Rekayasa foto di Everest, dua polisi ini dilarang mendaki 10 tahun
Merdeka.com - Kasus dua pendaki palsu Gunung Everest yang mencuat pada Juni kemarin berlanjut. Dinesh dan Tarakeshwari Rathod, diketahui adalah anggota polisi India.
Foto mereka mejeng di gunung tertinggi di dunia dituding palsu oleh sejumlah pendaki betulan. Penyelidikan pun dilakukan.
"Investigasi kami membenarkan bahwa puncak yang mereka klaim adalah palsu. Kami menjatuhi hukuman 10 tahun terhadap mereka berupa larangan mendaki gunung di Nepal," kata Kepala Departemen Pariwisata Sudarshan Dhakal, seperti dikutip dari laman ABC.net, Selasa (30/8).
-
Dimana foto mereka diambil? Pasangan ini terlihat begitu bahagia saat melakukan photoshoot di pinggir pantai untuk menyambut kehamilan pertama mereka.
-
Siapa yang berpose bersama dalam pemotretan? Tampil dengan pesona yang memukau, Jo In Sung, Han Hyo Joo, dan Ryu Seung Ryong. Muncul memikat di sampul majalah terkemuka, Rolling Stone Korea.
-
Siapa yang terlibat dalam pemotretan? Beginilah penampilan Tyas Mirasih dan Tengku Tezi dalam sesi pemotretan terbaru mereka bersama MORDEN.
-
Foto apa yang dimaksud? Foto itu ternyata sangat disukai Einstein. Maka dia segera memesan banyak salinan agar dia bisa menandatanganinya dan mengirimkannya ke teman-temannya sebagai lelucon.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Bagaimana bentuk patung pasangan itu? Patung-patung kecil itu terlihat seperti pasangan perempuan dan laki-laki dengan menggendong bayi di pangkuannya. 'Tutup kepala mereka yang berbentuk topi sangat berbeda dari patung-patung yang ditemukan di Ulucak sejauh ini dan tidak ada persamaannya di Anatolia,' kata Cevik.
Foto pasangan tersebut terlihat sangat dipaksakan dan spanduk yang mereka bawa berasal dari pendaki lain.
"Meski sudah berusaha meminta klarifikasi dari mereka, kedua orang itu tidak mau bekerja sama dengan kami selama proses investigasi. Dua sherpa (pemandu pendaki Gunung Everest) juga diketahui melarikan diri," lanjut Dhakal.
Dhakal menegaskan larangan mendaki ini adalah sebagai peringatan kepada pendaki lain yang hendak berbuat curang agar mengikuti etika berlaku.
Banyak dari mereka memanfaatkan sertifikat palsu saat mengaku berhasil menaklukkan gunung setinggi 8,848 meter ini. Mereka kemudian menjadi penulis, pembicara motivator demi mendulang uang.
Dalam catatan musim semi tahun ini, diketahui 456 pendaki termasuk 250 orang asing di berhasil mencapai puncak Everest. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan diketahui, para pendaki itu mendaki tanpa mengantongi izin.
Baca SelengkapnyaSelama perjalanan, mereka mendapati kejadian yang horor dan menegangkan
Baca SelengkapnyaDalam profil akun @rendytoejeh yang juga disebarkan akun X @Pai_C1 diperlihatkan kalau si polisi merupakan anggota Polda Sulawesi Utara (Sulut).
Baca SelengkapnyaBerada di lokasi yang sama, ia justru jadi sasaran empuk geramnya warganet karena dituduh sebagai pelaku. Namun kenyataannya, warganet salah kaprah.
Baca SelengkapnyaPetugas Pos pendakian Gunung Kerinci mengakui rekaman dalam video itu tetapi sudah lama.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial Facebook, seorang polisi selingkuh dengan istri tahananlapas narkotika Tanjung Jabung Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Baca SelengkapnyaPerilaku buruk wisatawan yang foto-foto tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan membuat pihak berwenang di Fujikawaguchiko mengambil tindakan.
Baca SelengkapnyaDua orang bintara dihukum push up oleh Kapolres karena tak bawa istri saat upacara pelantikan kenaikan pangkat.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota lalulintas itu diberikan hukuman squat jump sebanyak 10 kali.
Baca SelengkapnyaGubernur Bali I Wayan Koster membenarkan kejadian tersebut. Dia menjelaskan, dua wisatawan asing yang dipalak berasal dari Sri Lanka.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan sebenarnya video tersebut adalah video lama dan kejadiannya sekitar satu tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya