Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mesin Propaganda Terdahsyat dalam Sejarah Itu Bernama Media Sosial

Mesin Propaganda Terdahsyat dalam Sejarah Itu Bernama Media Sosial Ilustrasi media sosial. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Aktor Sacha Baron Cohen melontarkan kritik pedas pada Facebook dan sejumlah platform media sosial besar lainnya, menyebutnya sebagai mesin propaganda terdahsyat dalam sejarah. Kritik pedas itu disampaikan dalam sebuah pidato berapi-api pada Kamis malam pekan lalu.

Pidato dalam acara pertemuan puncak Liga Anti-Fitnah, aktor yang menggunakan peran satirnya seperti Borat, Bruno dan Ali G untuk menyoroti fanatisme di seluruh dunia - menguak perusahaan teknologi yang tidak melakukan upaya cukup dalam menekan ujaran kebencian dan teori konspirasi.

"Sekarang di seluruh dunia, para pemimpin menarik naluri terburuk kita," Cohen memulai pidatonya.

"Satu hal cukup jelas bagi saya: Semua kebencian dan kekerasan ini adalah difasilitasi oleh segelintir perusahaan internet yang menjadi mesin propaganda terbesar dalam sejarah," katanya, dilansir dari laman NBC News, Selasa (26/11).

Berikut video pidato Sacha Baron Cohen yang menyebut media sosial mesin propaganda terdahsyat dalam sejarah:

Cohen menyebut pemimpin Facebook, Twitter, YouTube, Google yang mengizinkan penyebaran konten kebencian dan tidak akurat berkembang biak melalui algoritma. Pada algoritma inilah perusahaan tersebut bergantung yang membuat pengguna mereka tetap terlibat.

"Itulah kenapa hoaks mengungguli berita fakta," ujarnya.

"Ocehan orang gila tampaknya sama kredibelnya dengan temuan pemenang Hadiah Nobel," imbuhnya.

Facebook Membantah

Facebook awalnya menolak menanggapi pidato Cohen. Kemudian pada Jumat, perusahaan tersebut mengatakan Cohen keliru menginterpretasikan kebijakan Facebook.

"Ujaran kebencian sebenarnya telah dilarang di platform kami. Kami melarang orang-orang yang menganjurkan kekerasan dan kami menghapus siapapun yang memuji dan mendukungnya. Tak ada - termasuk politikus - bisa menganjurkan atau mempromosikan kebencian, kekerasan atau pembunuhan massal di Facebook," jelas Facebook dalam sebuah pernyataan.

Saat Cohen menyinggung bahwa perusahaan media sosial telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi konten tak layak di platform mereka, dia menyebut langkah-langkah itu 'kebanyakan dangkal' saat dia secara khusus menyerang bos Facebook, Mark Zuckerberg.

Dia menyebut pidato Zuckerberg di Universitas Georgetown bulan lalu menggelikan, menurutnya Zuckerberg keliru memotret persoalan ketika dia mengatakan regulasi lebih ketat pada Facebook akan berdampak pada kemampuannya menjadi platform berpendapat dan inklusi.

"Ini bukan persoalan membatasi kebebasan orang berpendapat. Ini soal memberikan orang, termasuk beberapa orang bermasalah di muka bumi ini, platform terbesar dalam sejarah untuk menjangkau sepertiga planet ini. Kebebasan berpendapat bukanlah kebebasan untuk meraih itu," jelasnya.

Membandingkan Facebook dan Restoran

Aktor asal Inggris itu membandingkan Facebook dengan restoran mewah dan mengatakan perusahaan internet seharusnya memiliki tanggung jawab yang sama dengan bos restoran terkait perlindungan konsumen."Jika seorang neo-Nazi masuk ke sebuah restoran dan mulai mengancam pelanggan lain dan mengatakan akan membunuh Yahudi, apakah pemilik restoran, sebuah perusahaan swasta, perlu melayaninya dengan delapan jenis hidangan elegan?" kata Cohen."Tentu tidak. Pemilik restoran punya hak, dan, memang, saya akan memperdebatkan tanggung jawab moral, untuk menendang keluar Nazi itu. Dan begitu pula perusahaan-perusahaan internet ini," lanjutnya.Cohen tak sendiri dalam hal ini. Juga pada Kamis, mantan Presiden AS, Barack Obama mengatakan perusahaan teknologi ini berkontribusi memecah belah masyarakat."Sebagian yang terjadi adalah orang tidak tahu mana yang benar dan tidak, dan mana yang harus dipercaya dan tidak dipercaya," ujarnya kepada CEO Salesforce, Marc Benioff dalam sebuah konferensi di San Francisco."Itulah andil kenapa kita mengalami begitu banyak kekacauan dalam budaya politik. Tapi hal itu tak hanya berdampak pada politik. Kita saling menjauh satu sama lain dengan cara yang berbahaya," lanjutnya, sebagaimana dilaporkan CNBC.Cohen berpendapat, platform media sosial harus memiliki peraturan ketat, sebagaimana perusahaan lainnya."Dalam setiap industri, sebuah perusahaan dapat dimintai pertanggungjawaban ketika produk mereka cacat. Ketika mesin terbakar atau sabuk pengaman tak berfungsi, perusahaan mobil menarik puluhan ribu kendaraan yang biayanya miliaran dolar. Tampaknya adil untuk mengatakan kepada Facebook, YouTube dan Twitter, Produk Anda rusak, Anda berkewajiban memperbaikinya tidak peduli berapa pun biayanya dan tidak peduli berapa banyak pegawai yang perlu Anda rekrut'," jelasnya."Tujuan utama bermasyarakat harus dipastikan bahwa orang-orang itu tidak menjadi sasaran, tidak dilecehkan dan tidak dibunuh karena siapa mereka, dari mana mereka berasal, siapa yang mereka cintai atau bagaimana mereka berdoa. Jika itu tujuan kita - jika kita memprioritaskan kebenaran daripada kebohongan, toleransi daripada prasangka, empati daripada ketidakpedulian dan para ahli daripada orang bodoh - maka mungkin, mungkin saja, kita dapat menghentikan mesin propaganda terhebat dalam sejarah," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu

Beberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya

Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya
Infografis: Satu Tahun Genosida Israel di Gaza
Infografis: Satu Tahun Genosida Israel di Gaza

Kemarin adalah tepat satu tahun perang genosida Israel dimulai di Gaza, Palestina

Baca Selengkapnya
Netizen Serukan Boikot Film Captain America Terbaru karena Promosikan Israel dan Normalisasi Kekerasan terhadap Rakyat Palestina
Netizen Serukan Boikot Film Captain America Terbaru karena Promosikan Israel dan Normalisasi Kekerasan terhadap Rakyat Palestina

Seruan boikot muncul setelah Marvel merilis trailer film tersebut.

Baca Selengkapnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya

Buzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS
X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS

Elon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.

Baca Selengkapnya
X Diprediksi Bangkrut Imbas Elon Musk Marah-Marah, Ini Alasannya
X Diprediksi Bangkrut Imbas Elon Musk Marah-Marah, Ini Alasannya

Elon Musk marah setelah banyak perusahaan besar menarik iklan di platform X.

Baca Selengkapnya
Mayoritas Unggahan di Internet Kecam Israel dalam Perang di Gaza, Ini Data Globalnya
Mayoritas Unggahan di Internet Kecam Israel dalam Perang di Gaza, Ini Data Globalnya

83 Persen Unggahan di Internet Kecam Israel dalam Perang di Gaza

Baca Selengkapnya
Taktik Busuk Propaganda Ramadan ala Israel di Gaza, Bikin Warga Justru Melawan
Taktik Busuk Propaganda Ramadan ala Israel di Gaza, Bikin Warga Justru Melawan

Taktik Busuk Propaganda Ramadan ala Israel di Gaza, Bikin Warga Justru Melawan

Baca Selengkapnya