Petugas pemandu melakukan pemeriksaan pada setiap sudut-sudut ruang di dalam 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau, Jerman.

Pemandu memberi arahan dan aturan kepada para peserta sebelum berwisata masuk ke dalam 'Museum Bunker'. Mereka semua diwajibkan untuk memakai seragam tentara Army (NVA) dan diperlakukan seperti tentara.

Seorang pengunjung memperlihatkan tanda identitas milik prajurit perang masa lalu. Untuk bisa masuk ke bunker ini setiap pengunjung dikenakan biaya Rp 1,7 juta.

Dua orang peserta melihat foto-foto para tokoh perang yang dipajang di dalam 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau. Museum ini sekarang telah menawarkan kepada pengunjung untuk berkesempatan tinggal di dalam bunker selama semalaman dengan batasan waktu 16 jam.

Di dalam bunker ini juga banyak menyimpan barang-barang klasik dan antik di antaranya mobil Trabant, mesin tik, peralatan komunikasi dan juga peralatan persenjataan peninggalan pada masa perang.

Para peserta melihat berbagai jenis persenjataan yang sering digunakan saat perang pada masa lalu di dalam 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau, Jerman.

Tiga orang peserta berpose di ruang kamar tidur di 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau, Jerman. Bunker yang memiliki luas 3.600 meter ini dibangun pada tahun 1970.

Para peserta beristirahat setelah lelah menelusuri lorong-lorong di 'Museum Bunker'.

Sejumlah peralatan telekomunikasi peninggalan masa perang di 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau.

Mesin tik peninggalan masa perang di 'Museum Bunker' di Rennsteighoehe dekat kota Ilmenau.

Sejumlah makanan kaleng sisa peninggalan sejarah masa lalu juga ditampilkan di 'Museum Bunker'.