Semenjak tragedi berdarah di tahun 2018 itu, minat dari para orangtua mulai menurun. Apalagi mengingat insiden terjadi di Serpong. Siswa pun sempat menerima ancaman dan memilih untuk bolos serentak di kemudian hari. Sekolah menjadi perlahan sepi. Kini banyak dindingnya yang telah kotor dengan coretan mural.

Sekolah yang akrab disebut Bhizer itu kini sudah tak layak dipergunakan lagi. Setiap kelasnya sudah ditumbuhi jamur dan lumut. Bahkan dinding serta atap yang keropos termakan usia.

Tak sedikit dokumen dan piala yang dulu dibanggakan, kini ditinggalkan. Masih tersisa sejumlah sertifikat penghargaan, data siswa, seragam baru, dan banyak lagi. Semua masih tersimpan rapi di ruang guru serta gudang.

Potret anak tangga menuju lantai dua gedung. Meski bertandang siang hari, kondisi di sejumlah ruangan tampak gelap. Dikabarkan, sekolah akan berpindah gedung lantaran ada penggusuran untuk pembangunan apartemen.

Sekolah itu telah dibangun dan beroperasi antara tahun 1988-1989. Sekira baru empat tahun terbengkalai, namun kondisinya sudah tak lagi layak. Banyak keramik yang pecah, ruangan lembab, serta bocor.

Bagian halaman dan lapangan pun tak luput dari tumbuhnya tanaman liar. Mulai rimbun menutup beberapa akses jalan. Baik di gerbang masuk dan keluar, maupun di tengah lapangan.