Orang Barat Berbondong-Bondong ke Jepang untuk BelajarJadi Ninja, Alasannya Tak Terduga
Ada sekitar 400 pelajar ninja aktif di Jepang dan lebih dari setengah juta di dunia internasional.
Ada sekitar 400 pelajar ninja aktif di Jepang dan lebih dari setengah juta di dunia internasional.
Orang Barat Berbondong-Bondong ke Jepang untuk Belajar Jadi Ninja, Alasannya Tak Terduga
Budaya Jepang memiliki jangkauan internasional yang sangat kuat, seperti yang ditunjukkan oleh umur panjang para ninja, yang telah memikat imajinasi orang-orang dari generasi ke generasi selama berabad-abad.
Ninja sangat terkenal sehingga orang-orang di seluruh dunia menjalani pelatihan intensif untuk mempelajari teknik "ninjutsu", atau seni bela diri yang memadukan pertarungan dengan fitur-fitur yang secara tradisional dikaitkan dengan ninja, seperti spionase.
Pada Mei, sekitar 60 siswa menghadiri kelas yang diselenggarakan oleh Bujinkan, sebuah organisasi seni bela diri yang terkenal mengajarkan keterampilan kuno ninja.
Kelompok tersebut mengatakan sebagian besar peserta adalah pria bule.
Pete Reynolds adalah orang Amerika berusia 57 tahun yang telah berlatih dengan Bujinkan selama 38 tahun. Dia pindah ke Jepang pada tahun 2000 dan sekarang menjadi instruktur senior di dojo organisasi yang terletak di Nezu, Prefektur Chiba di tepi timur pulau utama Jepang, Honshu.
“Secara umum, kebanyakan orang Jepang melihat seni bela diri sebagai sesuatu yang kuno dan bahkan agak tidak keren,” kata Reynolds, dilansir South China Morning Post, Kamis (13/6).
Ia memperkirakan ada sekitar 400 pelajar ninja aktif di Jepang dan lebih dari setengah juta di dunia internasional. Reynolds mengatakan motivasinya mempelajari ninjutsu bukanlah untuk menjadi seorang pembunuh, tetapi untuk unggul di dojo dan menerapkan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dia mengatakan pelajaran yang dia pelajari selama bertahun-tahun telah diintegrasikan ke dalam hampir setiap aspek kehidupannya.
“Ajaran yang diturunkan kepada saya telah menjadi bagian integral dari inti filosofi hidup. Oleh karena itu, saya melakukan yang terbaik untuk menjadi contoh hidup bagi anak-anak saya, mereka yang berlatih bersama saya, dan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya.
Sejarah tradisional ninja menyatakan bahwa mereka adalah tipe pejuang yang berspesialisasi dalam peperangan tidak konvensional, seperti infiltrasi, sabotase, dan pembunuhan. Mereka pertama kali muncul ketika samurai memperoleh kekuasaan besar dalam pemerintahan Jepang mulai abad ke-12.
Para pejuang dilatih dalam berbagai keterampilan, termasuk pertempuran bersenjata, strategi militer, dan bahkan lebih banyak lagi bidang akademis, seperti meteorologi dan geometri. Mereka menjadi terkenal karena menggunakan tipu daya dan keheningan untuk mengejutkan lawannya.
Di masa lalu, ninjutsu diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga atau dari seorang guru ke beberapa murid terpilih. Sekarang siswa dapat belajar ninjutsu di institusi ninja dan melanjutkan studi serta mendapatkan gelar master dalam “studi ninja” dari Universitas Mie di Iga, Prefektur Mie di pantai timur Honshu.
Kepala sekolah terakhir yang berhubungan langsung dengan ninja tradisional, yang dibubarkan selama Restorasi Meiji (1868-1889),
adalah Jinichi Kawakami (75), direktur kehormatan Museum Ninja Iga-ryu.
Kawakami meluncurkan serangkaian kelas online pada tahun 2021 dalam upaya menyelamatkan latihan ninjutsu, yang diyakininya berada di ambang kepunahan.
Ninja sering muncul di drama TV dan film. Salah satu produk yang paling populer adalah Kura-kura Ninja Mutan Remaja kartun, di mana empat protagonis penyu yang bermutasi secara genetik mempelajari teknik ninjutsu untuk melawan kekuatan jahat.
