Suara Rakyat Kian Nyaring Desak Maduro Lengser dari Kekuasaan
Merdeka.com - Puluhan ribu demonstran di Venezuela turun ke jalan-jalan di Caracas. Mereka mendesak agar Nicolas Maduro turun dari puncak kekuasaan.
"Saya percaya (akhir) kebobrokan akan segera terjadi, pekan ini," kata Barbara Angarita (49) ketika ia dan ribuan demonstran lainnya menyerbut Principal de las Mercedes --alun-alun utama-- di ibu kota itu.
"Kita harus memiliki negara yang merdeka, negara untuk semua rakyat Venezuela dan keturunan kita," lanjutnya berorasi. Demikian dikutip dari The Guardian pada Minggu (3/2).
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
Banyak rakyat Venezuela merasa bahwa akhir dari kekuasaan Maduro kian dekat, mengingat demo-demo besar terus berkembang tidak hanya di Caracas, namun juga di banyak kota-kota lainnya.
"Saya pikir untuk pertama kalinya kita dekat, sangat-sangat dekat. Saya kira inilah yang dirasakan orang-orang di Jerman pada 1989 ketika Tembok Berlin runtuh," kata Sol Castro Cipriano (62), seorang pensiunan profesor universitas lokal.
Valentina Landaeta, seorang wanita pengusaha berusia 22 tahun, mengatakan: "Ini adalah kesempatan terakhir kami, percayalah. Jika pemerintah tidak jatuh sekarang, kekuatan rakyat akan terus mendesak, sekarang atau tidak sama sekali."
Di banyak tempat, para demonstran terus meneriakkan tuntutan agar Nicolas Maduro mundur. Di pusat Caracas, banyak warga bergabung dalam gerakan besar seraya menyanyikan:
"Yo quiero whiskey! Yo quiero ron! Pa celebrar cuando se vaya este cabrón!"
Ungkapan ini, kurang lebih bermakna: "Saya ingin wiski! Saya ingin rum! Untuk merayakan saat si keras kepala ini pergi!"
Sementara itu, Juan Guaido, politikus yang baru-baru ini mendeklarasikan diri sebagai presiden Venezeula yang sah, di mana oleh banyak orang dinilai sebagai simbol terkuat pihak oposisi dalam berjuang menggulingkan Maduro.
Guaido menambahkan bahwa dukungan rakyat akan menjadikan apa yang dia perjuangkan sebagai hal bersejarah dan "tidak dapat ditentikan.
"Saya memiliki kepastian absolut bahwa perubahan sangat dekat di Venezuela," kata Guaido.
Banyak dari para demonstran datang membawa spanduk atau poster manual yang dibubuhi slogan-slogan seperti: "Tidak ada lagi kediktatoran", "Saya berjuang untuk negara saya dan kembalinya anak-anak saya!", serta "Warga senior sudah bosan dengan kebohongan Anda Maduro".
Dalam aksi protes tersebut juga terlihat anak-anak yang sama marahnya terhadap pemimpin mereka saat ini.
"Saya ingin Nicolás turun," kata Joswald Castro, seorang bocah lelaki berusia lima tahun dari sebuah komunitas miskin Caracas bernama El Cementerio.
Ditanya apa alasannya, Castro dengan polsii menjawab: "Supaya kami bisa makan."
Sementara Maria Vallera, dari distrik Petare, sebuah daerah kumuh yang luas di timur Caracas, datang membawa Patung Mariam serya berharap bisa terus mendukung perjuangan oposisi.
"Saya berusia 75 tahun dan saya tidak pernah mengalami mimpi buruk seperti kelaparan, kesengsaraan, dan kelangkaan barang," keluh Vallera. "Ini adalah mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk."
Demonstrasi besar-besaran juga dilaporkan terjadi di Barinas, ibu kota negara bagian tempat mendiang diktator Hugo Chávez lahir dan dibesarkan, serta di Maracaibo, kota terbesar kedua di negara itu.
Di lain pihak, Maduro menyampaikan pesan bernada menantang pada pawai pro-pemerintah di Caracas belum lama ini, yang ditujukan untuk memperingati 20 tahun pelantikan Chavez sebagai presiden, pada 2 Februari 1999.
Maduro menuduh "imperialis" Presiden AS Donald Trump meluncurkan "rencana mengerikan" untuk melengserkan dia, dan merebut sumber daya Venezuela.
"Anda pikir Anda adalah kaisar dunia, bahwa Venezuela akan menyerah dan mematuhi perintah Anda? Tapi ketahuilah ini: Venezuela tidak akan menyerah. Venezuela akan maju. Venezuela memberontak. Venezuela bebas, berdaulat, dan mandiri", ujarnya berapi-api.
"Saya bertanya kepada semua rakyat Venezuela: haruskah kita menyerahkan kedaulatan negara kita kepada para imperialis asing?" Teriak Maduro.
"Tidak!" Teriak kerumunan itu.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi ini berlangsung dengan intensitas yang tinggi. Situasi bertambah panas saat oposisi menentang kemenangan Maduro.
Baca SelengkapnyaMassa menolak kecurangan dalam Pemilu 2024 kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Unjuk rasa tersebut diwarnai dengan aksi bakar ban.
Baca SelengkapnyaNicolas Maduro menantang Elon Musk duet melalui video viral pada Senin (29/7).
Baca SelengkapnyaMereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya massa menuntut untuk menolak hasil Pemilu 2024 yang dianggap penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaMassa dari berbagai aliansi ini bersuara lantang menolak Pemilu curang.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, demonstran menggantung boneka yang mengenakan topeng mirip Jokowi.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaBarikade besi polisi tersebut berjarak sekitar 10 meter di bagian dalam gerbang yang roboh.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca Selengkapnya