10 Penyebab Organ Intim Sering Terasa Gatal, Ladies Wajib Waspada!
Bagi wanita yang sering mengalami gatal di organ intim, wajib mewaspadai 10 hal berikut ini.
Area kewanitaan merupakan bagian tubuh wanita yang sangat sensitif. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan pH dan kelembabannya bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyak wanita yang mengeluhkan ketidaknyamanan dan rasa gatal yang berkepanjangan. Hal ini dapat menjadi sumber frustrasi, terutama jika penyebabnya tidak jelas. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari infeksi, jamur, hingga masalah yang lebih serius seperti penyakit menular seksual.
Menurut Dr. Alyssa Dweck, seorang obgyn di Westchester County, New York, gatal pada area vagina adalah hal yang umum dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. "Gatal di area tersebut bisa jadi merupakan tanda infeksi, seperti infeksi jamur atau vaginosis bakterialis. Namun, jangan khawatir, karena tidak selalu berarti ada masalah serius. Kadang-kadang, iritasi bisa disebabkan oleh sisa detergen pada pakaian dalam atau oleh pembalut dan pelumas," ungkap Dr. Katharine O'Connell White, profesor ob-gyn di Universitas Boston, dalam wawancaranya dengan Women's Health.
-
Apa yang menyebabkan gatal di area intim? 'Kadang ada orang yang ingin area privatnya wangi, sehingga sering menyemprotkan wewangian, ini bisa menyebabkan iritasi atau alergi, dan juga rasa gatal yang dahsyat,' terang dr. Wresti dilansir dari Antara.
-
Kenapa area intim wanita gatal? Faktor penyebab gatal pada kelamin dapat bervariasi. Selain penggunaan wewangian, beberapa faktor lain melibatkan inflamasi atau peradangan, infeksi, serta kondisi kelembaban yang berlebihan dan kurangnya kebersihan.
-
Apa penyebab gatal di kemaluan yang paling umum? Gatal pada kemaluan adalah gejala yang umum dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi fisik, infeksi, atau alergi.
-
Siapa yang mengalami gatal di area intim? 'Hal ini dapat dialami baik pada perempuan maupun laki-laki. Kalau perempuan biasanya gatal di daerah vulva atau daerah bibir vagina, sedangkan pada laki-laki biasa ditemukan di skrotum atau di kantung buah zakar, yang sekering kali menimbulkan rasa gatal yang hebat,' Wresti menjelaskan.
-
Apa saja penyebab gatal di selangkangan? Penyebab Gatal di Selangkangan Sebelum membahas cara mengatasinya, penting untuk memahami berbagai penyebab yang dapat memicu gatal di area selangkangan:Infeksi jamur: Jamur seperti Candida albicans dan dermatofita dapat tumbuh subur di area lembab seperti selangkangan, menyebabkan infeksi dan rasa gatal.Iritasi kulit: Gesekan dari pakaian ketat, keringat berlebih, atau bahan kimia dalam produk kebersihan dapat mengiritasi kulit selangkangan.Dermatitis kontak: Reaksi alergi terhadap bahan tertentu seperti sabun, deterjen, atau kain sintetis dapat memicu gatal.Infeksi bakteri: Bakteri dapat berkembang biak di area selangkangan yang lembab, menyebabkan infeksi dan gatal.Kutu kemaluan: Parasit kecil ini dapat menyebabkan gatal intens di area pubis dan selangkangan.Penyakit kulit: Kondisi seperti psoriasis atau eksim dapat mempengaruhi area selangkangan.Diabetes: Kadar gula darah tinggi dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.Obesitas: Lipatan kulit pada orang dengan berat badan berlebih lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.
-
Bagaimana mengatasi gatal di sekitar kemaluan? Untuk mengatasi rasa gatal di sekitar area kelamin tanpa menggaruknya, Anda dapat menggunakan krim infeksi jamur yang dijual bebas.
Meskipun gatal pada vagina sering dianggap wajar, hal ini tetap perlu diperhatikan karena bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Berikut adalah sepuluh penyebab gatal pada vagina menurut para ahli ginekologi.
1. Eksim atau Psoriasis
"Kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis dapat disebabkan oleh alergi atau masalah autoimun," jelas Dr. Natasha Chinn, obgyn dari Brescia dan Migliaccio Women's Health di New Jersey. Eksim tidak hanya muncul di sekitar area vagina, tetapi juga sering terlihat di lipatan lengan, selangkangan, dan labia. Wanita yang mengalami kondisi ini umumnya memerlukan pengobatan, baik berupa pil oral maupun krim topikal, tambah Natasha.
2. Dermatitis Kontak
Pernahkah Anda mencoba krim pelembab baru dan mengalami kulit kering, bersisik, atau bahkan ruam parah setelah beberapa hari? Hal serupa juga dapat terjadi pada kulit di sekitar area vagina. "Sabun, deterjen, mandi busa, atau pakaian baru, serta produk lain yang bersentuhan dengan vagina dapat menyebabkan rasa gatal," jelas Mary Jane Minkin, MD, seorang profesor klinis di bidang kebidanan, ginekologi, dan ilmu reproduksi di Universitas Yale. Jika Anda merasakan gatal dan iritasi pada vagina tanpa gejala lain, pertimbangkan kembali kemungkinan adanya produk yang tidak cocok dengan kulit Anda.
Beberapa contoh termasuk pembalut, tampon, kondom, pelumas, produk cukur, sabun mandi, dan bahkan kertas toilet yang bisa menjadi pemicu gatal. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Hentikan penggunaan produk yang Anda curigai mengganggu. Selanjutnya, atasi gatal dengan merendam diri dalam garam Epsom atau menggunakan krim hidrokortison OTC secara eksternal, lalu tunggu beberapa hari untuk melihat apakah gatalnya mereda. Jika tidak, segera konsultasikan ke dokter.
3. Infeksi Jamur atau Jamur Candida
Infeksi terjadi ketika jamur Candida tumbuh secara berlebihan. Penampakannya mirip dengan ragi kue yang sedang diaktifkan, yaitu berwarna putih dan mengembang. "Keputihan yang menyerupai keju cottage, kemerahan di sekitar labia dan vulva, serta rasa gatal adalah tanda-tanda klasik dari infeksi jamur. Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter," ujar Dr. Minkin.
4. Vaginosis Bakterial
Vaginosis bakterial merupakan kondisi yang umum terjadi akibat pertumbuhan bakteri yang berlebihan serta ketidakseimbangan pH di area vagina. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Reproductive Immunology pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kondisi ini dapat dialami oleh semua wanita, namun prevalensinya lebih tinggi di kalangan wanita kulit hitam.
Menurut Dr. Minki, rasa gatal yang dirasakan tidak muncul tanpa sebab. Gejala lain yang mungkin ada adalah keputihan yang encer disertai bau menyengat. Untuk mengatasi masalah ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis guna mendapatkan penanganan yang tepat. Umumnya, dokter akan merekomendasikan untuk menjaga keseimbangan pH vagina dengan memberikan resep antibiotik, yang dapat membantu mengatasi bakteri jahat di area tersebut.
5. Kutu Kemaluan
Anda mungkin tidak menyadari bahwa ada serangga yang bisa merayap di tubuh Anda, termasuk di area genital. Namun, kutu kemaluan memang ada dan dapat menular. Serangga kecil ini dapat menyebabkan rasa gatal yang sangat mengganggu. "Ada dua penyebab gatal, yaitu gigitan kutu dan telur yang menempel di kulit. Keduanya dapat mengakibatkan iritasi," jelas Dr. Natasha. Kutu kemaluan umumnya dapat diperoleh dari seprai di hotel atau pakaian yang terinfeksi.
6. Perubahan Hormonal dan Perimenopause
Fluktuasi hormon selama siklus menstruasi dapat membuat jaringan vagina menjadi lebih kering dari biasanya, yang bisa menimbulkan rasa gatal yang sangat mengganggu. Perubahan hormon dan penurunan kadar estrogen saat menopause adalah hal yang biasa terjadi.
7. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri dan seringkali menimbulkan nyeri panggul, dorongan kuat untuk buang air kecil, sensasi terbakar saat berkemih, serta urin yang keruh atau berbau tidak sedap. Dr. Minkin menekankan bahwa infeksi ini juga bisa menyebabkan rasa gatal dan iritasi.
8. Perawatan Kecantikan dengan Metode Waxing
Tren kecantikan seperti Brazilian waxing dapat berhubungan dengan risiko infeksi dan rasa gatal pada area genital. Dr. Minkin menyatakan bahwa perawatan ini sebaiknya dihindari, karena dapat memicu reaksi berupa gatal dan iritasi pada jaringan vulva, yang merupakan bagian paling sensitif dan halus pada tubuh wanita.
9. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Gatal yang disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS) dapat ditandai dengan gejala seperti rasa terbakar, nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan berbau, hingga munculnya luka di area genital. Berikut adalah beberapa tanda spesifik yang dapat mengindikasikan adanya PMS:
- Kutil kelamin. Tanda ini berupa benjolan kecil, datar, dan berwarna daging. Kutil kelamin dapat mengubah pH dalam vagina, yang berpotensi menyebabkan kekeringan dan rasa gatal.
- Herpes. Ditandai dengan munculnya sekelompok benjolan merah yang melepuh di vulva, yang dapat muncul dan menghilang dalam bentuk wabah.
- Klamidia. Infeksi ini seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun, pada kasus tertentu, klamidia dapat menimbulkan gatal dan iritasi di area genital, ketidaknyamanan saat berkemih, serta keluarnya cairan yang tidak biasa.
- Gonorea. Gejalanya meliputi rasa gatal, peningkatan keputihan, serta nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
- Trikomoniasis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit protozoa yang dikenal sebagai Trichomonas vaginalis. Sekitar 30% individu yang terinfeksi menunjukkan gejala, termasuk gatal, rasa terbakar, kemerahan, atau nyeri di area genital.
10. Kanker Vulva
Kanker vulva adalah jenis kanker yang jarang terjadi dan biasanya didiagnosis pada wanita yang lebih tua. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker yang abnormal di vulva. Gatal yang muncul akibat kondisi ini umumnya terlokalisasi di area di mana kanker tersebut berada.
Itulah sepuluh kemungkinan penyebab mengapa vagina atau Miss V Anda terasa gatal. Untuk menjaga kebersihan vagina, hindarilah penggunaan sabun beraroma, pembalut yang wangi, serta perawatan kecantikan di area intim. Selalu keringkan Miss V setelah dicuci, dan pilihlah pakaian dalam yang sesuai dengan jenis kulit Anda.