Makna di Balik Kain Keffiyeh dan Pohon Zaitun sebagai Simbol Bangsa Palestina
Keffiyeh dan pohon zaitun memiliki makna mendalam bagi perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel.
Makna di Balik Kain Keffiyeh dan Pohon Zaitun sebagai Simbol Bangsa Palestina
Sejak agresi Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober, aksi solidaritas untuk Palestina berlangsung di ratusan kota di seluruh dunia. Para demonstran membawa simbol-simbol unik, termasuk memakai keffiyeh, kain penutup kepala khas hitam-putih.Keffiyeh atau kuffiya, adalah kain katun berbentuk persegi dan berpola hitam putih, menjadi simbol perlawanan Palestina. Dipakai baik laki-laki dan perempuan Palestina, keffiyeh memiliki variasi pola yang melambangkan beberapa makna.
Dikutip dari Al Jazeera, ada tiga pola yang umum menjadi corak dalam keffiyeh.
- Pola daun zaitun: melambangkan ketekunan, kekuatan, dan ketahanan.
- Pola jala atau jaring ikan: melambangkan nelayan Palestina dan hubungan masyarakatnya dengan Laut Tengah.
- Pola tebal: melambangkan jalur perdagangan dengan pedagang tetangga Palestina.
Selain menjadi penutup kepala, keffiyeh bisa dipakai dengan berbagai gaya, seperti syal, shemagh, atau gaya tradisional yang disampirkan di leher. Keffiyeh juga dapat digunakan sebagai scarf yang dililitkan di leher atau dilingkarkan dan diikat di pinggang.
Foto: AFP
Kain ini awalnya dipakai orang-orang di seluruh Timur Tengah untuk melindungi diri dari matahari. Namun, keffiyeh juga populer selama Pemberontakan Arab melawan pemerintahan kolonial Inggris pada 1930-an.
Keffiyeh juga menjadi ciri khas Yasser Arafat, pemimpin Palestina yang telah tiada. Dia mengenakannya dengan cara dilipat segitiga dan disampirkan di atas bahunya hingga menutupi kepalanya.
Foto: AFP
Saat ini, keffiyeh diadopsi secara global sebagai simbol solidaritas, digunakan oleh individu, aktivis, dan organisasi untuk mendukung Palestina. Kain ini menjadi ungkapan simbolis yang menggambarkan identitas dan perlawanan unik dari rakyat Palestina.
Sementara itu, pohon zaitun mempunyai akar sejarah dan budaya yang kuat di Palestina. Cabang-cabang pohon zaitun telah dikaitkan dengan perdamaian dan kemakmuran selama berabad-abad.Pohon-pohon yang tumbuh dengan kuat dapat mengatasi berbagai masalah seperti kekeringan, suhu di bawah nol, embun beku, bahkan kebakaran. Pohon ini melambangkan ketahanan Palestina melawan penjajahan Israel dan hubungan mereka dengan tanah air.
Budidaya pohon zaitun sangat memainkan peran penting dalam perekonomian Palestina melalui produksi minyak zaitun, sabun, dan lainnya.
Sebanyak 80.000 hingga 100.000 keluarga Palestina menggantungkan hidupnya pada panen zaitun sebagai sumber penghasilan mereka. Musim panen zaitun berlangsung setiap tahun sekitar bulan Oktober dan November. Secara tradisional, musim panen merupakan saat yang penuh perayaan dan kegembiraan. Namun, pembatasan ketat dan serangan pemukim dari Israel menghapus hal tersebut.
Namun, pembatasan ketat dan serangan pemukim dari Israel menghapus hal tersebut.
Lebih dari 5.000 pohon zaitum milik warga Palestina di Tepi Barat rusak dalam lima bulan pertama di tahun 2023, menurut PBB.
“Hari ini saya datang dengan membawa ranting zaitun di satu tangan dan senjata pejuang kemerdekaan di tangan lainnya. Jangan biarkan ranting zaitun jatuh dari tanganku. Aku ulangi, jangan biarkan ranting zaitun itu jatuh dari tanganku,” ujar Yasser Arafat yang saat itu menjabat sebagai pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dalam pidatonya yang ditunjukan kepada Majelis Umum PBB pada tahun 1974.
Selain itu, dalam kesenian Palestina, pohon zaitun merupakan tema utama dan sering kali dikaitkan di dalamnya, seperti seniman Sliman Mansour yang kerap memperlihatkan pohon zaitun dalam lukisannya.