Ketegangan Memuncak, Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
Israel dan Hizbullah saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Hizbullah mengancam akan menyerang Israel jika pelanggaran terus terjadi.
Ketegangan di perbatasan antara Israel dan Lebanon kembali meningkat setelah Hizbullah dan Israel saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 November 2023. Gencatan senjata yang diharapkan dapat mengakhiri konflik berdarah yang telah berlangsung selama dua bulan ini kini berada dalam kondisi yang sangat rentan.
Hizbullah, melalui Sekretaris Jenderalnya Naim Qassem, memberikan peringatan tegas bahwa "kesabarannya mungkin habis" terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Qassem juga menegaskan bahwa Hizbullah berhak untuk menentukan waktu dan cara mereka merespons pelanggaran-pelanggaran tersebut. Pernyataan ini menjadi sinyal yang jelas bahwa Hizbullah tidak akan tinggal diam jika Israel terus mengabaikan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
Situasi semakin memanas dengan adanya laporan dari UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon, yang menyatakan bahwa Israel telah melanggar gencatan senjata "sekitar 100" kali. UNIFIL bahkan melaporkan bahwa Israel telah menghancurkan properti milik UNIFIL serta infrastruktur Angkatan Bersenjata Lebanon. Pelanggaran-pelanggaran tersebut berpotensi mengancam stabilitas kawasan dan dapat memicu kembali terjadinya konflik bersenjata antara kedua pihak.
Hizbullah: "Kesabaran Kami Ada Batasnya"
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, memberikan tanggapan terhadap kritik yang menyatakan bahwa Hizbullah diam terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Israel. Ia menegaskan bahwa organisasi tersebut memiliki pendekatan tersendiri dalam menghadapi situasi ini.
"Kesabaran kita (mengenai pelanggaran gencatan senjata oleh Israel) mungkin akan habis atau mungkin akan terus berlanjut seperti sekarang ... dan ketika kami memutuskan untuk bertindak, Anda akan segera melihatnya," ungkapnya, dikutip dari situs resmi AA, Sabtu (4/1/2025). Qassem juga menekankan bahwa gencatan senjata hanya berlaku di kawasan selatan Sungai Litani.
Ia menyerukan kepada pemerintah Lebanon dan semua pihak terkait untuk menahan tindakan Israel serta memastikan penerapan perjanjian gencatan senjata. Peringatan yang disampaikan oleh Qassem ini menunjukkan bahwa Hizbullah tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas jika Israel terus melanggar kesepakatan yang telah disepakati.
Israel: Hizbullah Harus Mundur
Di sisi lain, Israel memberikan peringatan bahwa gencatan senjata dengan Hizbullah bisa gagal jika kelompok tersebut tidak menarik diri melewati Sungai Litani di Lebanon selatan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa untuk perjanjian gencatan senjata dapat terwujud, Hizbullah harus melakukan penarikan penuh ke seberang Sungai Litani.
"Jika Hizbullah tidak mundur melewati Sungai Litani, tidak akan ada kesepakatan," tegas Katz. Ia juga menambahkan bahwa Israel berkomitmen untuk menegakkan perjanjian gencatan senjata tersebut dan memastikan penduduk di utara dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.
UNIFIL: Israel Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata
Pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai UNIFIL di Lebanon melaporkan bahwa Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata "sekitar 100" kali. Dalam laporannya, UNIFIL mengidentifikasi berbagai bentuk pelanggaran, termasuk penghancuran properti milik UNIFIL dan infrastruktur Angkatan Bersenjata Lebanon.
UNIFIL menegaskan bahwa "penghancuran yang disengaja dan langsung oleh Pasukan Pertahanan Israel baik terhadap properti UNIFIL yang dapat diidentifikasi dengan jelas maupun infrastruktur milik Angkatan Bersenjata Lebanon merupakan pelanggaran mencolok terhadap resolusi 1701 (resolusi tahun 2006 yang menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Israel dan Hizbullah) dan hukum internasional."
Saling Menuduh dan Mengancam
Kedua pihak, yaitu Israel dan Hizbullah, saling menyalahkan terkait pelanggaran perjanjian gencatan senjata. Israel mengklaim bahwa Hizbullah tidak menarik pasukannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, sementara Hizbullah menuduh Israel telah melakukan serangan dan provokasi di wilayah Lebanon selatan.
Situasi ini menciptakan ketegangan yang sangat tinggi dan berpotensi memicu terulangnya konflik bersenjata. Ancaman dari Hizbullah untuk mengambil tindakan tegas jika Israel terus melanggar perjanjian gencatan senjata semakin memperburuk kondisi di kawasan tersebut. Dalam konteks ini, kedua belah pihak harus mencari solusi damai agar tidak terjadi eskalasi lebih lanjut.
Menuju Perdamaian yang Rentan
Gencatan senjata yang awalnya diharapkan dapat membuka jalan menuju perdamaian kini berada dalam situasi yang sangat kritis. Tudingan dan ancaman yang saling dilontarkan antara Israel dan Hizbullah mengindikasikan bahwa stabilitas perdamaian di wilayah tersebut masih sangat rentan.
Untuk menjaga agar gencatan senjata ini tetap bertahan, diperlukan komitmen dan keseriusan dari kedua pihak, ditambah dengan dukungan dari komunitas internasional. Tanpa adanya upaya diplomatik yang berkelanjutan dan kebijakan yang bijaksana, cita-cita perdamaian di perbatasan Israel-Lebanon akan terus menjadi harapan yang sulit dicapai.
Apakah ada perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah?
Perjanjian gencatan senjata mengharuskan adanya penghentian konflik, penarikan pasukan Israel dari wilayah selatan Lebanon, serta pemindahan Hizbullah ke sisi lain Sungai Litani. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Siapa yang akan memediasi gencatan senjata tersebut?
Gencatan senjata ini difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diresmikan melalui Resolusi 1701 yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB. Dengan adanya resolusi ini, diharapkan konflik yang berlangsung dapat segera mereda dan menciptakan kondisi yang lebih stabil bagi semua pihak yang terlibat.
Apa saja pelanggaran yang dilaporkan dilakukan oleh Israel?
Menurut laporan, Israel telah terlibat dalam sejumlah pelanggaran, yang mencakup penghancuran fasilitas UNIFIL serta infrastruktur yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Lebanon.
Apa saja ancaman yang disampaikan oleh Hizbullah?
Hizbullah memberikan peringatan bahwa mereka akan melakukan tindakan keras jika Israel tidak menghentikan pelanggaran terhadap gencatan senjata.
Apa peluang perdamaian antara Israel dan Hizbullah?
Kesempatan untuk mencapai perdamaian masih rentan dan memerlukan kesungguhan dari kedua pihak yang terlibat, serta bantuan dari masyarakat internasional.