Tak Hanya Indonesia, Deretan Negara Ini Keluarkan Travel Warning ke Korea Meski Status Darurat Militer Telah Dicabut
Beberapa negara memberikan imbauan untuk perjalanan Korea Selatan terkait pemberlakuan status darurat militer, meski kini telah dicabut.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengeluarkan imbauan perjalanan ke Korea Selatan menyusul kekacauan yang terjadi akibat pemberlakuan status darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol. Meski status tersebut telah dicabut, ketegangan politik di Negeri Ginseng tetap menjadi perhatian dunia.
Krisis Politik Korea Selatan
Pada Selasa malam, 3 Desember 2024, Presiden Yoon Suk Yeol mendeklarasikan darurat militer, menuduh oposisi parlemen bersimpati terhadap Korea Utara. Langkah ini memicu kehebohan, di mana pasukan militer langsung dikerahkan ke Majelis Nasional.
Namun, status darurat tersebut hanya bertahan kurang dari tiga jam setelah anggota parlemen yang marah mencabut dekrit tersebut. Pemerintah resmi membatalkan status itu pada Rabu pagi, 4 Desember 2024, setelah rapat kabinet. Meski demikian, gelombang protes tetap berlanjut di Seoul, dengan demonstran menyerukan pemakzulan Presiden Yoon.
Travel Warning dari Berbagai Negara
Melihat situasi yang tidak menentu, sejumlah negara mulai mengeluarkan travel warning bagi warganya yang berada di Korea Selatan atau yang berencana untuk berkunjung ke sana.
Kanada, misalnya, memperbarui saran perjalanan pada Selasa sore waktu setempat. Pemerintah Kanada mendesak warga negaranya untuk menghindari kerumunan, memantau perkembangan situasi melalui media lokal, dan mengikuti instruksi otoritas setempat. Meski begitu, Kanada tidak menaikkan tingkat risiko perjalanan, dengan menyebut bahwa pelancong masih dapat melakukan tindakan pencegahan.
Lynn Hyung Gu, Ketua Energi Atom Kanada Terbatas (AECL) dan Korea Electric Power Corporation (KEPCO), menyebut bahwa protes dan demonstrasi kemungkinan akan terus berlangsung. "Demonstrasi di jalan Sejong-daero yang ramai di pusat kota Seoul mungkin akan berdampak paling besar pada wisatawan karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan tempat wisata utama," tulis Lynn.
Amerika Serikat (AS) juga mengimbau warganya untuk berhati-hati. Departemen Luar Negeri AS menekankan agar pelancong memiliki asuransi perjalanan yang memadai dan mengantisipasi potensi gangguan akibat situasi yang tidak pasti. Mereka bahkan membatalkan janji temu konsuler rutin pada Rabu sebagai langkah antisipasi.
Negara-negara Uni Eropa seperti Bulgaria, Latvia, dan Irlandia juga mengeluarkan peringatan serupa. Latvia secara khusus mengingatkan bahwa warga yang melanggar pembatasan dapat ditahan, digeledah, atau bahkan ditangkap.
Peringatan dari KBRI Seoul
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul juga mengeluarkan imbauan resmi kepada WNI yang berada di Korea Selatan, khususnya di Seoul. Pada Selasa malam, KBRI menyampaikan beberapa langkah kewaspadaan, di antaranya:
- Tetap tenang, waspada, dan memantau perkembangan situasi keamanan.
- Menghindari kerumunan dan lokasi strategis seperti National Assembly di Yeouido serta kantor Kepresidenan di Yongsan.
- Tidak terlibat dalam kegiatan unjuk rasa, meski bersifat damai.
- Selalu membawa identitas atau tanda pengenal.
- Mematuhi hukum setempat dan instruksi aparat keamanan.
KBRI juga menyediakan layanan darurat melalui hotline dan email untuk membantu WNI yang membutuhkan bantuan.
Situasi Terkini
Pada Rabu pagi, KBRI Seoul mengonfirmasi bahwa parlemen Korea Selatan telah mencabut status darurat militer, dan situasi di negara tersebut terpantau aman. "Warga melakukan aktivitas seperti biasa," tulis KBRI dalam pernyataan resminya. Meski demikian, KBRI tetap mengimbau WNI untuk berhati-hati dan memantau perkembangan situasi terkini.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai WNI yang terdampak oleh situasi tersebut. Namun, ketegangan politik yang melibatkan protes besar di jalan-jalan utama Seoul masih menjadi perhatian. Dengan berbagai travel warning yang dikeluarkan, wisatawan diharapkan lebih waspada dan mempersiapkan diri sebelum mengunjungi Korea Selatan.
Meski status darurat militer telah dicabut, imbauan perjalanan dari sejumlah negara menandakan bahwa situasi politik di Korea Selatan masih perlu diwaspadai. Wisatawan, termasuk WNI, diharapkan tetap mengikuti panduan keamanan yang telah dikeluarkan oleh otoritas setempat maupun perwakilan diplomatik masing-masing negara.