Bocah 8 tahun, Maya Mohammad Ali Merhi, berjalan dengan bantuan kaki palsu di sebuah kamp untuk orang-orang terlantar di Idlib, Suriah, pada 20 Juni 2018. Maya terlahir dalam kondisi tanpa memiliki kaki. Kondisi tersebut dikenal dengan amputasi kongenital, hingga kini penyebabnya belum diketahui.
Asa baru bocah berkaki kaleng asal Suriah
Penyandang Disabilitas
Sementara itu, untuk beraktivitas sehari-hari, Maya terpaksa menggunakan kaki palsu dari tabung plastik dan kaleng ikan buatan sang ayah. Hal tersebut dilakukan lantaran ayahnya, Merhi, tak mampu membelikan kaki prostetik atau kaki buatan.
Namun, kini Maya telah menemukan harapan baru.
Setelah foto-foto yang menampilkan keteguhannya beredar luas, Maya dibawa ke Istanbul, Turki.
Dia kini dirawat oleh dokter spesialis prostetik bernama Mehmet Zeki Culcu.
Maya akan menjalani operasi dan serangkaian terapi.
Dokter Culcu mengatakan, Maya akan bisa berjalan dalam waktu tiga bulan.
Maya saat berada di pangkuan sang ayah yang mengalami kondisi serupa, yakni terlahir dengan amputasi kongenital.
Terinspirasi dari film 'Iron Man', tim peneliti KAIST berhasil mengembangkan robot untuk membantu penderita lumpuh agar bisa berjalan. Simak kecanggihannya!
Baca SelengkapnyaDelisa kini telah beranjak menjadi wanita karier yang begitu menginspirasi.
Baca SelengkapnyaMelalui Agen46, penyandang disabilitas tidak hanya menjadi pengguna layanan keuangan tetapi juga berperan sebagai pelaku ekonomi yang tangguh dan mandiri.
Baca SelengkapnyaPada 2022, BPS merilis angka penyandang disabilitas usia produktif di Indonesia sebesar 17 juta orang. Sementara, hanya 7,6 juta saja yang terserap dunia kerja.
Baca SelengkapnyaAksi kemanusiaan dari petugas satuan keamanan stasiun ini mendapat banyak pujian dan apresiasi dari netizen.
Baca SelengkapnyaData dari OJK menyebutkan, baru 22 persen kelompok disabilitas yang memiliki akses keuangan atau yang memiliki rekening.
Baca SelengkapnyaSetelah terpuruk selama satu tahun karena tuli, ia kemudian bangkit melalui usaha madu. Keterbatasannya mampu ia lawan hingga cuan jutaan rupiah.
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaPasutri ini membuktikan bahwa menjadi difabel bukan halangan untuk produktif.
Baca SelengkapnyaKusnadi pernah terpuruk hingga tak percaya diri. Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha bersama agar tidak bergantung ke orang lain.
Baca SelengkapnyaPenjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membantah sebanyak 4.723 atau 90 persen penyandang disabilitas di Cakung yang belum mendapatkan bansos.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah mahasiswa difabel yang menjadi lulusan terbaik dan tercepat di kampusnya.
Baca Selengkapnya