Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Asal Muasal Dwifungsi ABRI: Jalan Tengah Warisan Sang Jenderal

Asal Muasal Dwifungsi ABRI: Jalan Tengah Warisan Sang Jenderal AH Nasution. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengusulkan penempatan perwira TNI aktif di Kementerian/Lembaga. Luhut mengusulkan revisi UU TNI. Satu pasal yang diusulkan yaitu penempatan TNI agar bisa bertugas di kementerian/lembaga. Usulan ini dipandang sebagai salah satu upaya menghidupkan kembali 'dwifungsi ABRI'. Seperti yang terjadi era Orde Baru.

Ada kalanya ketika ABRI beramai-ramai menduduki kursi strategis pemerintahan, bukan sebagai alat pertahanan negara, melainkan sebagai fungsionaris. Di masa Orde Baru (1966 – 1998), fenomena dwifungsi ABRI adalah hal yang lumrah terjadi.

Dari mana konsep ini berasal? Bicara tentang dwifungsi ABRI, tidak lepas dari sosok jenderal yang satu ini. Adalah Jenderal Abdul Haris Nasution. Sosok Jenderal peletak strategi Perang Gerilya dalam upaya melawan Belanda.

Jenderal yang biasa disapa 'Pak Nas' ini merumuskan sebuah konsep yang disebut 'Jalan Tengah' atau 'Middle Way'.

Seperti tertulis dalam Jurnal Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia yang bertajuk Militer dan Politik di Indonesia, konsep 'middle way' atau konsep 'Jalan Tengah' adalah konsep yang dikemukakan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Mayor AH. Nasution yang secara garis besar mendukung peran ABRI di luar bidang kemiliteran.

Konsep tersebut merupakan sebuah konsep yang menginginkan militer tidak hanya berperan sebagai alat pertahanan keamanan negara. Militer juga harus mampu menjalankan fungsi sosial-politiknya untuk ikut dalam menentukan arah kebijakan politik negara.

Dalam buku Sejarah TNI Jilid II dijelaskan bahwa konsep seperti ini telah tercermin pada masa awal kemerdekaan, yakni dengan adanya pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan. Lebih lanjut lagi, memegang peranan kekuatan sosial-politik (secara spontan melakukan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia).

Dwifungsi Sejak era Perang Kemerdekaan

Pada masa awal Perang Kemerdekaan, pemerintah juga mengisi jabatan jabatan yang kosong dengan menempatkan anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Keluarnya Maklumat Markas Besar Umum TKR No. 2 tanggal 31 Oktober 1945 menjadi legalitas mengenai tugas TKR di luar bidang militer serta peran Angkatan Perang RI (APRI) dalam menegakkan RI secara konseptual dan struktural yang dipimpin Jenderal Soedirman semakin menguatkan peran TNI/APRI di luar bidang kemiliteran.

Pada tahun-tahun berikutnya, terjadi kemerosotan di bidang ekonomi yang menyebabkan pemberontakan PRRI dan Permesta. Maka dari itu, Jenderal AH. Nasution mengeluarkan kebijakan supremasi militer untuk menumpas pemberontakan tersebut melalui UU SOB (Staat van Oorlog en Beleg) yang memperbolehkan tindakan menjaga keamanan secara menyeluruh.

Berkaca pada peristiwa-peristiwa tersebut serta munculnya berita kudeta di luar negeri seperti kudeta di Irak yang dilakukan oleh pihak militer, lahirlah sebuah konsep jalan tengah atau middle way.

Menurut catatan Budi Susanto dan Made Tony Supriatma dalam ABRI Siasat Kebudayaan 1945-1995, pada 12 November 1958, Nasution berpidato di hadapan taruna-taruna Akademi Militer Nasional.

"Kita tidak menginginkan dan kita tidak akan menjiplak situasi seperti terdapat di beberapa Negara Amerika Latin, di mana tentara bertindak sebagai satu kekuatan politik yang langsung, demikian pula kita tidak akan meniru model Eropa Barat di mana tentara merupakan alat mati (dari pemerintah)," ujar Jenderal AH Nasution.

Pernyataan tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan bahwa TNI akan mencari jalan tengah antara memasuki ranah politik dengan kudeta atau hanya menjadi penonton arena politik.

Konsep Jalan Tengah ala Nasution

Menurut A. H. Nasution, perwira TNI harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pemerintahan dan memanfaatkan keahlian mereka di bidang-bidang nonmiliter guna perkembangan bangsa. Dia menegaskan, pada tingkat pemerintahan pusat, para perwira TNI diperbolehkan berpartisipasi dalam menentukan politik negara, yang menyangkut bidang-bidang ekonomi, politik luar negeri, dan lain-lain.

TNI perlu harus diberi tempat dalam Dewan Nasional dan Kabinet. Juga dalam Dewan Perancang Nasional, korps diplomatik, parlemen dan badan lainnya dalam pemerintahan.

Menurut Pak Nas dari buku Harold Crouch, The Army and Politics in Indonesia, konsep 'Jalan Tengah' ini adalah konsep yang paling sesuai diterapkan pada masa tersebut. Mengingat pemerintah dan pimpinan Angkatan Perang sudah membuka kesempatan bagi tokoh-tokoh militer secara individu untuk berperan di luar bidang militer. Khususnya di bidang ekonomi.

"Memberikan cukup saluran pada tentara kita bukan sebagai organisasi, tetapi sebagai perorangan-perorangan yang menjadi eksponen daripada organisasi kita, (untuk) turut serta menentukan kebijaksanaan negara kita pada tingkat-tingkat yang tinggi," kata Nasution.

Prof. Djokosusanto memberi nama konsep ini the army’s middle way (Jalan Tengah TNI). Dengan konsep 'Jalan Tengah', Nasution berhasil mengatasi gagalnya badan konstituante dalam menyusun UUD. Sebagai anggota Dewan Nasional, Nasution memberikan usul untuk memberlakukan kembali UUD 1945 yang diwujudkan dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Nasution lantas mematangkan konsep 'Jalan Tengah' dalam Seminar Angkatan Darat II di Bandung pada 25-31 Agustus 1966. Seminar ini diikuti ratusan peserta, termasuk para perwira senior Angkatan Darat.

Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sepanjang Sejarah TNI, Cuma Pria ini yang Pernah Jabat Kasad 2 Kali saat Kolonel & Jenderal
Sepanjang Sejarah TNI, Cuma Pria ini yang Pernah Jabat Kasad 2 Kali saat Kolonel & Jenderal

Sejak dibentuk, sudah ada beberapa orang yang mengisi kursi tersebut. Namun, ada satu pria yang pernah menjabat sebanyak dua kali.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Menilik Sejarah Suksesi Panglima TNI, dari Jenderal Sudirman Hingga Agus Subiyanto
Menilik Sejarah Suksesi Panglima TNI, dari Jenderal Sudirman Hingga Agus Subiyanto

Sejak dipisahkannya Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia dari ABRI per 1 April 1999, istilah Panglima ABRI diganti menjadi Panglima TNI

Baca Selengkapnya
VIDEO: Panglima Agus Ziarah ke Makam Jenderal Bintang 5, Tabur Bunga Hormati Perjuangan
VIDEO: Panglima Agus Ziarah ke Makam Jenderal Bintang 5, Tabur Bunga Hormati Perjuangan

Ziarah dilaksanakan bersama dengan seluruh kepala staf angkatan dan beberapa personel TNI lainnya

Baca Selengkapnya
Ternyata Jenderal Non Akpol Punya Adik Brigjen TNI dan Perwira Polisi, ini Sosoknya Sama-Sama Gagah
Ternyata Jenderal Non Akpol Punya Adik Brigjen TNI dan Perwira Polisi, ini Sosoknya Sama-Sama Gagah

Dua adik Irjen Lutfhi yakni Brigjen TNI Zainul Bahar dan AKBP Sinwan.

Baca Selengkapnya
Sosok Laksamana Muda Mohammad Nazir, Orang Indonesia Pertama yang Raih Ijazah Pelayaran Samudera
Sosok Laksamana Muda Mohammad Nazir, Orang Indonesia Pertama yang Raih Ijazah Pelayaran Samudera

Purnawirawan TNI Angkatan Laut asal Maninjau ini dulunya pernah dipercaya menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Swiss dan Vatikan.

Baca Selengkapnya
Lahir Saat Adzan, Nama Mayor Kav Adzan Marjohan Nasution Memiliki Arti yang Bikin Takjub
Lahir Saat Adzan, Nama Mayor Kav Adzan Marjohan Nasution Memiliki Arti yang Bikin Takjub

Seperti yang dialami oleh seorang perwira TNI Angkatan Darat ini. Memiliki nama dan arti yang bikin publik takjub.

Baca Selengkapnya
Pecah Bintang Kini Jadi Brigadir Jenderal, Profil Indra Jafar Polisi Muazin di Aksi 212
Pecah Bintang Kini Jadi Brigadir Jenderal, Profil Indra Jafar Polisi Muazin di Aksi 212

Indra Jafar didapuk menjadi muazin saat Aksi 212 di Monas, Jakarta Pusat

Baca Selengkapnya
Tak Pernah jadi Kasad, 2 Jenderal ini Tak Disangka-sangka Dipilih Presiden jadi Panglima TNI
Tak Pernah jadi Kasad, 2 Jenderal ini Tak Disangka-sangka Dipilih Presiden jadi Panglima TNI

Sosok dua jenderal TNI Angkatan Darat yang pernah jadi Panglima TNI tanpa pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).

Baca Selengkapnya
Mengenal KH Zainul Arifin, Tokoh Pejuang dan Politik Indonesia Keturunan Raja Barus
Mengenal KH Zainul Arifin, Tokoh Pejuang dan Politik Indonesia Keturunan Raja Barus

KH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.

Baca Selengkapnya
Sama-sama Jenderal di TNI-Polri, Ini Sosok Kakak Adik Ternyata Keturunan Nabi Muhammad
Sama-sama Jenderal di TNI-Polri, Ini Sosok Kakak Adik Ternyata Keturunan Nabi Muhammad

Sosok dua jenderal TNI-Polri yang memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad SAW.

Baca Selengkapnya
Ada Jenderal Paling Senior & Dituakan di TNI Saksikan Peresmian Gedung Akmil, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Ada Jenderal Paling Senior & Dituakan di TNI Saksikan Peresmian Gedung Akmil, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Graha Utama Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1).

Baca Selengkapnya