Miriam Adelson, Bos Judi Terbesar di Amerika Serikat yang Jadi Donatur Donald Trump
Adelson mengendalikan penuh kerajaan judi di Amerika dan kasino Singapura hingga Makau.
Adelson mengendalikan penuh kerajaan judi di Amerika dan kasino Singapura hingga Makau.
-
Bagaimana Miriam Adelson kaya? Di usianya yang ke-78, Miriam Adelson, seorang tokoh terkemuka di AS, memiliki kekayaan bersih yang cukup besar mencapai USD34,5 miliar atau Rp56,4 triliun (kurs Rp16.376) yang sebagian besar diperolehnya melalui kontribusinya yang signifikan terhadap industri kasino.
-
Dimana bisnis Miriam Adelson? Saat ini, Adelson dan keluarganya mengendalikan lebih dari separuh kerajaan perjudian yang terdaftar di Bursa Efek New York, yang mencakup kasino di Singapura dan Makau.
-
Dimana saja lokasi judi di Amerika? Sejumlah kota di AS yang terkenal dengan aktivitas perjudiannya ialah Las Vegas, New Jersey, Pennsylvania, hingga Delaware.
-
Bagaimana Trump mendukung Israel? 'Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel,' kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Bagaimana Elon Musk bisa mendapat keuntungan dari Trump? Berbagai manfaat yang mungkin didapat Musk mencakup isu regulasi, seperti undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan lingkungan, tarif pajak lebih rendah, dan lebih banyak kontrak pemerintah untuk SpaceX.
Miriam Adelson, Bos Judi Terbesar di Amerika Serikat yang Jadi Donatur Donald Trump
Pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, peran donatur besar dalam kampanye politik kembali menjadi sorotan utama.
Salah satu tokoh yang menonjol adalah Miriam Adelson, seorang pengusaha yang dikenal karena dukungannya terhadap politikus konservatif, termasuk mantan Presiden Donald Trump.
Miriam Adelson dikenal sebagai salah satu donatur utama dalam politik AS, khususnya dalam mendukung kandidat dan partai yang mempromosikan kebijakan pro-Israel dan konservatif.
Dalam konteks Pemilihan Presiden 2024, ia menjadi salah satu pendukung utama mantan Presiden Donald Trump.
Pada tahun 2016 dan 2020, Miriam bersama sang suami Sheldon Adelson secara signifikan menyumbangkan dana untuk kampanye Trump, dengan jumlah yang mencapai jutaan dolar, di mana pada tahun 2020 ia mengucurkan dana sebesar USD20 juta atau setara dengan Rp325 miliar (kurs Rp16.271).
Dukungan finansial mereka terhadap Trump tidak hanya mencakup kampanye presiden, tetapi juga mendukung partai Republik dan kandidat-kandidat lain yang berhaluan konservatif.
Dikabarkan pada pemilihan presiden AS 2024 ini Miriam akan menggelontorkan dana yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Lantas siapakah Miriam Adelson yang akan menggelontorkan dana besar untuk kampanye Trump?
Miriam lahir dengan nama Miriam Farbstein pada tanggal 10 Oktober 1945 di Tel Aviv dari orangtua Yahudi yang melarikan diri dari Polandia pada tahun 1930-an yang saat itu dikenal sebagai Mandat Inggris atas Palestina.
Kakek-neneknya dan keluarga besarnya dilaporkan terbunuh dalam Holocaust.
Dia dibesarkan di kota Haifa, Israel. Seperti semua warga negara Israel, ia menjalani wajib militer di Pasukan Pertahanan Israel saat berusia 18 tahun, bekerja sebagai petugas penelitian medis.
Miriam pun melanjutkan pendidikan dan berhasil meraih gelar sarjana dalam bidang mikrobiologi dan genetika di Universitas Ibrani Yerusalem, kemudian meraih gelar MD di Fakultas Kedokteran Sackler, Universitas Tel Aviv.
Kemudian, ia bekerja sebagai kepala dokter spesialis penyakit dalam di ruang gawat darurat Rumah Sakit Rokach, Tel Aviv.
Pada tahun 1986, ia datang ke Amerika Serikat untuk mempelajari perawatan kecanduan heroin di Universitas Rockefeller, New York.
Pada tahun 1988, saat kuliah di Universitas Rockefeller, ia bertemu dengan Sheldon Adelson penduduk asli Boston yang lahir dari orangtua imigran Yahudi, dan seorang pengusaha yang sedang berkembang.
Pada tahun yang sama saat keduanya mulai berpacaran, Sheldon membeli Sands Hotel and Casino di Las Vegas, yang ia perluas pada tahun 1989 hingga juga mencakup Sands Expo and Convention Center.
Bangunan itu merupakan satu-satunya pusat konvensi yang dimiliki dan dioperasikan secara pribadi di AS.
Pada tahun 1991, keduanya menikah di Yerusalem, dan berbulan madu di Venesia.
Saat itulah Miriam mencetuskan ide mengubah properti Sheldon di Las Vegas menjadi destinasi resor besar yang meniru Venesia, dan menampilkan replika kanal dan istana kota itu.
Selang 5 tahun kemudian, Sheldon merobohkan Sands Hotel and Casino. Tiga tahun kemudian, Venetian dibuka di tempat suci tersebut.
Keberhasilan Sheldon di Vegas hanya menjadi pertanda keberhasilannya di Asia.
Pada tahun 2000-an, ia memperluas bisnis kasino dan pusat konvensinya di seberang Samudra Pasifik, dengan membuka kasino bergaya Las Vegas pertama di China Sands Macao pada tahun 2004.
Pada tahun 2010, Sheldon membuka Marina Bay Sands di Singapura, yang semakin memperluas jejak kasinonya di Asia.
Investasi tersebut membuahkan hasil. Menurut Forbes, Sheldon meningkatkan kekayaan bersihnya sebesar USD15 miliar atau Rp244 triliunmenjadi USD37 miliar atau Rp602 triliun pada tahun 2013 saja, sebagian besar berkat keberhasilan kasino-kasinonya di Asia.
Namun pada tahun 2021, sang suami dikabarkan meninggal dunia dengan mewariskan harta kekayaan yang melimpah.
Di usianya yang ke-78, Miriam memiliki kekayaan bersih yang cukup besar sebesar USD34,5 miliar atau Rp561,3 triliun (kurs Rp16.271).
Sebagian besar kekayaan itu diperolehnya melalui industri kasino.
Sebagai janda Sheldon Adelson, mantan CEO dan Ketua Las Vegas Sands Corp, Miriam tidak hanya mewarisi tetapi juga memperluas warisan mendiang suaminya.
Di bawah kepemimpinannya, perusahaan tersebut telah berkembang pesat secara global, dengan kehadiran yang kuat di destinasi perjudian terkenal.
Saat ini, Adelson dan keluarganya mengendalikan lebih dari separuh kerajaan perjudian yang terdaftar di Bursa Efek New York, yang mencakup kasino di Singapura dan Makau.