Pria Ini Ditangkap karena Dikira Bawa Kokain, Ternyata Bedak Biasa
Peristiwa ini berlangsung di Kota Mendoza, Argentina, ketika pria itu sedang dalam perjalanan menuju ibu kota, Buenos Aires.
Seorang pria asal Argentina dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan kriminal yang tidak pernah dilakukannya. Polisi mengira bahwa bedak yang dibawanya adalah kokain, dan diperlukan waktu tiga minggu untuk menganalisis kandungan zat tersebut. Pada awal Oktober 2024, Maximiliano Acosta sedang dalam perjalanan menggunakan bus dari kota Mendoza menuju Buenos Aires, sebagaimana dikutip dari laman Oddity Central, Kamis (5/12/2024). Tak lama setelah itu, bus yang ditumpanginya dihentikan di La Paz untuk pemeriksaan rutin oleh petugas kepolisian. Setelah memeriksa barang-barang penumpang, pihak kepolisian menemukan 18 kotak bedak milik Acosta dan menanyakan tentang barang tersebut.
Walaupun Acosta menjelaskan bahwa barang yang dimilikinya adalah bedak untuk keperluan pribadi, polisi tetap menahannya dengan dugaan kepemilikan narkoba. Tes yang dilakukan setelah penangkapannya menunjukkan bahwa 18 kontainer tersebut diduga berisi kokain, sehingga Maximiliano pun dijebloskan ke penjara tanpa ada pemberitahuan kepada keluarganya mengenai situasi yang dihadapinya.
"Sebagai hasil pemeriksaan, petugas mendeteksi bahwa seorang warga membawa wadah bedak talk untuk kebersihan pribadi di barang-barang miliknya," ungkap Gendarmerie dalam pernyataan resmi pada tanggal 2 Oktober. Dalam operasi tersebut, total 2 kilogram dan 444 gram kokain berhasil disita.Operasi ini menjadi penggerebekan besar yang bahkan diunggah oleh Menteri Keamanan Argentina, Patricia Bullrich, di media sosial.
Setelah Maximiliano mengajukan protes, bubuk putih tersebut dikirim ke laboratorium lain untuk diuji ulang, namun ia tetap mendekam di penjara hingga hasil kedua keluar. Pria itu mengklaim bahwa pihak kepolisian tidak memberi tahu keluarganya tentang penangkapannya dan bahwa barang-barangnya yang disita hilang saat ia berada di balik jeruji besi. "Kami menelepon ke mana-mana; kami meminta daftar penumpang. Tidak ada yang tahu apa pun. Kami menghabiskan dua hari tanpa mengetahui di mana Maxi berada," kata ibunya dengan penuh rasa cemas.
Ternyata bedak tersebut adalah bedak biasa
Maximiliano Acosta mengalami penahanan selama 21 hari hingga hasil tes kedua diumumkan. Setelah diperiksa, ternyata bubuk putih yang ditemukan padanya hanyalah bedak biasa, sehingga dia dibebaskan. Namun, alih-alih mendapatkan permohonan maaf, Acosta justru diturunkan di jalan pedesaan dan terpaksa meminta bantuan kepada para pengendara untuk mengantarnya pulang.
Mengenai situasi ini, seorang juru bicara kepolisian menyatakan kepada media bahwa penahanan Acosta merupakan kesalahan yang tidak disengaja. Ia menambahkan bahwa tidak ada masalah dalam proses penyelidikan yang dilakukan, di mana bedak talek sering kali disalahartikan sebagai kokain. Pasukan Keamanan juga mengingatkan bahwa hasil tes bisa memberikan hasil positif palsu. "Sayangnya, hingga ada kepastian, mereka tetap menahannya di penjara," ujar Patricia Bullrich.