Pria ini sosok di balik Trump yang bisa picu Perang Dunia Ketiga
Merdeka.com - Namanya Steve Bannon. Usianya 63 tahun. Jabatannya di Gedung Putih adalah Kepala Dewan Penasihat Presiden Donald Trump. Sebuah jabatan yang membuat dia bisa memberikan petunjuk langsung kepada Trump, termasuk untuk urusan kebijakan luar negeri. Pengaruhnya saat ini sudah terlihat dalam beberapa kebijakan Trump.
Dia juga adalah mantan bos situs berita konservatif beraliran kanan Breitbart News yang mendukung Trump di masa kampanye. Bannon lahir di Virginia pada 1953. Dia pernah bertugas di Angkatan Laut selama empat tahun sebelum lulus dari kampus Harvard bergelar MBA. Dia lalu berkecimpung di dunia investasi perbankan kemudian sukses dalam bidang pembiayaan media.
Pada Juli 2014 Bannon pernah berpidato dan tanya jawab selama 49 menit dalam sebuah konferensi tentang bangkitnya kelompok fanatik agama di Eropa.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa donatur utama Donald Trump di 2024? Salah satu tokoh yang menonjol adalah Miriam Adelson, seorang pengusaha yang dikenal karena dukungannya terhadap politikus konservatif, termasuk mantan Presiden Donald Trump.
-
Siapa yang menembak Donald Trump? Melansir dari The Guardian, Secret Service rupanya langsung menembak mati tersangka penembakan usai menembak ke arah Trump.
Pada saat itu Bannon menyatakan warga Barat penganut Kristen Yahudi berada dalam krisis.
"Kita berada dalam tahap awal konflik yang sangat brutal dan penuh darah," kata dia kala itu, seperti dilansir Middle East Eye, Jumat (10/2).
"Di abad ke 21 kita tengah menghadapi krisisnya gereja dan keimanan kita, krisis negara Barat dan krisis kapitalisme."
Menurut dia, kondisi ini disebabkan meningkatnya sekulerisme di negara Barat dan dua faktor lain yakni Islam dan China.
steve bannon ©new york daily news
Bannon meyakini negara Barat saat ini berada pada tahap awal perang global melawan fasisme Islam dan Barat harus merespons dengan mengambil sikap sangat tegas terhadap Islam radikal.
Dalam wawancara dengan John Guandolo, mantan anggota FBI yang kini jadi aktivis anti-muslim, Bannon mengatakan muslim Amerika tidak punya hak secara konstitusi untuk melakukan apa pun.
Patut dicatat, Bannon adalah penulis dari sebuah film berjudul Negara Islam Amerika yang isinya menyatakan kaum Islamis kini mengambil alih Amerika dengan bantuan media arus utama, Yahudi Amerika, FBI, dan Gedung Putih.
Menurut Bannon Islam adalah agama yang harus terus ditindas.
"Kalau kita melihat sejarah Kristen Yahudi di negara Barat yang berperang melawan Islam, saya meyakini nenek moyang kita berusaha mempertahankan keyakinannya dan menurut saya yang mereka lakukan itu benar," kata dia suatu kali.
Pengaruh Bannon bisa terasa dalam kebijakan Trump soal larangan imigrasi yang belum lama ini ditandatangani dan menuai kontroversi luas.
Dalam soal China, pada Februari tahun lalu ketika mewawancarai ahli teologi Thomas D Williams yang mengelola Breitbart Biro Roma, Bannon mengecam Islam dan China.
"Saat ini ada penyebar Islam dan China. Mereka itu digerakkan dan mereka arogan. Menurut mereka, Kristen Yahudi di negara Barat kini sedang alami kemunduran."
Sebulan kemudian, dalam wawancara dengan sejarawan Lee Edwards, Bannon mengungkapkan "Amerika akan perang di Laut China Selatan dalam waktu lima atau sepuluh tahun lagi."
Bannon kini membawa Amerika dan dunia ke jurang konflik yang bisa memicu Perang Dunia Ketiga.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaPrabowo dinilai sebagai pemimpin yang mampu bersuara di level internasional.
Baca SelengkapnyaWantimpres merupakan lembaga negara yang memiliki struktur sendiri.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto melantik penasihat khusus presiden di Istana Negara
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto melantik Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan pada Selasa (22/10).
Baca SelengkapnyaHerindra sendiri merupakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaElon Musk bisa mendapat keuntungan besar jika Trump kembali menjadi Presiden, dari pajak rendah hingga kontrak pemerintah.
Baca SelengkapnyaLuhut Panjaitan, Dokter Terawan hingga eks Kasad Dudung dilantik menjadi Penasihat Khusus Presiden
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaNama Jenderal Wiranto sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaPidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.
Baca Selengkapnya