Militer Myanmar tembaki etnis Rohingya hendak mengungsi ke Bangladesh
Merdeka.com - Kejinya perlakuan militer Myanmar terhadap etnis minoritas muslim Rohingya yang selama ini dianggap sulit dibuktikan kini terungkap. Setelah jumlah serdadu Myanmar dikirim ke Negara Bagian Rakhine, kini para prajurit itu tega menembaki orang Rohingya tak bersenjata saat hendak mengungsi di perbatasan dengan Bangladesh.
Dilansir dari laman AFP, Minggu (27/8), awak media menyaksikan langsung bagaimana warga Rohingya hendak menyeberang ke pintu perbatasan Ghumdhum di Bangladesh dihujani peluru hingga mortir. Tentara Myanmar bahkan menggunakan senapan mesin diarahkan ke sekelompok pengungsi Rohingya di wilayah perbukitan dekat pintu perbatasan.
"Mereka menembaki warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak, yang bersembunyi di perbukitan dekat zona netral. Mereka tiba-tiba saja menembakkan senapan mesin dan mortir, dan tidak berunding dengan kami," kata Kepala Pos Penjaga Perbatasan Bangladesh, Manzurul Hassan Khan.
-
Dimana Rohingya dijemput? Andi menjelaskan, warga Aceh ini menjemput pengungsi Rohingya di sekitar perairan laut Sabang.
-
Apa itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Bagaimana Rohingya diangkut? Pengungsi diangkut menggunakan satu mobil pikap dan dua truk ke kantor Gubernur Aceh yang beralamat di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh, sekitar pukul 20.30 WIB, Minggu malam (10/12).
-
Kenapa Rohingya diselundupkan? Mereka diminta mengerjakan pekerjaan ilegal itu oleh seorang agen penyelundup di Malaysia.
-
Dimana Rohingya ditampung? 'Mereka pengungsi Rohingya ini akan ditempatkan di kamp pramuka oleh Satgas Provinsi,' kata Muhammad Iswanto.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
Perwakilan Dewan Rohingya Eropa, Anita Schug, berkedudukan di Kota Solothurn, Swiss, menyatakan mereka memiliki rekaman kekejian pasukan Myanmar itu.
"Militer Myanmar bersama kelompok ekstrem Rakhine membawa senjata tajam menyerang warga sipil Rohingya yang tidak bersenjata," kata Anita.
Warga Rohingya mencoba mengungsi setelah pecah bentrokan antara kelompok pemberontak Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) dan militer Myanmar pada Jumat lalu. Akibatnya 92 orang tewas, termasuk 12 tentara. ARSA menyatakan serangan mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap tentara Myanmar yang melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap etnis Rohingya. Sedangkan pemerintah Myanmar menggolongkan ARSA sebagai kelompok teroris.
"Banyak warga Rohingya mencoba menyeberang ke negara kami, tetapi kebijakan kami tidak bisa membolehkan satu pun dari mereka datang," kata Wakil Komisioner Distrik Cox Bazar, sebuah wilayah Bangladesh di dekat perbatasan, Mohammad Ali Hossain.
Meski begitu, petugas perbatasan Bangladesh biasanya mengizinkan mereka memasuki wilayahnya, meski pada mulanya mencoba berlagak galak. Suarat letusan senjata dari pertempuran antara pihak pemberontak dan militer Myanmar masih bisa terdengar dari kejauhan. Beruntung kemarin kondisi wilayah itu diguyur hujan lebat, sehingga petugas perbatasan Bangladesh membiarkan penduduk Rohingya lewat. Menurut dokter di perbatasan, seorang lelaki Rohingya berusia 25 terkena luka tembak akhirnya meninggal beberapa jam setelah tiba di perbatasan.
Posisi sekitar 1,1 juta etnis muslim Rohingya benar-benar terjepit. Myanmar menolak mengakui mereka sebagai warga negara, dan Bangladesh menyatakan mereka adalah pendatang gelap.
Mereka dianggap sebagai etnis minoritas mengalami persekusi paling parah di dunia. Sedangkan Myanmar juga dikategorikan sebagai salah satu negara pelanggar hak asasi manusia di dunia. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaKetiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaAksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.
Baca SelengkapnyaSebanyak 152 orang etnis Rohingya asal Myanmar terdampar di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaTiga pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan warga Kota Lhokseumawe, masing-masing berinisial RM (50), HU (41) dan DA (25).
Baca SelengkapnyaTiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaSaat penggeledahan, ditemukan 15 unit ponsel dan smartphone. Para pemiliknya rata-rata pengungsi perempuan.
Baca SelengkapnyaKasus ini pun sudah dilimpahkan dari Polsek Cisolok ke Satreskrim Polres Sukabumi.
Baca Selengkapnya