Taliban Ampuni Semua Pegawai Pemerintah Afghanistan & Minta Semua Kembali Bekerja

Merdeka.com - Pada Selasa, Taliban mengumumkan amnesti atau pengampunan di seluruh Afghanistan dan meminta perempuan bergabung dalam pemerintahannya. Taliban berusaha menenangkan ketakutan di seluruh ibu kota negara yang dilanda kekacauan ketika ribuan orang berebut naik ke pesawat di bandara Kabul agar bisa melarikan diri dari negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Taliban menyampaikan pengampunan telah diberikan untuk semua dan meminta warga kembali bekerja dan melakukan rutinitas seperti sediakala dengan penuh percaya diri.

Pernyataan dari seorang anggota komisi kebudayan Taliban, Enamullah Samangani, ini merupakan pernyataan pertama terkait pemerintahan dari tingkat federal setelah mereka berhasil merebut sejumlah kota besar, termasuk Kabul.

Walaupun tidak ada laporan tindakan kekerasan besar maupun pertempuran di Kabul, banyak penduduk memilih diam di dalam rumah dan masih takut setelah kelompok pemberontak tersebut mengambil alih penjara yang kosong dan menyita persenjataan.

“Negara Islam (Emirat Islam) tidak ingin perempuan menjadi korban,” ujar Samangani merujuk penyebutan untuk Afghanistan.

“Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan berdasarkan hukum syariat,” lanjutnya, dikutip dari Arab News, Selasa (17/8).

“Struktur pemerintah belum jelas sepenuhnya, tapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan Islam sepenuhnya dan semua pihak harus bergabung.”

Gubernur bank sentral melarikan diri

Gubernur bank sentral Afghanistan, Ajmal Ahmady melarikan diri dari Kabul.

“Pada Minggu saya mulai bekerja. Laporan sepanjang pagi sangat mengkhawatirkan. Saya meninggalkan bank dan meninggalkan para deputi yang bertanggung jawab. Merasa sangat sedih meninggalkan para staf,” ujarnya.

“Tidak harus berakhir seperti ini. Saya muak dengan kurangnya perencanaan oleh kepemimpinan Afghanistan. Melihat di bandara mereka kabur tanpa menginformasikan yang lain.”

Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan pada Minggu ketika Taliban berhasil memasuki Kabul.

Ahmady menumpangi pesawat militer di tengah kekacauan di landasan pacu setelah penerbangan komersial yang dia pesan dipenuhi penumpang. Belum jelas pesawat militer mana yang dia naiki dan tidak menyebutkan tujuannya.

“Ada saling dorong. Beberapa tembakan dikeluarkan. Tapi, kolega dekat saya mendorong saya naik ke pesawat,” ujarnya.

Menurutnya, kurangnya perencanaan dari kepemimpinan Ghani menjadi salah satu faktor runtuhnya pemerintahan.

“Ketika kepergian presiden diumumkan, saya tahu dalam beberapa menit kekacauan akan menyusul. Saya tidak bisa memaafkannya karena melakukan itu tanpa rencana transisi,” jelasnya.

“Dia sendiri punya ide-ide hebat tapi lemah dalam eksekusi. Jika saya berkontribusi dalam hal itu, saya ikut bersalah.”