Kampung Naga memiliki beberapa rumah yang memiliki desain klasik khas pedesaan. Panorama alam dengan bentangan sawah dan sungai semakin membawa kesan damai dan sejuk. Diketahui kampung ini juga tidak menggunakan listrik sebagai sumber daya masyarakat.

Lanskap Kampung Naga juga menggambarkan kerekatan antar warga setempat. Tampak beberapa rumah menyatu dan menambah suasana kekerabatan dari kampung naga.

Kampung Naga berada di pinggir sungai Cimanuk yang menghubungkan Tasikmalaya dan Garut. Sungai di Kampung Naga tampak bersih dan tidak ada sampah yang berceceran.

Selain itu, kampung ini memang sejak lama dihuni masyarakat yang hidup sebagai petani. Sehingga di sepanjang kampung ini, terlihat persawahan hijau membentang dan menambah kesan sejuk dan indah seperti lukisan.

Sebagai kampung dengan masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, sehingga terdapat bangunan yang dikhususkan untuk mengolah padi dengan alat tradisional. Masyarakat Sunda mengenalnya dengan Jubleg atau lumbung padi.

Jubleg padi biasa diletakkan di dalam gubug dan berada di tengah persawahan. Alat tersebut biasa dipakai saat musim panen tiba.

Sebagai kawasan wisata, para wisatawan bisa membeli oleh-oleh khas Kampung Adat Naga. Salah satunya adalah Madu Odeng yang diperoleh langsung dari hutan. Harganya berkisar Rp100 rb - Rp300 rb tergantung ukuran. Ada juga berbagai kuliner khas lain yang bisa dibawa sebagai buah tangan wisatawan.

Selain kuliner, ada juga berbagai pernak-pernik dan souvenir yang bisa dibeli seperti tas, miniatur, dan barang serbaguna lainnya.

Kampung Naga juga memiliki dua bangunan khusus yang digunakan untuk pertemuan atau menyambut tamu, serta Masjid yang berada di tengah perkampungan.