome, pencegat, biaya produksi bersama, dan pemeliharaan umum.
Anggota parlemen AS telah berulang kali memberikan suara untuk mendukung penyediaan dana bagi Iron Dome Israel dalam beberapa tahun terakhir.
"Berkat Iron Dome, kami tidak mengalami banyak korban jiwa akibat roket yang ditembakkan," kata Letkol Jonathan Conricus, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan video yang di posting melalui X.
Pada saat siaran tersebut disiarkan, Conricus dari IDF mengatakan sebagian besar korban jiwa di pihak Israel adalah akibat dari pertempuran jarak dekat dan pembunuhan berdarah dingin terhadap warga sipil dan tentara Israel.