Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Taman Bacaan Pelangi mulai menarik perhatian dunia internasional

Taman Bacaan Pelangi mulai menarik perhatian dunia internasional Taman Bacaan Pelangi. ©2014 tamanbacaanpelangi.com

Merdeka.com - Hampir lima tahun berjalan, Taman Bacaan Pelangi telah memiliki 28 perpustakaan anak yang tersebar di 14 pulau di daerah Indonesia timur. Tidak heran jika semakin banyak orang yang terpanggil untuk ikut berbuat sesuatu bersama taman bacaan ini, bahkan mereka yang bukan berasal dari Indonesia.

Sudah sejak setahun lalu organisasi nirlaba bentukan Nila Tanzil ini bekerjasama dengan World Horizon dalam penyediaan tenaga relawan yang berasal dari luar Indonesia. Organisasi nirlaba yang berkantor di Jerman tersebut memang kerap mendukung program-program masyarakat lokal dari seluruh dunia yang bergerak pada isu-isu pendidikan, seperti halnya Taman Bacaan Pelangi yang sudah berdiri sejak Desember 2009 ini.

Seperti pada tahun sebelumnya, tahun 2014 Taman Bacaan Pelangi kedatangan 3 relawan asing yang akan membantu program kerja Taman Bacaan Pelangi selama 1 tahun, salah satunya adalah Paul. Pria berkebangsaan Jerman yang baru saja menyelesaikan sekolahnya ini mengaku ingin melakukan sesuatu dahulu sebelum melanjutkan pendidikan formalnya ke tingkat universitas. "Ketika di Jerman diberitahu kalau di Indonesia ada organisasi Taman Bacaan Pelangi yang kerjanya membantu pendidikan anak-anak di daerah pelosok dengan mendirikan taman baca,” ujarnya dalam bahasa Inggris dengan sedikit campuran bahasa Indonesia. Ya, sudah selama 1 bulan terakhir ini Paul mulai mempelajari bahasa Indonesia.

Orang lain juga bertanya?

Terbukti gagasan Taman Bacaan Pelangi yang bertujuan untuk memudahkan akses anak-anak daerah pelosok terhadap buku bacaan yang baik dan juga meningkatkan minat baca mereka, sangat disukai oleh Paul. Inilah alasan utama yang membawa Paul jauh-jauh datang dari dataran Eropa untuk tinggal selama satu tahun di daerah-daerah pelosok timur Indonesia yang beberapa di antaranya masih terkendala kurangnya pasokan listrik. Meskipun begitu, Paul tidak memungkiri keindahan alam Indonesia juga berperan penting dalam membulatkan tekadnya untuk memilih Taman Bacaan Pelangi sebagai tempat yang ia tuju. "Indonesia punya banyak sekali pantai, jauh berbeda dengan Jerman, di sana hanya ada laut utara dan selatan. Jadi menurut saya, tidak ada akses listrik atau internet tidak akan menjadi masalah. Selain saya di sini punya tugas yang harus diselesaikan, di sini juga alamnya bagus sekali, jadi tidak masalah," ujarnya. Selama satu tahun, Paul akan menempati 3 taman baca dengan durasi masing-masing 4 bulan.

Para relawan asing ini nantinya akan ikut membantu para relawan di masing-masing daerah mengajarkan anak-anak Taman Bacaan Pelangi untuk membaca dan menulis, serta mengajarkan bahasa Inggris. "Nanti, Paul ini juga akan ngajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah. Setelah jam sekolah selesai, baru nanti dilanjut dengan kegiatan di taman baca," jelas Nila Tanzil. Kegiatan di Taman Bacaan Pelangi memang selalu dilakukan setelah jam sekolah. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para relawan cukup beragam di masing-masing taman baca, namun tetap berada dalam satu konsep yang sama, yaitu menyenangkan. Menggambar, mendongeng, sampai berbagai aktivitas luar ruangan adalah beberapa kegiatan yang dilakukan di taman bacaan yang memiliki kurang lebih 1000 koleksi buku anak di masing-masing tempatnya ini.

Taman Bacaan Pelangi memiliki sistim rolling buku di tiap taman bacaan. Dalam kurun waktu tertentu, koleksi buku-buku akan diperbarui dengan mengopernya dari satu taman baca ke taman bacaan lainnya, namun sistim ini diakui Nila hanya bisa berlaku di taman bacaan yang terletak di Pulau Flores, mengingat kesulitan akses transportasi serta mahalnya biaya angkut di berbagai daerah di pelosok Indonesia timur. "Jadi untuk di daerah-daerah pelosok banget yang susah untuk diberlakukan sistim rolling, otomatis jumlah buku-bukunya lebih banyak," ujarnya.

Banyaknya buku-buku yang ada di taman bacaan ini berasal dari sumbangan para relawan. Berawal dari koleksi pribadi Nila sendiri, lalu Ia mengajak orang-orang sekitarnya untuk ikut mendonasikan buku-buku bekas, sampai bekerjasama dengan beberapa toko buku untuk menyediakan tempat pengumpulan donasi buku bekas yang sewaktu-waktu akan diambil lalu disalurkan ke taman-taman bacaan di daerah pelosok.

Nila mengakui perkembangan Taman Bacaan Pelangi yang seperti sekarang ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. "Jauh di luar ekspektasi. Tidak pernah menyangka kalau dalam 5 tahun kita udah bisa punya hampir 30 perpustakaan," jawab Nila. Perpustakaan ke 28 Taman Bacaan Pelangi yang terletak di Kota Mulia, Puncak Jaya, adalah juga perpustakaan Taman Bacaan Pelangi pertama di Papua. Nila juga menambahkan kalau belakangan ini mulai banyak mahasiswa Indonesia yang mau bergabung menjadi relawan, baik itu mahasiswa Indonesia yang berada di sini, ataupun mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di luar negeri.

Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan anak melalui buku bacaan yang baik juga semakin terasa dengan pola pendirian taman baca yang mulai berubah beberapa waktu belakangan. Nila menjelaskan ketika awal-awal ide ini tercetus, dirinya dan beberapa kolega sibuk mencari tempat yang bisa dijadikan taman bacaan di suatu daerah. Mulai dari cara door-to-door, hingga ada bantuan dari pihak Dinas Pendidikan, sampai akhirnya tawaran pembukaan taman bacaan itu datang sendiri kepada Nila. "Tapi kita juga gak bisa menyanggupi semua tawarannya, karena harus kita analisis dulu tempatnya. Siapa yang akan mengelola, jarak dari tempat tinggal penduduk ke taman bacaan itu berapa jauh, dan teknis lainnya," pungkas Nila.

Taman Bacaan Pelangi juga memiliki program tahunan rutin untuk para pengelola dan relawan di masing-masing taman baca. Setidaknya sekali dalam setahun, para relawan akan dikumpulkan di Labuan Bajo, Flores, untuk mengikuti seminar dan workshop mengenai pengajaran dan pendidikan anak atas kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Pembekalan ini tentunya sangat diperlukan mengingat relawan dan pengelola di lapangan tidak semuanya berasal dari tenaga pengajar, tetapi ada juga yang berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Pengelolaan di masing-masing taman baca juga berbeda-beda, bergantung pada siapa yang mengelola. Ada taman bacaan yang bisa buka setiap hari, namun ada juga yang tidak. Misalnya taman baca yang dititipkan pengelolaannya pada seorang nelayan yang tentunya harus melaut. Untuk hal semacam ini Nila menekankan agar setidaknya taman bacaan bisa melayani anak-anak sekali dalam seminggu.

Selama lima tahun berkiprah, Taman Bacaan Pelangi kerap menjadi tujuan kegiatan sosial beragam perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri sebagai bentuk CSR. Seiring perjalannya, semakin banyak orang-orang yang peduli dan mengapresiasi misi yang diemban oleh Nila Tanzil bersama Taman Bacaan Pelangi. Berkat dedikasinya terhadap pendidikan anak-anak, Nila Tanzil bersama dengan Taman Bacaan Pelangi telah mengantongi 2 penghargaan tinggi dari pemerintah pada tahun 2013, yaitu penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka kategori masyarakat dan media dari Perpustakaan Nasional, serta penghargaan Kartini Next Generation dalam bidang pembangunan masyarakat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Untuk kelanjutannya, Nila Tanzil memiliki harapan bahwa Taman Bacaan Pelangi bisa terus berkembang dan terus menjalar di setiap daerah pelosok Indonesia. "Intinya sih melalui taman bacaan ini aku berharap tidak ada lagi anak Indonesia yang tidak punya akses pada buku bacaan yang baik dan berkualitas," ucapnya tegas. Tentunya ini juga menjadi harapan kita semua mengingat mereka yang terus rajin membaca di Taman Bacaan Pelangi itu ialah juga bagian dari generasi penerus bangsa Indonesia di masa mendatang. (mdk/hwa)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kenalan dengan Rumah Dunia, Tempat Asyik Bagi Anak-anak di Serang untuk Mengenal Buku dan Belajar Menulis
Kenalan dengan Rumah Dunia, Tempat Asyik Bagi Anak-anak di Serang untuk Mengenal Buku dan Belajar Menulis

Rumah dunia jadi salah satu contoh gerakan literasi yang konsisten di Indonesia

Baca Selengkapnya
Sambut HUT ke-78 RI, Taman Bacaan Pelangi Resmikan 19 Perpustakaan Ramah Anak di Nagekeo
Sambut HUT ke-78 RI, Taman Bacaan Pelangi Resmikan 19 Perpustakaan Ramah Anak di Nagekeo

Sambut HUT ke-78 RI, Taman Bacaan Pelangi Resmikan 19 Perpustakaan Ramah Anak di Nagekeo

Baca Selengkapnya
FOTO: Perpustakaan Keliling Ajak Anak-Anak Giat Membaca
FOTO: Perpustakaan Keliling Ajak Anak-Anak Giat Membaca

Pemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling untuk anak-anak supaya giat membaca.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Komunitas Literasi di Tambun Selatan Kenalkan Minat Baca ke Anak, Keliling Tiap Taman Sambil Bawa Buku
Perjuangan Komunitas Literasi di Tambun Selatan Kenalkan Minat Baca ke Anak, Keliling Tiap Taman Sambil Bawa Buku

Mimpi mereka adalah ingin anak-anak di wilayah Bekasi, khususnya Tambun bisa dekat dengan buku dan berwawasan luas.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Rumah Puisi Taufiq Ismail, Wisata Literasi dan Ruang Baca di Bukittinggi
Berkunjung ke Rumah Puisi Taufiq Ismail, Wisata Literasi dan Ruang Baca di Bukittinggi

Berdirinya bangunan ini menjadi bentuk kegelisahan Taufiq Ismail karena budaya membaca di Indonesia rendah.

Baca Selengkapnya
Penghafal Quran hingga Alumni Luar Negeri, Anak Muda Banyuwangi jadi LO TdBI
Penghafal Quran hingga Alumni Luar Negeri, Anak Muda Banyuwangi jadi LO TdBI

Balap sepeda TdBI memberikan banyak pengalaman internasional bagi banyak talenta muda Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Aksi Hebat Polri 'Sulap' Kapal Layar yang Beroperasi Jaga Keamanan di Perairan Jadi Perpustakaan, Tujuannya Bikin Takjub
Aksi Hebat Polri 'Sulap' Kapal Layar yang Beroperasi Jaga Keamanan di Perairan Jadi Perpustakaan, Tujuannya Bikin Takjub

Polri berhasil ‘menyulap’ sebuah kapal layar yang awalnya berfungsi untuk beroperasi menjaga keamanan di perairan jadi perpustakaan.

Baca Selengkapnya
Bertemu Xanana Gusmao, Pemprov Bali Tawarkan Kerja Sama Bidang Pendidikan & Kesehatan
Bertemu Xanana Gusmao, Pemprov Bali Tawarkan Kerja Sama Bidang Pendidikan & Kesehatan

Indonesia dan Timor Leste memiliki kedekatan hubungan budaya dan historis secara emosional.

Baca Selengkapnya
Mengenal Linksos Malang, Kumpulan Relawan yang Gemar Ajak Anak dan Difabel Makin Berdaya Lewat Membaca Menulis
Mengenal Linksos Malang, Kumpulan Relawan yang Gemar Ajak Anak dan Difabel Makin Berdaya Lewat Membaca Menulis

Para relawan ini sangat menghormati hak-hak para difabel

Baca Selengkapnya
Pertama Kalinya, Bekasi Punya Multicultural Library
Pertama Kalinya, Bekasi Punya Multicultural Library

Pertama Kalinya, Bekasi Punya Multicultural Library

Baca Selengkapnya
Inspiratif! Loka Pemuda Keliling Sekolah Ajarkan Bahasa Inggris Gratis Demi Hadapi Tantangan Global
Inspiratif! Loka Pemuda Keliling Sekolah Ajarkan Bahasa Inggris Gratis Demi Hadapi Tantangan Global

Loka Pemuda membuka perpustakaan dan mengajarkan berbahasa inggris.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ramah Anak, Begini Penampakan Kolong Tol Becakayu Disulap Jadi Taman Bermain
FOTO: Ramah Anak, Begini Penampakan Kolong Tol Becakayu Disulap Jadi Taman Bermain

Sebuah lahan tidur di kolong Tol Becakayu disulap menjadi Taman Interaksi Warga.

Baca Selengkapnya