Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Istilah "Kaum Rebahan" Sudah Basi di China, Kini Muncul Lagi Tren Baru

Istilah Aktivitas seru kaum rebahan. ©2022 Merdeka.

Merdeka.com - Tren ‘rebahan’ sempat naik daun di kalangan anak-anak muda Indonesia beberapa waktu lalu. Istilah ‘kaum rebahan’ yang memilih tiduran dan menghindari tanggung jawab pun lebih dipilih dibandingkan bekerja dan bersosialisasi.

Namun berbeda dengan anak-anak muda di China. Rebahan bukan lagi tren, tapi ‘letting it rot’ atau ‘membiarkan membusuk’ lebih dipilih pemuda-pemuda China.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Selasa (4/10), ‘biarkan membusuk’ adalah tren anak muda China yang mencoba untuk tidak berpartisipasi dalam masyarakat dan lebih memilih untuk meninggalkan pekerjaan.

Tren 'biarkan membusuk' itu diikuti oleh Yan Jie, seorang pemuda China berumur 28 tahun yang bekerja di perusahaan teknologi.

“Ketika saya diberi tugas di tempat kerja, saya berusaha menghindarinya. Jika saya dipaksa untuk melakukan pekerjaan itu, saya akan melakukannya tetapi tidak selesai,” jelas Yan.

Yan pun meninggalkan tulisan di pintu kamar apartemennya jika dia melakukan aksi ‘bailan’ atau "biarkan membusuk". Bahkan saat Yan ditanya orang tuanya kapan dia akan menikah, Yan tidak menjawab pertanyaan itu.

“Ketika orang tua saya bertanya kepada saya tentang kapan saya akan menikah, saya memberi tahu mereka bahwa saya akan membiarkannya begitu saja,” jelas Yan.

Kata ‘balian’ sendiri mengacu pada sikap menyerah di situasi yang sedang memburuk. Kata ‘balian’ makin terkenal di kalangan pemuda China karena mereka tidak sanggup lagi hidup di tengah tekanan sosial yang tinggi.

Jadi daripada mereka menghabiskan tenaga, kalangan pemuda China lebih memilih agar mereka ‘dibiarkan membusuk.’

Tren ‘balian’ yang semakin meningkat membawa kata itu kerap digunakan pemerintah China.

Yu Hai, profesor di Departemen Sosiologi Universitas Fudan, Shanghai, China menjelaskan jika ada perubahan pada mentalitas pemuda yang awalnya ‘lying flat’ atau 'rebahan' hingga menjadi ‘allowing things to rot’ atau membiarkan hal membusuk.

“Rebahan adalah ekspresi netral, pilihan yang tidak berbahaya untuk berjuang tidak lebih dari apa yang penting untuk kelangsungan hidup mereka. Tapi ungkapan ‘biarkan membusuk’, yang menunjukkan bagaimana orang benar-benar menyerah dan bersedia menerima situasi yang lebih buruk, menunjukkan konotasi negatif, sesuatu yang tampaknya secara moral tercela,” jelas profesor Hai.

Menurut Hai, tren biarkan membusuk itu adalah strategi anak muda untuk melindungi diri mereka dari persaingan yang ketat dan tekanan sosial yang meningkat.

“Tidak ada yang suka digambarkan oleh orang lain sebagai ‘busuk’, tetapi ketika orang menempatkan diri mereka pada posisi yang sangat rendah dan menyebut diri mereka seperti itu (busuk), mereka menyelamatkan diri dari kritikan,” jelas Hai.

Mentalitas biarkan membusuk diyakini terbentuk karena sifat kompetitif pemuda China yang selalu ingin menjadi pemimpin dan memiliki banyak uang.

Yan sendiri mengungkap dia mengikuti tren biarkan membusuk karena harga rumah dan ekspektasi kencan yang tinggi.

Hal yang sama juga dirasakan jutaan pemuda di China, bahkan media sosial China, Xiaohongshu menunjukkan 2,3 juta hasil pencarian dari kata ‘balian’. Kata itu juga terkenal di Bilibili, jejaring sosial video China mirip YouTube.

Semakin terkenalnya kata ‘balian’ sendiri menunjukkan rasa pesimisme dan kekecewaan di kalangan generasi muda Tiongkok. Para ahli pun memperingatkan tren itu dapat membawa dampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi China.

Kompetisi yang makin ketat pun menjadi salah satu alasan penyebaran tren "biarkan membusuk".

“Beberapa dekade lalu, ketika kami pertama kali memulai reformasi dan kebijakan keterbukaan, banyak pekerjaan dan peluang tersedia karena ambang batas untuk pekerjaan rendah. Orang-orang merasa menghasilkan uang itu mudah. Tetapi periode ini telah berakhir setelah sekitar 40 tahun,” jelas profesor Shi Lei.

“Sekarang ini resume yang lebih baik untuk memenuhi permintaan pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan, yang mempersulit beberapa orang untuk mencari pekerjaan, dan telah menciptakan lonjakan jumlah mahasiswa pascasarjana,” lanjutnya.

Bagi Lei, tren "biarkan membusuk" berlebihan dan memenuhi atmosfer sosial media sehingga mampu membawa dampak. Namun bagi anak muda China yang ikut tren itu, ‘bailan’ memungkinkan mereka untuk hidup nyaman dan mengikuti hobi-hobi mereka.

“Sejak kecil saya diajari untuk rajin dan pantang menyerah. Tapi saya menemukan di masa dewasa ini sangat melelahkan. Mengapa kita tidak bisa melambat? Mengapa kita harus selalu berjuang untuk maju?,” jelas Yan.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lelah dan Stres Kerja, Para Anak Muda Pilih Tinggal di Panti 'Jompo' Cari Ketenangan
Lelah dan Stres Kerja, Para Anak Muda Pilih Tinggal di Panti 'Jompo' Cari Ketenangan

Fenomena kaum muda pilih tinggal di panti jompo semakin marak di Tiongkok. Diduga akibat kelelahan bekerja.

Baca Selengkapnya
Tren Aneh Anak Muda China: Pelihara Biji Mangga Seperti Hewan Peliharaan
Tren Aneh Anak Muda China: Pelihara Biji Mangga Seperti Hewan Peliharaan

Anak-anak muda sedang dilanda tren aneh: memelihara biji mangga layaknya hewan peliharaan.

Baca Selengkapnya
Para Sarjana di China Makin Kesulitan Dapat Kerja
Para Sarjana di China Makin Kesulitan Dapat Kerja

Para lulusan sarjana hingga pascasarjana yang tak kunjung menadpat kerja menciptakan tren "anak-anak berekor busuk."

Baca Selengkapnya
Bukti Anak Muda Makin Enggan Kredit Rumah
Bukti Anak Muda Makin Enggan Kredit Rumah

Mayoritas warga China hanya punya tabungan di bawah Rp400 juta.

Baca Selengkapnya
Dampak 'Manis' Ekonomi China Lesu, Warganya Lebih Pilih Wisata Domestik
Dampak 'Manis' Ekonomi China Lesu, Warganya Lebih Pilih Wisata Domestik

Prospek karier bagi kaum muda di China telah meredup.

Baca Selengkapnya
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya
Tekanan Pekerjaan di China Tinggi, Muncul Tren Jasa Pacar Sehari
Tekanan Pekerjaan di China Tinggi, Muncul Tren Jasa Pacar Sehari

Bisnis seperti ini mengandung risiko berubah menjadi prostitusi atau transaksi layanan seksual.

Baca Selengkapnya
Ternyata Gen Z China Saat Ini Kurang Tertarik dengan Brand Mewah, Ini Alasannya
Ternyata Gen Z China Saat Ini Kurang Tertarik dengan Brand Mewah, Ini Alasannya

Tren ini disebabkan kemerosotan ekonomi di China yang mengurangi jumlah konsumen kelas menengah.

Baca Selengkapnya
Bukan Kucing, Kini Anak Muda China Keranjingan Pelihara Biji Mangga Berbulu
Bukan Kucing, Kini Anak Muda China Keranjingan Pelihara Biji Mangga Berbulu

Anak-anak muda di China tengah keranjingan memelihara biji mangga layaknya anjing atau kucing.

Baca Selengkapnya
Mengenal Istilah Cancel Culture
Mengenal Istilah Cancel Culture

Di Indonesia, penggunaan istilah ini sepertinya lebih ramai di media sosial, khususnya di kalangan generasi milenial muda dan Gen-Z.

Baca Selengkapnya
Di China, Sedang Trend Telinga Peri yang Menonjol dan Dianggap Salah Satu Simbol Kecantikan
Di China, Sedang Trend Telinga Peri yang Menonjol dan Dianggap Salah Satu Simbol Kecantikan

Baru-baru ini tren aneh kembali muncul di China, yakni tren telinga peri. Yuk, simak fakta lengkap tentang tren operasi plastik telinga peri ini!

Baca Selengkapnya