5 Cara Berhenti dari Kebiasaan Belanja Impulsif, Yok Bisa Yok!
Merdeka.com - Beberapa bulan belakangan ini memang hanya menghabiskan waktu di rumah aja, nggak bisa ke mana-mana. Agenda nongkrong yang biasanya hadir tiap weekend berhenti total. Rencana traveling pun banyak yang pending. Awalnya sih cukup berbahagia karena banyak mengurangi pengeluaran. Tapi dalam praktik yang sebenarnya, siapa bilang di rumah aja malah bikin kamu lebih berhemat?
Nyatanya kamu jadi punya banyak waktu buat scroll e-commerce, tanpa sadar keranjang belanja penuh dan langsung checkout tanpa perlu pikir panjang. Retail therapy memang bisa mengusir stres, tapi kalau keterusan jadinya malah mengganggu keuangan pribadi. Saatnya stop kebiasaan belanja impulsif kamu, yuk!
Beranikan Diri Menghitung Nota Belanja yang Ada ©ShutterstockSering belanja sih iya, tapi kebanyakan pasti nggak berani menghitung total berapa uang yang sudah dikeluarkan untuk belanja. Sekarang coba beranikan diri buat menghitung satu per satu nota yang ada, baik yang di dalam dompet maupun invoice belanja online. Kalau kamu terkejut dengan nominalnya yang ternyata di luar dugaan, akui saja kalau kamu memang orang yang boros.
-
Bagaimana cara menghindari impulsive buying? Salah satu cara menghindari perilaku impulsive buying ini adalah dengan memahami kembali mana keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dengan begitu, Anda bisa menyusun menyusun skala prioritas sebelum melakukan pembelian barang.
-
Apa itu impulsive buying? Impulsive buying adalah sebuah perilaku dimana seseorang cenderung membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan dan tanpa berpikir dua kali. Berbeda dari perilaku konsumtif yang berarti kecenderungan mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.
-
Kenapa impulsive buying harus dihindari? Perilaku impulsive buying sudah seharusnya dihindari agar kondisi finansial bisa tetap terjaga dan stabil.
-
Bagaimana cara mengatasi impulsive buying dengan budget? Untuk mengatur keuangan, perlu dipertimbangkan secara matang barang-barang yang ingin dibeli. Jika belum mengatur budget untuk pengeluaran tersebut, sebaiknya tahan dulu keinginan untuk membeli sesuatu.
-
Apa yang dimaksud dengan impulsive buying? Secara umum, impulsive buying adalah perilaku membeli barang tanpa direncanakan dan tanpa memikirkan fungsi dan konsekuensinya.
-
Kapan impulsive buying sering terjadi? Lagi asyik scroll e-commerce, begitu lihat ada barang lucu bawaannya pasti langsung ingin checkout. Begitu pun saat lagi jalan-jalan di mall, barang yang terlihat menarik hati juga selalu ingin dibeli.
Dengan menghitung berbagai nota yang ada, kamu jadi lebih tahu ke mana saja uangmu habis selama ini. Hal ini bisa membantu agar kamu bisa mulai mengencangkan ikat pinggang dan mulai memikirkan langkah selanjutnya, yaitu strategi keuangan yang tepat untuk menyelamatkan diri dari keborosan.
Strict dengan Anggaran Keuangan yang Sudah Dibuat ©ShutterstockKebiasaan belanja impulsif seringnya terjadi karena kamu nggak punya ‘rem’ yang menghentikan kegiatan tersebut. Sekarang mulailah membuat anggaran keuangan dengan membagi gaji ke dalam beberapa pos sesuai kebutuhan. Jadikan budgeting di setiap pos ini sebagai kendali atas uang yang dimiliki. Misalnya, jika sudah menentukan berapa budget untuk shopping setiap bulan, pastikan strict dengan nominal yang sudah dibuat.
Jangan mencuri-curi pengeluaran tambahan dari budget pos lain karena hal ini bisa menjadi awal dari keuangan yang semakin berantakan.
Pegang Prinsip Belanja Hanya Saat Dibutuhkan ©ShutterstockBerbelanja sering dijadikan sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stres dan jenuh. Tapi kebiasaan belanja secara impulsif tidak akan membantumu mencapai financial goal, seperti bebas dari utang, membeli rumah pribadi atau berinvestasi untuk masa depan.
Batasi pengeluaran dengan mengingatkan pada diri sendiri untuk berbelanja sesuai kebutuhan. Bagaimana jika tiba-tiba keinginan untuk membeli barang tertentu tiba-tiba mencuat? Beri diri satu hari atau lebih sebelum membelinya. Tak perlu buru-buru, tanyakan pada diri sendiri apabila benar-benar akan menggunakannya.
Jauhkan Diri dari Aplikasi Belanja Online, Cari Kegiatan Lain ©ShutterstockBanyak berdiam di rumah bikin kamu gampang bosan dan mulai sering scrolling aplikasi belanja online. Awalnya hanya iseng, lama-lama tertarik untuk membeli barang-barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan. Apalagi ditambah embel-embel flash sale atau diskon menarik di tanggal-tanggal tertentu.
Teguhkan diri untuk menjauh dari aplikasi belanja online dan cari kegiatan lain untuk menghilangkan kejenuhan. Mulai dari streaming film, berkebun, menjajal resep baru hingga ngobrol bareng orang-orang terdekat.
Ubah Mindset Bisa Belanja Apa Saja Selama Punya Kartu Kredit ©ShutterstockKartu kredit sering dianggap sebagai alat ajaib yang akan mengabulkan semua keinginan dalam bentuk barang dan jasa. Padahal, kartu kredit sebaiknya hanya digunakan untuk memudahkan transaksi keuangan dalam masa darurat saja. Saatnya mengubah pola pikir untuk membatasi penggunaan kartu kredit yang juga bisa membantu dalam membatasi hasrat belanja berlebihan.
Atur kembali pemakaian kartu kredit dan sebaiknya fokus membayar cicilan yang ada supaya nggak menjadi beban di masa depan. Apalagi sekarang bayar tagihan kartu kredit jadi makin gampang karena bisa dibayar lewat aplikasi DANA. Selain itu, kamu bisa mendapatkan cashback 20% maksimum sebesar Rp10.000,- per transaksi untuk akun DANA Premium, serta cashback 10% maksimum sebesar Rp5.000,- per transaksi untuk akun DANA. Promo Cashback berlangsung dari 15 September sampai 14 Oktober 2020.
Promo ini hanya berlaku untuk pembayaran tagihan kartu kredit di aplikasi DANA. Walhasil, bayar kartu kredit jadi lebih cepat dan mudah, nggak ada lagi tagihan yang jadi beban finansialmu! Info lengkap tentang promonya klik di sini. (eth) (mdk/wri)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impulsif saat berbelanja sering dijadikan sebagai sarana untuk melepas penat ketika seseorang sedang mengalami stres.
Baca SelengkapnyaBiar nggak terjebak impulsive buying, berikut ini beberapa tips yang bisa mulai kamu lakukan dari sekarang!
Baca SelengkapnyaJangan menjadi kaum yang merasa nggak enak saat dimintai bantuan oleh orang lain. Saat ini Anda harus mampu berani berkata tidak.
Baca SelengkapnyaKehidupan modern sering kali memicu perilaku boros yang mengakibatkan dampak finansial yang merugikan.
Baca SelengkapnyaDibandingkan dengan logika, perilaku impulsive buying ini cenderung didorong oleh faktor emosi dan perasaan semata.
Baca SelengkapnyaBeralihlah dari perilaku impulsive buying ke kegiatan investasi untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih mapan.
Baca SelengkapnyaKemudahan akses ke berbagai produk dan layanan melalui internet seringkali membuat belanja online terasa sangat menggoda dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi junk food yang terlalu sering dapat membahayakan kesehatan tubuh. Yuk, simak cara mudah dan cepat untuk berhenti konsumsi junk food!
Baca SelengkapnyaJangan memberikan data pribadi berupa KTP/One Time Password (OTP) kepada pihak tidak dikenal atau waspada terjebak penipuan berkedok belanja COD.
Baca SelengkapnyaMengenal fenomena efek lipstik yang menjangkiti banyak orang disaat ekonomi sulit. Ternyata ini sebabnya.
Baca SelengkapnyaMenggunakan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan pokok bisa menjadi salah satu cara penghematan.
Baca SelengkapnyaJunk food adalah makanan dan minuman olahan yang biasanya tinggi kalori, lemak, gula, garam, dan bahan kimia, tetapi rendah nutrisi.
Baca Selengkapnya