Birokrasi pendidikan yang menyulitkan buat pemuda ini pilih DO
Merdeka.com - Satu lagi kekecewaan terhadap dunia pendidikan Indonesia didengungkan. Seorang eks mahasiswa salah satu universitas negeri di Surabaya, Muhammad Fahmi Hata, mengaku terpaksa memilih untuk drop out karena birokrasi kampus yang menyulitkan baginya.
"Birokrasi yang sulit dan repot, apalagi dosen pembimbing yang dikirim ke luar negeri dan banyak ilmu yang justru saya dapatkan secara otodidak dan tidak saya dapatkan di bangku kuliah membuat saya akhirnya memilih drop out dan menjadi blogger", ceritanya pada Merdeka.com (23/1).
Setelah keluar dari dunia perkuliahan, pemuda asal Gresik ini tidak lantas menyerah. Dia justru mengembangkan kegemarannya bloging.
-
Kata-kata produktif apa yang bisa membantu anak muda meraih kesuksesan? 'Keberanian untuk berjuang menghadapi tantangan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.'
-
Bagaimana cara mendapatkan kata-kata semangat kuliah? Melansir dari berbagai sumber, Senin (9/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Bagaimana Satria menunjang kebutuhan kuliah? Penghasilan yang dia dapat dengan menjadi asisten dosen, cukup untuk membantu membayar biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Siapa yang berhasil kuliah? Joko pun mengaku bahwa dirinya dan keluarga sangat mementingkan pendidikan anak, meskipun ia berada dalam kondisi keterbatasan yang menyulitkan. 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa tujuan akhir mahasiswa baru setelah lulus? Sebagai mahasiswa yang baru masuk ke perguruan tinggi, biasanya Anda akan diminta untuk menuliskan tujuan akhir atau cita-cita setelah lulus.
"Saat menjadi blogger, saya mendapat fee dari Google Adsense dan Idblognetwork. Uang dari fee ini kemudian saya kumpulkan untuk membuka peluang usaha lain yang disarankan oleh kakak saya yaitu toko online untuk berbagai produk kulit", lanjutnya.
Dengan modal sekitar 50 juta, Fahmi mulai meniti usahanya, Tas Kulit Grosir, dengan mengaplikasikan ilmu yang bahkan tidak dia pelajari dari bangku kuliah. "Saat itu bisnis online mulai berkembang dengan adanya bank situs e-commerce. Sebelumnya kami hanya menjual berbagai produk kulit namun tidak memproduksi sendiri, namun kami ambil di tengkulak atau toko pusat grosir. Sekarang semakin berkembang hingga kami bisa memproduksi sendiri berkat jualan online. Perkembangan kami melesat saat kami menjual produk secara online, memang tidak instan, kami butuh waktu 3-4 bulan untuk dapat menjual satu produk di internet. Tapi alhamdulillah sekarang tiap hari kami bisa menjual 10-20 tas dan aksesoris lain", terang lelaki asal Gresik, Jawa Timur ini.
Fahmi pun mengaku bahwa kelancaran usaha yang dijalaninya ini tidak lepas dari pengalamannya sebagai blogger. "Basic saya blogger. Saya sedikit banyak mengerti Search Engine Optimation. Itu yang membuat website saya bisa berada di page one Google dan tentunya semakin berkembangnya bisnis online melalui situs jual beli seperti tokobagus, berniaga, tokopedia yang mulai mengiklankan di TV itu akhirnya membuat produk yang di online lebih cepat karena promosi melalui internet lebih optimal".
Berkat usahanya ini, Fahmi telah berhasil menjadi salah satu produsen produk kulit asal Jawa Timur yang mampu meraih omzet 50-100 juta rupiah per bulan. Produknya pun tidak kalah dengan merek buatan luar negeri. Jadi, untuk meraih sukses, gelar memang tidak bisa menjadi tumpuan utama.
(mdk/kad)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa lulus tanpa harus mengerjakan skripsi.
Baca SelengkapnyaDinamika pasar tenaga kerja berkembang lebih cepat dibandingkan dengan dinamika kapasitas input tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaJulianus merupakan pemuda NTT yang tak bisa melanjutkan kuliah karena besarnya biaya UKT.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDi depan Ganjar, Mahasiswi Unpar bicara soal penguasa seenak jidat yang dianggap sering bersikap semena-mena.
Baca SelengkapnyaSebagian mahasiswa menyambut baik kebijakan itu. Tetapi ada pula yang menilai pembuatan skripsi sangat baik untuk bekal ilmu mahasiswa ke depannya.
Baca Selengkapnya