Pertama di Dunia, Singapura Pasang Galeri Seni di Bawah Laut Sedalam 7.000 Meter
Galeri seni ini berada di dekat Palung Mariana, lepas pantai Jepang.

Singapura telah menorehkan sejarah baru dalam dunia seni dan teknologi kelautan. Pada Desember 2024, sebuah galeri seni bawah laut terdalam di dunia berhasil dipasang di kedalaman sekitar 7.000 meter di dekat Palung Mariana, lepas pantai Jepang.
Instalasi unik ini merupakan hasil kolaborasi antara seniman dan arsitek Lakshmi Mohanbabu, NuStar Technologies, dan Badan Jepang untuk Ilmu Kelautan dan Teknologi Bumi (JAMSTEC), serta Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura. Proyek ambisius ini tidak hanya menampilkan karya seni menakjubkan, tetapi juga berperan sebagai bagian dari Sistem Jaringan Samudra Padat untuk Gempa Bumi dan Tsunami (DONET), sistem peringatan dini bencana alam di Jepang, seperti dikutip dari laman Earth, Rabu (26/3).
Galeri seni bawah laut ini terdiri dari tiga kubus baja tahan karat yang dirancang secara khusus untuk menahan tekanan ekstrem di kedalaman tersebut. Salah satu kubus bahkan dicetak 3D menggunakan proses manufaktur hibrida mutakhir yang dikembangkan oleh NTU Singapura, mendemonstrasikan inovasi teknologi yang luar biasa. Kelima sisi setiap kubus menampilkan desain artistik yang berbeda, yaitu Nautilus, Primary, Secondary, Windmill, dan Dromenon, yang masing-masing mewakili sembilan elemen eksistensial universal: Kreasi, Siklus Hidup, Warna, Bentuk, Gerakan, Arah, Energi, Ruang, dan Waktu. Desain-desain ini bertujuan untuk menciptakan koneksi universal yang lebih dalam dengan masyarakat global.
Instalasi ini juga merupakan bentuk penghormatan bagi mereka yang terkena dampak bencana alam. Keberhasilan proyek ini dirayakan secara meriah di Galeri ART NOW selama perayaan SG60 (peringatan 60 tahun Singapura), dihadiri oleh Ketua Dewan NTU, Goh Swee Chen, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Nasional. Kehadiran beliau semakin mengukuhkan pentingnya proyek ini bagi Singapura dan dunia seni internasional.
Peringatan Dini Tsunami
Proyek ini merupakan penghormatan bagi semua yang terkena dampak bencana alam. Menurut Mohanbabu, seni memiliki kemampuan unik untuk menghubungkan manusia di kedalaman fisik dan metaforis.
“Dengan Proyek Interaksi Laut Dalam, kami bertujuan untuk menginspirasi perubahan yang berarti dengan menyoroti keberadaan kita yang saling terhubung dengan menyatukan orang-orang melalui perjalanan dan tujuan bersama,” jelasnya.
“Kubus interaksi sebelumnya yang telah mengorbit Bumi di luar angkasa juga akan dikirim ke bulan sebagai bagian dari instalasi seni permanen. Dengan dua instalasi seni ini, Singapura menjadi negara pertama yang memiliki karya seni di bulan dan laut dalam.”
“Tonggak sejarah ini juga merupakan bukti semangat perintis dan kegigihan Singapura saat kita merayakan SG60 tahun ini.”
Sistem kamera laut dalam yang canggih digunakan untuk merekam proses instalasi dan menghasilkan gambar-gambar menakjubkan dari galeri seni di kedalaman samudra yang ekstrem. Gambar-gambar ini akan menjadi arsip berharga bagi penelitian ilmiah dan apresiasi seni di masa mendatang. Keberhasilan proyek ini juga menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuan artistik dan ilmiah yang ambisius.
Lebih dari sekadar karya seni, instalasi ini berfungsi sebagai simbol harapan dan kolaborasi internasional dalam menghadapi ancaman bencana alam. Dengan mengintegrasikan seni ke dalam sistem peringatan dini tsunami, proyek ini menunjukkan bagaimana kreativitas dan inovasi dapat berkontribusi pada keselamatan dan kesejahteraan manusia.
Makna Simbolis
Kelima desain yang menghiasi setiap sisi kubus galeri seni bawah laut memiliki makna simbolis yang mendalam, mewakili elemen-elemen eksistensial universal yang menghubungkan manusia dengan alam semesta. Hal ini menciptakan dimensi baru dalam apresiasi seni, di mana karya seni tidak hanya dinikmati secara visual, tetapi juga dihayati melalui makna filosofis yang terkandung di dalamnya.
Proyek ini juga menandai tonggak sejarah bagi Singapura sebagai negara pertama yang memiliki karya seni di bulan dan di kedalaman laut. Prestasi ini menunjukkan komitmen Singapura terhadap eksplorasi dan inovasi di berbagai bidang, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pusat kreativitas dan teknologi di Asia.