Memahami Akar Konflik Terbaru di Libya yang Tewaskan 32 Orang
Merdeka.com - Pertempuran terburuk selama dua tahun di Libya tiba-tiba merembet ke ibu kota, Tripoli, pada Sabtu. Bagaimana sebenarnya konflik dan kekerasan tersebut bermula? Berikut uraiannya, dikutip dari Al Arabiya, Senin (29/8).
Konflik mengemuka ketika kelompok-kelompok lokal mengambil posisi berbeda dalam pemberontakan 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi.
Upaya transisi demokrasi meluncur di luar kendali ketika kelompok-kelompok bersenjata membangun basis kekuatan lokal dan menyatukan faksi-faksi politik yang bersaing, merebut kendali atas aset-aset ekonomi.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Kapan konflik di Bosnia meletus? Perang di Bosnia meletus 1992-1995. 100 Ribu orang menjadi korban Konflik bersenjata terjadi di wilayah pecahan Yugoslavia.
-
Di mana Nakba terjadi? Peristiwa Nakba dimulai dengan serangan militer dari pasukan Zionis terhadap desa-desa dan kota-kota Palestina.
-
Kapan Nakba terjadi? Peristiwa Nakba, yang secara harfiah berarti 'bencana' dalam bahasa Arab, merupakan pengusiran massal terhadap ratusan ribu warga Palestina pada tahun 1948.
-
Kapan kekerasan itu terjadi? Tzuyang menyebut bahwa mantan pacarnya memiliki rekaman ilegal atau molka tentang dirinya. Ancaman tersebut membuatnya terus hidup dalam ketakutan selama lima tahun.
Setelah pertempuran Tripoli pada 2014, satu faksi termasuk sebagian besar anggota parlemen pindah ke timur dan mengakui Khalifa Haftar sebagai kepala militer, dan membentuk pemerintahan paralel.
Sebuah perjanjian yang didukung PBB mendorong pengakuan internasional terhadap pemerintah di Tripoli. Faksi Khalifa Haftar di timur menolak perjanjian tersebut dan Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Haftar menyerang Tripoli pada 2019.
Faksi bersenjata di Libya barat mendukung pemerintah Tripoli melawan faksi Haftar dan mereka berhasil memukul mundur serangan Haftar di 2020 dengan bantuan Turki. Kemudian terjadi gencatan senjata dan proses perdamaian baru yang didukung PBB.
Kemudian dibentuk pemerintahan baru, Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) di bawah Perdana Menteri Abdulhamid al-Dheibah yang ditugaskan menggelar pemilu nasional pada Desember 2021, tapi tidak ada kesepakatan terkait aturan pemungutan suara. Proses perdamaian itu pun gagal.
Di Libya timur, parlemen mengumumkan pemerintahan Dheibah tidak sah dan menunjuk pemerintahan baru yang dipimpin Fathi Bashagha. Dheibah menolak keputusan tersebut, mengatakan dia hanya akan menyerahkan kekuasaan setelah pemilu.
Sementara itu faksi Libya barat bergabung melawan Haftar agar tidak masuk ke Tripoli dan menilai Bashagha memang layak menduduki jabatan tersebut.
Bashagha berusaha memasuki Tripoli tak lama setelah ditunjuk pada Maret, tapi faksi pro Dheibah menghalangi konvoinya menuju Tripoli. Dia berusaha lagi pada Mei, tapi meninggalkan Tripoli setelah terjadi baku tembak.
Berbulan-bulan kemudian, aliansi dan koalisi di antara faksi-faksi Tripoli bergeser saat Dbeibah dan Bashagha mencoba untuk menarik pemain kunci. Di jalan-jalan Tripoli, angkatan bersenjata saling bergesekan di wilayah masing-masing.
Ketika pertempuran meletus antara dua kelompok pada Jumat malam, faksi-faksi yang bersekutu dengan Bashagha mulai meningkatkan serangan terkoordinasi dalam upaya baru untuk menempatkannya di ibu kota. Namun langkah tersebut gagal dan rupanya membuat Dbeibah semakin bercokol di ibu kota.
Beberapa politikus mengusulkan pembentukan pemerintahan baru yang dapat diterima semua pihak, namun kemungkinan besar akan coba ditolak Dbeibah.
Sementara itu, diplomasi terhenti dan kesepakatan tentang bagaimana mengadakan pemilihan sebagai solusi abadi untuk perselisihan politik Libya terlihat semakin jauh dari sebelumnya.
Upaya internasional untuk menengahi kesepakatan terhambat oleh ketidaksepakatan di antara negara-negara yang terlibat dan di antara faksi-faksi lokal yang diyakini banyak orang Libya ingin menghindari pemilu untuk mempertahankan kekuasaan.
Warga Libya yang berjumlah hampir 7 juta orang takut periode negosiasi dan penentuan posisi berikutnya, hanya akan kembali mengakibatkan pecahnya kekerasan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedikitnya 150 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya dikhawatirkan menjadi korban dalam bencana yang disebabkan oleh Badai Daniel.
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah karena kerusakan yang ditimbulkan cukup parah.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang ini terjadi setelah badai Mediterania bernama Daniel melanda wilayah Timur Libya, dengan Derna menjadi kota yang paling parah terkena dampaknya.
Baca SelengkapnyaInsiden ini berselang sehari setelah ledakan pager menewaskan belasan orang dan melukai 2.800 warga.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel di Lebanon selatan semakin brutal hingga mengakibatkan ratusan korban penduduk sipil tewas.
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas disebut bisa bertambah hingga 20.000 jiwa mengingat banyaknya kawasan yang tersapu banjir.
Baca SelengkapnyaTempat ibadah dan fasilitas publik selalu menjadi sasaran kebrutalan Israel.
Baca SelengkapnyaBombardir serangan udara Israel telah membuat kondisi wilayah Lebanon selatan terlihat porak-poranda. Suasananya seperti Gaza.
Baca SelengkapnyaKota Derna di Libya menjadi wilayah yang paling parah terkena sapu banjir bandang usai Badai Daniel.
Baca SelengkapnyaSerangan udara Israel di Lebanon telah membunuh hampir 500 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Baca SelengkapnyaPasukan Hizbullah menembakkan 340 rudal ke Tel Aviv dan pangkalan angkatan laut Ashdod di Israel. Mereka menggunakan rudal canggih dan drone serang.
Baca SelengkapnyaTeror pager pertama terjadi pada Selasa (17/9) sekitar pukul 15.30 waktu Lebanon.
Baca Selengkapnya