Sejarah Di Balik Simbol Buah Semangka, Cara Netizen Mendukung Palestina
Buah semangka menjadi simbol perlawanan dan solidaritas warga dunia untuk Palestina.
Di berbagai media sosial, hingga demonstrasi jalanan, buah semangka menjadi simbol perlawanan terhadap kekejaman Israel.
Sejarah di Balik Simbol Buah Semangka, Cara Netizen Mendukung Palestina
Gambar buah semangka dalam berbagai bentuk menjadi cara netizen menyuarakan dukungannya untuk Palestina. Dalam beberapa pekan terakhir, penggunaan emoji ini kian masif. Di berbagai media sosial, hingga demonstrasi jalanan, buah semangka menjadi simbol perlawanan terhadap kekejaman Israel.
Sejarah buah semangka sebagai simbol pengganti bendera Palestina pertama kali muncul di tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Kala itu Israel juga bertempur dengan negara-negara tetangga, termasuk Mesir, Suriah, dan Yordania dalam perang enam hari.
Israel melarang keras pengibaran bendera Palestina di depan umum untuk membatasi nasionalisme Palestina dan Arab karena dianggap sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.
Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai pengganti benderanya. Sebab ketika dibelah, buah semangka memiliki warna nasional bendera Palestina yaitu merah, hitam, putih, dan hijau.
Buah tersebut juga digunakan dalam demonstrasi menentang pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, di mana para pengunjuk rasa membawa irisan semangka sebagai pengganti bendera.
Pada tahun 1993 Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Perjanjian Oslo merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Setelah perjanjian tersebut, New York Times mengakui bahwa semangka menjadi simbol selama masa pelarangan bendera. Dalam sebuah artikel, jurnalis New York Times bernama John Kifner menulis bahwa di Jalur Gaza, para pemuda pernah ditangkap karena membawa potongan semangka, yang melambangkan warna merah, hitam, dan hijau Palestina.
Pada tahun 2007, setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan karya seni bernama "Kisah Semangka" sebagai kontribusi untuk buku berjudul "Subjective Atlas of Palestine". Pada tahun 2013, ia memilih satu cetakan dari karya tersebut dan menamainya "Warna Bendera Palestina", sejak itu pula semangka semakin dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia sebagai simbol yang identik dengan Palestina.
Di sisi lain, buah semangka juga termasuk dalam bagian daftar masakan dan budaya Palestina. Tanaman buah semangka biasa ditanam di seluruh tanah Palestina, dari Jenin sampai Gaza dan seringkali menjadi hidangan yang populer di Gaza Selatan.
Biasanya, warga setempat menikmati sajian Fatet Ajer, makanan khas Palestina yang berisi semangka mentah, terong, paprika, dan tomat yang telah dipanggang dan direbus, kemudian disajikan di atas roti pipih dengan minyak zaitun. Variasi salad semangka juga sering disajikan sebagai meze di seluruh Mediterania (dalam resep Mesir, Yunani, dan Palestina).
Makna Simbol dan Warna Semangka
Dikutip dari berbagai sumber warna-warna di buah semangka diartikan dalam beberapa bagian.
Kulit semangka: Berwarna hijau dan putih mewakili warna bendera Palestina yang memaknai warna putih sebagai warna dinasti Kekhalifahan Umayyah dan Fatimiyah yang memerintah selama 90 tahun, mereka mengartikan putih sebagai warna simbolis untuk pengingat pertempuran pertama Nabi Muhammad di Baghdad.
Sedangkan warna hijau dinilai identik dengan Islam, khususnya warna yang melambangkan kesetiaan kepada Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad SAW.
Buah semangka: Berwarna merah yang juga terdapat di bendera Palestina diartikan sebagai bentuk kemenangan suku Muslim Arab di Afrika Utara dan Spanyol. Suku-suku Arab yang berpartisipasi dalam penaklukan Afrika Utara juga membawa bendera merah yang menjadi simbol penguasa Islam Andalusia.
Biji semangka: Berwarna hitam merepresentasikan bendera Palestina yang dimaknai oleh Dinasti Abbasiyah sebagai simbol duka atas Kekhalifahan Rasyidin (empat sahabat Nabi Muhammad) yang terbunuh dan sebagai peringatan Pertempuran Karbala.