Makin Pro-Israel, Trump Perintahkan Aktivis Mahasiswa Pro-Palestina Ditangkap dan Dideportasi
Tahun lalu, para mahasiswa di berbagai universitas di AS menggelar demonstrasi menentang dukungan AS kepada Israel atas genosida di Gaza.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Rabu (29/1), berisi arahan kepada badan-badan federal untuk menemukan dan mendeportasi aktivis pro Palestina yang bukan warga negara AS, yang menggelar demonstrasi di kampus-kampus menentang genosida Israel di Gaza tahun lalu.
“Saya akan mengeluarkan perintah yang jelas kepada Jaksa Agung saya untuk secara agresif mengadili ancaman teroris, pembakaran, vandalisme, dan kekerasan terhadap orang Yahudi Amerika,” jelas Gedung Putih mengutip ucapan Trump pada Rabu pagi, dikutip dari The Cradle, Kamis (30/1).
“Kepada semua penduduk asing yang bergabung dalam protes pro-jihadis, kami memberi tahu Anda: di 2025, kami akan menemukan Anda, dan kami akan mendeportasi Anda. Saya juga akan segera membatalkan visa pelajar semua simpatisan Hamas di kampus-kampus, yang telah dipenuhi dengan radikalisme yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian bunyi lembar perintah eksekutif tersebut.
Trump menambahkan dalam surat perintahnya, Departemen Kehakiman akan “menumpas vandalisme dan intimidasi pro-Hamas” dan “menyelidiki dan menghukum rasisme anti-Yahudi di perguruan tinggi dan universitas sayap kiri dan anti-Amerika.”
Perintah eksekutif tersebut mengharuskan para pemimpin badan federal dan departemen untuk “memberikan Gedung Putih rekomendasi dalam waktu 60 hari mengenai semua otoritas kriminal dan sipil yang dapat digunakan untuk melawan antisemitisme."
Dewan Hubungan Amerika-Islam menyampaikan dalam pernyataannya, perintah eksekutif tersebut merupakan “serangan yang tidak jujur, berlebihan, dan tidak dapat dilaksanakan terhadap kebebasan berpendapat dan kemanusiaan rakyat Palestina.”
“Sudah waktunya bagi Presiden Trump untuk menjalankan agenda America First, bukan agenda Israel First,” jelas pernyataan tersebut.
Tahun lalu, para mahasiswa di berbagai universitas di AS menggelar demonstrasi menentang dukungan AS kepada Israel atas genosida di Gaza. Bahkan para mahasiswa berkemah selama berhari-hari di kampus mereka, menuntut penarikan investasi dari perusahaan-perusahaan Israel. Sebuah studi yang diterbitkan Mei lalu oleh Armed Conflict Location & Event Data (ACLED) menemukan 97 persen demonstrasi berlangsung damai.