"Mereka Percaya Alquran dan Tidak Akan Menyakiti Kami", Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan Hamas
Salah satu lansia Israel yang ditawan Hamas mengungkapkan Hamas memperlakukan mereka dengan baik.
Dua perempuan lansia Israel dibebaskan Hamas pada Senin atas dasar "alasan kemanusiaan".
"Mereka Percaya Alquran dan Tidak Akan Menyakiti Kami", Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan Hamas
Pasukan perlawanan Palestina, Hamas, membebaskan dua warga Israel yang mereka tawan sejak 7 Oktober. Dua perempuan lansia ini terlihat sehat.
Foto: Anadolu Agency
Dalam video viral yang beredar, salah satu lansia menyalami anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, saat akan memasuki mobil yang akan membawanya pulang ke Israel.
Foto: X/@MairavZ
Yocheved Lifshitz (85) mengaku mendapat perlakukan baik selama menjadi tawanan Hamas.
Lifshitz mengungkapkan kepada wartawan, Hamas mengirim seorang dokter untuk memantau kesehatannya dan memberi obat-obatan sesuai kebutuhannya.
Sumber: Anadolu Agency
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka percaya pada Al-Quran dan tidak akan menyakiti kami," ungkap Lifshitz.
Foto: Janis Laizans/Reuters
Lifshitz menambahkan, Hamas yang menculiknya memenuhi kebutuhannya.
“Kami makan roti, keju putih, dan mentimun, sama seperti mereka.”
Saat ditanya mengenai alasannya dia berjabat tangan dengan salah satu anggota Hamas saat dibebaskan, dia menjawab karena mereka “Memperlakukan kami dengan baik dan mengurus semua kebutuhan kami.”
Pada Senin malam, Brigade Al-Qassam mengumumkan mereka telah membebaskan dua tawanan Israel, Yocheved Lifshitz dan Nurit Cooper (79) atas "alasan kemanusiaan yang mendesak." Pembebasan ini dilakukan melalui mediasi dengan Qatar dan Mesir.
Hal Ini merupakan pembebasan tawanan Israel kedua sejak konflik dimulai pada 7 Oktober. Sebelumnya dua warga negara Amerika yang dibebaskan Hamas.