Warga Pulau Pari, Edi (kiri) dan Asmania berfoto dengan membawa poster 'Keadilan Iklim untuk Pulau Pari' di depan pabrik semen Holcim di Eclepens, Swiss, pada 11 Juni 2023. Edi dan Asmania jauh-jauh mendatangi produsen semen raksasa Swiss untuk melakukan protes.

Holcim dianggap memiliki kontribusi besar pada kerusakan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut sehingga mengancam keberadaan Pulau Pari.

Pada tahun 2022, penduduk Pulau Pari sempat mengajukan gugatan terhadap Holcim. Mereka menuntut kompensasi atas kerusakan iklim.

"Untuk pertama kalinya, sebuah perusahaan Swiss harus bertanggung jawab atas perannya dalam berkontribusi terhadap perubahan iklim di pengadilan," kata Swiss Church Aid, sebuah organisasi LSM yang mengadvokasi keadilan iklim.

Gugatan tersebut merupakan upaya warga Pulau Pari untuk menjaga keberlangsungan pulau dan menghentikan kerugian ekonomi akibat krisis iklim.

Diketahui, kenaikan air laut telah menyebabkan sejumlah tanaman di Pulau Pari tak bisa tumbuh dan merusak sejumlah rumah warga yang terbuat dari kayu dan bambu. Tak hanya itu, kenaikan air laut yang terus terjadi bisa membuat Pulau Pari tenggelam di kemudian hari.