Ternyata Gen Z China Saat Ini Kurang Tertarik dengan Brand Mewah, Ini Alasannya
Tren ini disebabkan kemerosotan ekonomi di China yang mengurangi jumlah konsumen kelas menengah.
Merek-merk mewah saat ini kurang diminati masyarakat China. Sejumlah merk kenamaan bahkan mengaku penjualan mereka menurun drastis.
Tren "laoqianfeng" adalah padanan estetika uang lama di Barat. Tren ini dicirikan oleh pakaian dan aksesori yang sederhana dan berkualitas tinggi, serta menghindari kegilaan logo.
-
Kenapa IQ Generasi Z menurun? Penurunan ini diduga terkait dengan ketergantungan yang berlebihan pada ponsel dan internet.
-
Mengapa rumah mewah di Shenyang tak laku? Mengutip The Sun, mansion ini dibangun pada tahun 2010 oleh perusahaan properti raksasa Greenland Group. Belum jelas mengapa proyek pembangunan mansion elit tersebut dihentikan. Namun, penduduk setempat meyakini jika proyek tersebut sarat dengan praktik korupsi.
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Apakah Gen Z itu? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Mengapa Gen Z kesulitan cari kerja? Beberapa orang percaya bahwa Generasi Z mengalami kesulitan dalam pasar kerja karena mereka dianggap terlalu selektif dan membutuhkan dalam hal pekerjaan.
-
Di mana pangsa pasar iPhone di China menurun? Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
Germano mengatakan bahwa pergeseran ke arah kemewahan yang tenang sebagian besar disebabkan oleh kemerosotan ekonomi di China yang telah mengurangi jumlah konsumen kelas menengah yang bercita-cita tinggi yang tertarik pada logo yang berani dan mencolok.
"Seiring dengan kembalinya Gen Z untuk berbelanja barang-barang mewah dan pertumbuhan kelas menengah di kota-kota non-tier-1, mungkin akan ada kebangkitan logo yang lebih berani."
Namun, kecil kemungkinan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat, dengan ekonomi Tiongkok yang hanya tumbuh sebesar 4,7 persen pada kuartal kedua tahun 2024 dan tidak mencapai perkiraan pertumbuhan analis sebesar 5,1 persen.
Konsumsi yang lemah menjadi penyebab utama perlambatan, dengan penjualan ritel hanya tumbuh 2 persen pada bulan Juni dari tahun lalu, menurut Bloomberg.
Nama-nama mewah internasional seperti Burberry, Hugo Boss, dan Swatch telah melaporkan penjualan yang rendah pada kuartal terakhir.
Penjualan Burberry di daratan Tiongkok turun 21 persen dari tahun ke tahun pada kuartal terakhir. Pada saat yang sama, Hugo Boss mengatakan dalam laporan keuangan awal Q2 pada tanggal 15 Juli bahwa pasar utama seperti Tiongkok dan Inggris "sangat menantang."
Dan LVMH milik Bernard Arnault, perusahaan induk Louis Vuitton, Dior, dan Givenchy, mengalami penurunan penjualan kuartal kedua sebesar 14 persen dari tahun ke tahun, tidak termasuk Jepang.
Kendati demikian masih ada sejumlah produk unggulan yang masih diminati gen Z China.Melansir Business Insider, Antonello Germano, seorang manajer wawasan konsumen China di Daxue Consulting, menjabarkan produk-produk apa saja yang masih diminati Gen Z China, berikut daftarnya;
Gucci GG Marmont
Germano memilih barang-barang terpopuler dengan menganalisis angka penjualan di situs e-commerce China TMall, tren di platform media sosial China Xiaohongshu, dan pengecer online Dewu
Merk ini fokus pada kategori tas tangan karena selalu menyumbang sebagian besar penjualan barang mewah di China dan sepatu karena merupakan segmen yang sedang naik daun.
Germano mengatakan ada pergeseran ke arah kemewahan yang tidak mencolok. Koleksi tas Gucci GG Marmont, yang dirilis pada tahun 2016, menampilkan tas tangan berukuran kecil hingga sedang dengan harga mulai dari USD980 hingga USD3.980. Koleksi tersebut menempatkan emblem "GG" khas Gucci di bagian depan dan tengah, sehingga langsung dapat dikenali.
Germano mengatakan Gen Z China tertarik pada nilai merk, budaya, sejarah, dan desain yang unik.
"Mereka menyukai merek yang sedang tren atau 'populer', lebih cenderung memilih merek khusus, dan menunjukkan minat pada barang mewah antik atau bekas," kata Germano.
Gucci Horsebit 1955
Koleksi Gucci Horsebit 1955, yang harganya berkisar antara USD1.200 hingga USD4.300, tidak memiliki emblem "GG" dan desainnya lebih halus. Menurut Germano, pembeli Gen Z China kurang berorientasi pada logo dibandingkan generasi orang tua mereka.
"Mereka melampaui atribut fisik barang mewah, mencari pengakuan dari rekan-rekan mereka, mengikuti tren, dan mengekspresikan nilai-nilai mereka," kata Germano.
Ia menambahkan bahwa, sebaliknya, generasi milenial dan Gen X memprioritaskan fitur nyata barang mewah, seperti nama merek, warisan, dan kualitas produk. Konsumen China yang lebih tua ini tertarik pada merek-merek besar yang dikenal.
Germano mengatakan koleksi Horsebit 1955 dan GG Marmont adalah "beberapa koleksi Gucci yang paling ikonik."
"Saya tidak heran koleksi ini begitu populer di China, terutama sekarang karena konsumen menyukai barang mewah yang tak lekang oleh waktu dan mempertahankan nilai," katanya.
Saint Laurent Niki Medium
Tas ini dijual seharga USD3.150. Tas sederhana dan ramping dengan rantai logam ini berasal dari rumah mode mewah Prancis Saint Laurent. Germano mengatakan bahwa meskipun merek-merek China sedang naik daun, merek-merek internasional seperti Saint Laurent masih menguasai pasar mewah di Mewah. Menurut Germano, tas Saint Laurent dan Gucci "dianggap sebagai pilihan yang aman" bagi konsumen China.
"Merek-merek lokal tidak menikmati kualitas dan prestise yang sama seperti merek-merek Barat," katanya.