Penelitian sebut sering foto selfie bisa bikin sakit jiwa
Merdeka.com - Anda doyan foto selfie? Penelitian berikut bisa jadi peringatan kecil. Menurut sebuah study dilakukan oleh Universitas Ohio, Amerika Serikat, ternyata mereka yang hobi narsis punya potensi kelainan jiwa.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (8/1), semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali selebritas atau warga biasa, jika dia kerap selfie dan mengunggahnya di sosial media bisa dipastikan mereka sedikit mengalami gejolak dalam jiwanya. Jika lelaki yang sering melakukan ini berarti dia tengah merasa keren, gaya, demi mencari empati.
Pria doyan selfie bahkan memiliki tingkat anti-sosial buruk, demikian dikatakan asisten profesor bidang komunikasi, Jesse Fox.
-
Apa yang diungkapkan melalui selfie? 'Kami cukup terkejut dengan apa yang diungkapkan melalui teori pikiran, sebab selfie bisa menjadi cara yang canggih untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikiran. Ini membuktikan bahwa selfie merupakan cara yang efektif dalam berkomunikasi,' jelas Schneider.
-
Bagaimana peneliti mengklasifikasikan gaya selfie? Dalam proses penelitian, para ilmuwan mengumpulkan data berdasarkan hasil selfie yang disebut sebagai selfiecity, dimana mereka memotret diri sendiri sebanyak 1.001 foto secara langsung atau menggunakan tongkat selfie. Foto tersebut diambil dari 132 partisipan dengan menggunakan algoritma untuk memilih 15 foto selfie secara acak untuk dinilai oleh setiap peserta.
-
Mengapa peneliti Jerman meneliti selfie? Namun, untuk kegunaannya dalam hal komunikasi ternyata hal ini menarik para ilmuwan untuk melakukan penelitian.
-
Siapa yang melakukan penelitian selfie? 'Meskipun istilah selfie sudah ada sejak 200 tahun dalam dunia fotografi dan lebih dari 500 tahun dalam lukisan. Namun, kini belum ada yang memiliki klasifikasi jelas mengenai berbagai jenis selfie dan kegunaannya,' jelas Tobias Schneider, peneliti Frontiers in Communication dan Mahasiswa sekolah Pascasarjana Ilmu Afektif dan Kognitif Bamber.
-
Mengapa Raisa percaya diri dengan foto selfie nya? Tampil Percaya Diri Keindahan Raisa terpancar hingga ke pori-porinya, dan dia bahkan percaya diri menunjukkan foto selfie yang natural tanpa menggunakan filter Instagram.
-
Mengapa pengguna Snapchat khawatir dengan fitur 'My Selfie'? Meski pihak Snapchat menyatakan bahwa fitur ini hanya digunakan untuk keperluan pribadi pengguna, ada kekhawatiran bahwa perusahaan dapat menggunakan gambar ini untuk iklan di masa depan, sesuai dengan kebijakan penggunaan data mereka.
Menurut Fox selfie bukanlah suatu kesombongan hendak memamerkan diri, lebih parah dari itu, mereka yang suka foto narsis punya masalah psikis berhubungan dengan rasa ingin terlihat pintar, menarik, dan lebih baik dari orang lain.
"Ini melanda para pria dan wanita di usia 18-40 tahun. Lelaki paling sering merekayasa foto mereka agar lebih terlihat mempesona. Mereka punya peluang menjadi psikopat ketimbang perempuan," ujar Fox.
Sementara selfie bagi kaum hawa bisa berakibat depresi lantaran melihat diri mereka tak menarik. Untuk wanita dengan kelebihan berat badan bisa juga langsung diet asal-asalan.
Perkembangan jejaring sosial belakangan ini membuat banyak orang lebih memperhatikan penampilan mereka dan ini akar masalah yang akhirnya bisa menjadikan seseorang sakit jiwa.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istilah Body Shaming kini semakin dikenal, mari bersama pelajari lebih lanjut penjelasannya berikut ini.
Baca SelengkapnyaPenderita BDD sering merasa cemas dan terobsesi dengan kekurangan yang dirasakan pada tubuhnya.
Baca SelengkapnyaMitos tentang sering bercermin menunjukkan ketertarikan manusia terhadap refleksi diri dan identitas.
Baca SelengkapnyaPercaya diri berlebih bisa dibilang narsis? Jangan sampai salah, simak ciri-ciri narsistik di artikel berikut!
Baca SelengkapnyaPick me artinya adalah seseorang yang bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan persetujuan dari orang lain, terutama dari lawan jenis.
Baca SelengkapnyaJangan sering dipelihara karena bisa mengganggu kualitas hidupmu!
Baca SelengkapnyaHati-hati, terlalu banyak konsumsi konten self-development justru bisa membawa dampak negatif. Ketahui bahayanya agar tidak terjebak dalam siklus berlebihan!
Baca SelengkapnyaPernahkah Anda mengenal istilah impostor syndrome? Istilah ini pada saat ini kembali menjadi perhatian dan penting untuk kita pahami.
Baca SelengkapnyaPenderita gangguan ini biasanya merasa superior, kurang empati terhadap orang lain, dan seringkali memiliki kebutuhan untuk selalu dikagumi.
Baca SelengkapnyaInferiority complex merupakan kondisi yang ditandai rasa percaya diri yang rendah pada seseorang.
Baca SelengkapnyaWalaupun jarang disadari, tanda-tanda iri dan dengki terhadap kebahagiaan orang lain dapat terlihat dari perilaku.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri atau self-esteem yang tinggi penting untuk bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Baca Selengkapnya