Ini kekuatan armada laut kebanggaan Malaysia
Merdeka.com - Indonesia-Malaysia selama nyaris setengah abad bersahabat baik. Titik nadir hubungan antara dua negara serumpun ini terjadi pada era konfrontasi 1960-an dikobarkan Presiden Soekarno.
Sentimen buruk kembali muncul satu dekade terakhir, selepas Pulau Sipadan dan Ligitan lepas. Dibumbui gejolak beberapa kali akibat klaim kebudayaan, selebihnya kondisi bilateral baik-baik saja.
Belakangan, kabar ditangkapnya 200 nelayan asal Negeri Jiran di Derawan, Kalimantan Timur, oleh TNI AL kembali memanaskan suasana. Pemerintah kedua negara memasang posisi agresif dalam melindungi kepentingan maritim masing-masing.
-
Siapa yang ada di peringkat kedua? Pembalap Kolombia tersebut diikuti oleh Daniel Holgado dari Red Bull GASGAS Tech 3 yang menduduki peringkat kedua dengan 176 poin.
-
Apa itu perbandingan? Perbandingan atau rasio adalah salah satu teknik atau cara dalam membandingkan dua besaran.
-
Dimana kapal selam kelas Jin diproduksi? Kelas Jin, sebagai perwakilan utama kapal selam nuklir strategis Tiongkok, memiliki panjang sekitar 449 kaki 6 inci dan bobot terendam sekitar 11.000 ton.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Dimana kita menemukan perbandingan? Beberapa contoh tersebut merupakan penerapan perbandingan yang kerap kita lakukan.
-
Apa senjata utama kapal selam di PD II? Torpedo adalah senjata utama yang dimiliki kapal selam sebagai aset perang.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, pekan lalu, spesifik mengatakan penangkapan massal itu ditujukan buat Malaysia. "Kita berusaha mengirim pesan yang jelas kepada negara tetangga seperti Malaysia dan Tiongkok yang mengoperasikan kapal ilegal di wilayah kita, bahwa ini bukan situasi yang normal bagi kita," kata Andi.
Tak kalah gertak, Malaysia menyimpulkan Indonesia dilarang sembarangan menangkap kapal nelayan yang melanggar wilayah.
Merujuk MoU penegakan hukum terkait batas wilayah laut pada 2012, nelayan tradisional dengan kapal berbobot di bawah 30 Gross Ton masih diampuni bila kedapatan melewati patok wilayah. "Kedua negara sepakat untuk hanya mengusir pelaku penangkapan ilegal, bukan menangkap mereka," kata Menlu Malaysia Anifah Aman.
Tanpa ada tendensi memprovokasi isu supaya berkembang di luar proporsi, tentu menarik mengetahui kekuatan Tentera Laut DiRaja Malaysia (TDRM) yang selama 10 tahun terakhir berkembang pesat.
Terutama karena Negeri Jiran berkepentingan menjaga wilayahnya, tidak hanya dengan negara yang berbatasan langsung seperti Indonesia, tapi juga China. Malaysia memiliki klaim pada sebagian wilayah Laut China Selatan, yang penuh konflik itu.
Bulan lalu Panglima Angkatan Laut Malaysia Admiral Tan Sri Abdul Aziz Jaafar telah meminta pemerintahnya memberi izin buat sistem 'tembak di tempat'. "Ini untuk memastikan kami bisa melepaskan tembakan supaya tak ada pihak asing masuk ke perairan Malaysia," ujarnya.
Mengutip data situs resmi TDRM di navy.mil.my, berikut rangkuman merdeka.com terhadap kekuatan armada laut Malaysia. Selamat membaca!
Total punya 55 Kapal Perang
Secara global, kekuatan tempur Malaysia ada di posisi 38 dunia. Dibedah lebih lanjut, porsi persenjataan paling canggih bukan di Angkatan Laut.
Tapi, kekuatan TDRM tak bisa diremehkan begitu saja. Mari dibandingkan sejenak. Negeri Jiran memiliki total 55 kapal perang, sementara Indonesia dengan wilayah mayoritas laut, memiliki 150 unit.
Kapal-kapal itu didukung lima pelabuhan laut yang bisa beralih fungsi dari perdagangan menjadi pendukung militer dalam waktu singkat.
Embargo juga bukan masalah bagi TDRM. Pemasok mayoritas kapal perang mereka adalah Prancis, Inggris, dan Jerman.
Korvet dan Frigat jadi andalan
Kalau makin didalami, Malaysia memiliki empat unit kapal perang kelas korvet. Itu ditambah Frigat empat unit lainnya sebagai unit armada perang menengah.
Salah satu andalan TDRM adalah Kapal DiRaja (KD) Lekir jenis Frigat. Kapal berdimensi 97.3 x 11.3 x 3.5 ini memiliki radar bawah air dan udara, dengan pantauan hingga 204 kilometer. Rudal anti serangan udara juga sudah terpasang di kapal ini. Beberapa senjatanya meriam MSD DS30M 30 milimeter, torpedo anti kapal selam, dan senapan mesin Bofors 57 mm.
Selain itu, masih ada Kapal perang KD Hang Nadim di kelas korvet. juga salah satu kebanggaan Malaysia. Walaupun beroperasi sejak 1983, tapi peformanya masih oke. Kapal ini sekaligus memiliki kemampuan jamming radar musuh.
Malaysia berencana menambah satu Frigat lagi kelas Gowind, berkemampuan lenyap dari radar (stealth). Produsennya kerja sama Prancis-Malaysia.
Dua Kapal Selam cangih
Jumlah kapal selam Malaysia dan Indonesia sama-sama dua unit. Namun, teknologi Negeri Jiran sementara ini lebih muda, karena proyek kerja sama RI-Korsel tak kunjung selesai.
Kapal selam Malaysia KD Tunku Abdul Rahman pada 1 November 2014 baru saja unjuk gigi. Kapal selam ini berhasil menghancurkan sasaran tembak di Laut China Selatan, dalam sebuah latihan bersama.
Dua kapal selam milik Negeri Jiran dilengkapi senjata black torpedo bikinan Italia. Ini masih ditambah misil Exocet SM39.
TDRM yakin penguasaan kapal selam membikin mereka salah satu yang terkuat di kawasan, karena menguasai prinsip perang tiga dimensi: darat, udara, dan bawah air.
Belasan kapal patroli dan serbu
KD Sri Johor adalah salah satu armada patroli TDRM yang akan ditemui nelayan asal Tanah Air. Itu bila mereka melewati batas wilayah.
Ada enam kapal patroli yang jadi andalan Malaysia menjaga wilayah lautnya. Mayoritas bikinan Jerman-Malaysia, dengan usia produksi di bawah 20 tahun.
Semua kapal patroli sudah bisa dipasang senjata rudal anti pesawat tempur. Senjata permanen di kapal sergap mereka adalah senapan mesin 1X30 mm Breda-Mauser dan Oto Melara.
Bila keadaan mendesak, kapal serbu TDRM siap membantu. Jumlahnya 18 unit. Misalnya KD Ganas dan KD Ganyang buatan Prancis. Kapal-kapal kecil ini sudah dilengkapi misil Excocet MM40 dan senapan Bofors 57 mm.
Jika butuh keluwesan gerak, ada CB90 bikinan Swedia. Jumlahnya 17 unit. Bisa mengangkut pasukan taktis, bila lawannya adalah perompak Selat Malaka yang juga berbekal kapal motor.
Punya kapal pengangkut helikopter serbu
Malaysia memiliki KD Indera Sakti dan KD Mahawangsa. Dua-duanya adalah kapal serbaguna, termasuk bisa digunakan mengangkut helikopter serbu. Fungsinya pun sewaktu-waktu bisa diubah menjadi kapal penyelamat.
Dari dua kapal ini, bisa diangkut helikopter Fennec dan Super Lynx. Sebagai pelengkap, TDRM melengkapinya dengan 4 unit kapal penyapu ranjau buatan Italia, misalnya KD Mahamiru dan KD Kinabalu.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaDesain interior di dalamnya begitu apik. Tak ketinggalan, ada teknologi canggih yang digunakan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaApakah TNI masih menjadi yang terkuat di Asia Tenggara?
Baca SelengkapnyaMengenal Lancang, kapal yang digunakan orang Sumatra Timur hingga asal usul istilah Kota Riau.
Baca SelengkapnyaAli menyampaikan Prabowo berencana melakukan kerja sama pengadaan kapal selam dengan Perancis.
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.
Baca SelengkapnyaDi hari kelahiran Pancasila, TNI AL meresmikan operasional KRI Bung Karno-369. Istimewanya, kapal perang ini merupakan buatan anak bangsa. Simak penampakannya!
Baca SelengkapnyaLuhut menyadari, luasnya batas negara Indonesia membutuhkan angkatan laut yang tangguh.
Baca SelengkapnyaDikutip dari Global Fire Power, kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221.
Baca SelengkapnyaPembangunan fregat Merah Putih dimulai sejak peletakan bagian bawah kapal atau lunas kapal (keel laying) pada 25 Agustus 2023 untuk satu unit.
Baca Selengkapnyapembicaraan itu berlangsung di sela-sela rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8)
Baca Selengkapnya