Spanduk Raksasa 'Yes It's Genocide' Terpampang di Depan Parlemen Inggris
Kelompok demonstran pro-Palestina memasang spanduk itu kemarin.

Kelompok pro-Palestina kemarin memasang spanduk protes raksasa bertuliskan 'Yes It's Genocide' di luar Parlemen Inggris.
Sikap protes yang dilakukan oleh Led by Donkeys, kelompok kampanye politik, itu menampilkan spanduk raksasa berukura 40 x 40 meter yang dibentangkan di lapangan alun-alun Parliament Square.
Dilansir laman the Telegraph, Rabu (4/12), Polisi Metropolitan mengatakan demonstrasi itu sudah selesai dan tidak ada yang ditangkap.
Dalam pernyataan yang bersamaan dengan protes itu, Prof Amos Goldberg, sejawaran Israel mengatakan, "Ya, itu genosida. Dan ketika Anda sampai pada kesimpulan ini, Anda tidak bisa diam saja.
"Tidak perlu harus terlihat seperti Holocaust agar disebut genosida. Setiap genosida bisa tampak berbeda dan tidak semua terlibat pembunuhan jutaan atau keseluruhan etnis.

"Konvensi Genosida PBB secara jelas menyatakan genosida adalah tindakan menghancurkan suatu kelompok secara keseluruhan atau sebagian. Begitulah kata-katanya. Namun, harus ada maksud yang jelas."
Prof Goldberg mengatakan pemerintah Israel, militer, dan media memperlihatkan niat yang sangat jelas untuk menghancurkan Gaza."
Nigel Farage, pemimpin Partai reformasi Inggris mengatakan demonstran pro-palestina itu "seharusnya bisa dihentikan". Sementara wakilnya, Richard Tice menuturkan, "Bayangkan spanduk yang sama bertuliskan 'Israel berhak membela diri' akan bertahan seberapa lama."
Greg Smith, anggota parlemen Inggris untuk Mid Buckinghamshire mengatakan, "Itu protes yang sah dan kemudian jadi begini--benar-benar menyinggung dan salah."
Pada akhir pekan lalu para pendukung Israel melabrak demonstran pro-Palestina di London karena menampilkan spanduk yang membandingkan konflik di Gaza dengan Holocaust.
Spanduk dan baliho semacam itu dikecam sebagai anti-semit.
Kampanye Solidaritas Palestina yang menggelar demo Sabtu lalu mengatakan Inggris terlibat dalam apa yang disebut 'Genosida Israel dan apartheid' Gaza.