Dokter ini menyamar jadi gelandangan untuk obati para tunawisma
Merdeka.com - Di era seperti ini, ketika semua hal hanya bisa didapatkan dengan uang, kesehatan menjadi satu hal yang tak terjangkau oleh masyarakat pinggiran. Terutama bagi orang-orang tunawisma dan gelandangan yang jangankan untuk berobat, bisa makan tiga kali sehari saja sudah bersyukur.
Barangkali hal inilah yang kemudian menggugah hati Dr Jim Withers, seorang dokter asal Pittsburgh yang sudah mendedikasikan lebih dari 20 tahun hidupnya untuk mengobati para tunawisma di kotanya. Dia biasa berkeliling dengan baju ala gelandangan dan mengunjungi orang-orang miskin yang membutuhkan pengobatan. Jim Withers bahkan dijuluki 'dokter jalanan' karena aksinya ini.
Jim memulai kegiatannya sebagai dokter jalanan pada tahun 1992 bersama seorang mantan tunawisma, Mike Swallows. Dua orang ini keluar di malam hari sambil membawa peralatan medis dan obat-obatan. Hingga saat ini, sudah lebih dari 1.200 tunawisma yang merasakan kebaikan hati dari Jim.
-
Siapa yang memberikan pengobatan gratis? Soetomo merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin. Ia punya kontribusi besar menangani wabah lepra di Kota Surabaya dengan memberikan pengobatan gratis di kliniknya.
-
Bagaimana doktor menghadapi pengangguran? Ganai mengatakan dia bahkan mencoba mencari pekerjaan melalui program pemerintah seperti Undang-Undang Jaminan Pekerjaan Pedesaan Nasional Mahatma Gandhi atau MGNREGA, undang-undang penting tahun 2005 yang menjamin 100 hari kerja bagi setiap warga India.
-
Kenapa dr. Soetomo mengobati gratis? Saat itu, dr. Soetomo meminta masyarakat pribumi yang tidak mampu membayar biaya pengobatan di Rumah Sakit Umum Simpang/Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (sekarang Delta Plaza), menuju kliniknya di Simpang Dukuh 12 untuk mendapatkan pengobatan gratis.
-
Bagaimana dr. Soetomo membantu pasien yang tidak mampu? Soetomo dikenal sebagai dokter yang berjiwa sosial. Ia tidak menetapkan tarif khusus kepada para pasiennya. Caranya dengan meletakkan kotak untuk pembayaran sukarela. Sementara itu, pasien yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran. Bahkan, dokter Soetomo memberi mereka uang untuk membeli obat.
-
Bagaimana dokter menyembuhkan pasien yang berjalan tidur? Dokter : Saya punya obat yang bagus untuk panyakit anda. Ini dia(sambil menunjukkan sebuah kotak).Pasien : Apakah dengan kotak ini penyakit saya bisa sembuh ? Dokter : Tentu, kamu cukup menaburkan isi yang ada di dalam kota inike sekeliling tempat tidurmu.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
Saat ini, inisiatifnya menginspirasi banyak mahasiswa kedokteran dan relawan untuk berkunjung ke rumah-rumah orang miskin dan menawarkan pengobatan gratis, empat kali seminggu. Aktivitas ini dinamai Operation Safety Net yang dilakukan secara sukarela dan tidak menarik dana sepeser pun.
"Hal pertama yang menamparku adalah banyaknya orang yang tinggal di bawah jembatan dan tak memiliki rumah. Mereka tak mampu dan takut ke rumah sakit. Ketika berkeliling aku mulai menyadari bahwa banyak dari mereka memiliki penyakit yang serius, seperti luka yang parah dan bahkan kanker," ungkap Jim, seperti dilansir oleh Oddity Central.
Ketika pertama kali mengungkapkan idenya untuk membantu tunawisma banyak teman yang tak setuju. Namun Jim tetap bersikeras melakukannya. Mengambil risiko bahwa dia akan dikeluarkan dari komunitas medisnya, dia tetap melanjutkan misinya untuk mengobati orang-orang miskin di sekitarnya.
"Beberapa orang berpikir negatif mengenai hal ini, tapi mereka punya banyak hal untuk dipelajari. Kurasa ini berkaitan dengan bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan profesi kita sebagai dokter," ungkapnya.
Dulu Jim hanya bisa membawa beberapa jenis obat ketika berkeliling memeriksa kesehatan tunawisma. Kini dengan adanya donor dan sukarelawan, dia bisa menambahkan banyak suplai obat untuk pelayanan yang lebih baik. Kisah Jim ini sudah dibuat dalam film dokumenter oleh Julie Sokolow. Program yang dilakukan Jim pun sudah banyak ditiru di 90 negara.
Tentunya kisah Jim ini sangat menginspirasi. Bagaimana seseorang menggunakan profesi dan kemampuan yang dimilikinya untuk membantu sesama secara cuma-cuma. Kita pun bisa mencontoh apa dilakukan Dr Jim sesuai dengan kemampuan kita sendiri.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaIa punya prinsip hidup jadi dokter bukan jalan untuk kaya raya.
Baca SelengkapnyaAksi tulus pria ini menjadi pengingat bahwa kebaikan bisa datang dari tindakan kecil, namun berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan.
Baca SelengkapnyaSeorang Babinsa pandai memijat dan sering memberikan layanan pijat gratis ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita seorang pria yang disamperin dan disuapi Ibu-Ibu tak dikenal saat dirawat sendirian.
Baca SelengkapnyaSusanto didakwa melakukan penipuan karena mengaku-ngaku sebagai dokter dan bekerja di PT Pelindo Husada Citra (PHC) selama dua tahun lebih.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca SelengkapnyaSosok Aipda Purnomo belakangan menjadi sorotan usai memiliki 'hobi' unik merawat orang terlantar dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Baca SelengkapnyaPerempuan 60 tahun ini mengaku akan terus membantu orang lain selama ia mampu.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaDagangannya kerap tak laku. Hal ini membuatnya terpaksa harus melewati masa sulitnya di masa tua.
Baca Selengkapnya