Terkuak, Ini Alasan Barang-Barang Buatan China Harganya Murah dan Laku Keras
Selain murah, barang buatan asal China juga dikenal karena kualitasnya yang bersaing
Selain murah, barang buatan asal China juga dikenal karena kualitasnya yang bersaing.
Terkuak, Ini Alasan Barang-Barang Buatan China Harganya Murah dan Laku Keras
Rahasia Barang Buatan China Harganya Murah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dengan mudahnya menemukan barang-barang yang diproduksi China. Umumnya barang yang dihasilkan Negeri Tirai Bambu tersebut memiliki harga yang lebih murah.
Selain murah, barang buatan asal China juga dikenal karena kualitasnya yang bersaing. Tak ayal, jika produk asal China tersebut laku dipasaran.
Lantas apa yang membuat harga barang asal China bisa lebih murah tersebut?
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, harga barang-barang yang diproduksi China bisa lebih murah tak lepas dari campuran tangan pemerintahnya.
Pertama, kebijakan bunga pinjaman murah bagi UMKM. Sementara itu, bunga pinjaman bagi UMKM Indonesia termurah berkisar 5 persen dari program kredit usaha rakyat (KUR).
Di luar KUR rata-rata bunga pinjaman bagi UMKM di atas 20 persen.
"Nah, jadi satu apa yang di China mereka bisa jadi produsen yang efektif karena suku bunga pinjaman bagi UMKM juga rendah sekali," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (8/9).
Selain itu, pemerintah China juga memfasilitasi UMKM setempat untuk bermitra dengan perusahaan berskala besar melalui Taobao Village.
Taobao village merupakan desa-desa yang terkait dengan program Rural Taobao dari salah satu perusahaan e-commerce terbesar China, Alibaba Group.
"Program Taobao Village atau kampung Taobao itu menjadi satu terintegrasi, jadi dengan logistik yang terintegrasi dengan bahan baku terintegrasi. Sehingga, jadi lebih efisien biaya logistiknya," ujar Bhima.
Selanjutnya biaya logistik China juga jauh lebih murah ketimbang Indonesia.
Bhima mencatat, biaya logistik dan transportasi di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, yakni 23,5 persen. Padahal di negara lain, angkanya kurang dari 15 persen.
"Jadi dari sisi ongkir (UMKM Indonesia) sudah gak bisa berdaya saing," pungkasnya.
Banyak Produk China di TikTok Shop, Menkop Teten: Jangan Bohongi Saya
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Teten Masduki menemukan bisnis lintas batas atau cross border di TikTok Shop Indonesia melalui project S TikTok Shop.Ini seperti yang pertama kali mencuat di Inggris.
"Sekarang mereka klaim produk yang dijual bukan produk luar. Kata siapa, ketika saya mau bikin kebijakan subsidi untuk UMKM di online waktu Covid-19, semua pelaku e-Commerce tidak bisa memisahkan mana produk UMKM mana produk impor. Yang mereka bisa pastikan adalah yang jualan di online adalah UMKM dan mereka tidak bisa pastikan produknya ini, jadi jangan bohongi saya," kata Teten beberapa waktu lalu.
Pemerintah melihat fenomena project S TikTok Shop di Inggris akan merugikan pelaku UMKM jika masuk ke Indonesia. Project S TikTok Shop dicurigai menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di China.
"Di Inggris itu 67 persen algoritma TikTok bisa mengubah behavior konsumen di sana dari yang tidak mau belanja jadi belanja. Bisa mengarahkan produk yang mereka bawa dari China. Mereka juga bisa sangat murah sekali," kata Teten.
TikTok Shop dinilainya menyatukan media sosial, platform belanja lintas batas dan retail online. Dari 21 juta pelaku UMKM yang terhubung ke ekosistem digital, mayoritas yang dijual di online adalah produk dari China.