Pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar dinilai terlalu prematur
Merdeka.com - Para pengungsi Rohingya di Bangladesh direncanakan dipulangkan ke Myanmar mulai pekan depan. Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok pembela hak asasi menyangsikan rencana repatriasi ini.
Sekitar 750 ribu warga Rohingya mengungsi dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, ke Bangladesh akibat kekerasan dilakukan militer dan massa bersenjata sejak Agustus lalu.
Pemerintah Bangladesh dan Myanmar pekan ini bertemu guna membahas pemulangan atau repatriasi warga Rohingya. Mereka akhirnya sepakat memulai proses repatriasi yang dijadwalkan berlangsung selama dua tahun.
-
Dimana Rohingya dijemput? Andi menjelaskan, warga Aceh ini menjemput pengungsi Rohingya di sekitar perairan laut Sabang.
-
Dimana Rohingya mau berangkat ke Malaysia? Rencananya mereka akan menyebrang ke Malaysia melalui Kepulauan Panipahan Darat, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil.
-
Dimana Rohingya ditampung? 'Mereka pengungsi Rohingya ini akan ditempatkan di kamp pramuka oleh Satgas Provinsi,' kata Muhammad Iswanto.
-
Siapa yang mau bawa Rohingya ke Malaysia? Polisi mencurigai mereka sebagai TKI ilegal yang mau diberangkatkan. 'Informasinya ada dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Kemudian mereka diperiksa, ternyata ada orang dari etnis Rohingya juga,' jelas Andrian.
-
Bagaimana Rohingya diangkut? Pengungsi diangkut menggunakan satu mobil pikap dan dua truk ke kantor Gubernur Aceh yang beralamat di Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh, sekitar pukul 20.30 WIB, Minggu malam (10/12).
-
Kenapa Rohingya melarikan diri? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kemarin mengatakan kepada wartawan, lembaga PBB UNHCR harus diizinkan untuk membantu menjamin proses pemulangan ini memenuhi standar internasional.
"Masih banyak yang harus dibangun dan perlu upaya besar rekonsiliasi untuk menjamin seluruh proses berjalan seperti seharusnya," kata Gutteres, seperti dilansir laman CBC, Kamis (18/1).
Lembaga Amnesty International bahkan menyebut proses pemulangan pengungsi ini terlalu prematur dan riskan.
"Dengan ingatan akan pemerkosaan, pembunuhan, dan penyiksaan masih segar di benak mereka, rencana kepulangan mereka ke Myanmar terlalu dini," kata Direktur Amnesty wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, James Gomez, dalam pernyataannya.
"Kerangka waktu pemulangan mereka yang ditetapkan hari ini dibuat tanpa berkonsultasi dengan para pengungsi Rohingya dan tidak ada jaminan mereka mau kembali secara sukarela," kata Gomez.
Ratusan pengungsi Rohingya kemarin menggelar aksi demonstrasi di Bangladesh sebagai tanda penolakan atas repatriasi yang direncanakan pemerintah Myanmar dan Bangladesh.
Mereka menolak dipulangkan lantaran situasi di Myanmar khususnya di desa mereka tinggal tidak lagi sama seperti dulu. Banyak pemukiman yang sudah dibakar habis oleh tentara dan massa. Mereka menuntut agar diberi kewarganegaraan dan jaminan keamanan sebelum dipulangkan kembali ke Negara Bagian Rakhine.
"Kami ingin zona aman di Arakan (Rakhine) sebelum repatriasi," kata seorang pengungsi bernama Mohibullah, dikutip dari AFP, Jumat (19/1).
"Kami ingin pasukan penjaga perdamaian PBB di Arakan, dan kami juga ingin hak asasi dan kewarganegaraan. Kami tidak ingin dipulangkan tanpa jaminan hidup," lanjutnya.
Pemerintah Myanmar mengatakan para pengungsi yang kembali nantinya akan diproses sebelum ditempatkan ke penampungan sementara selagi rumah mereka dibangun. Kamp sementara itu akan berada di Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, dengan kapasitas 30 ribu orang di 625 bangunan.
Saat ini sebetulnya sudah ada kamp pengungsi di Myanmar. Juru bicara UNICEF Marixie Mercado awal bulan ini mengecam kondisi pengungsi di sana setelah melakukan kunjungan. Sebanyak 60 ribu anak yang tinggal di penampungan itu tidak mendapat perawatan kesehatan, mereka mengalami gizi buruk parah.
Harian the Daily Star menyebut militer Myanmar sudah mengirimkan daftar 1.300 nama kepada otoritas Bangladesh yang mereka klaim sebagai anggota militan Rohingya, ARSA.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaMenurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia
Baca SelengkapnyaNelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan jumlah pengungsi etnis Rohingya terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan bantuan tersebut akan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaViral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Baca SelengkapnyaSebanyak 156 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca Selengkapnya