Kisah Satu Desa Nyaris 100 Persen Pilih PKI Saat Pemilu, Terungkap Ini Alasannya
Merdeka.com - Pemilihan Umum tahun 1955 adalah Pemilu pertama di Indonesia. Di era demokrasi liberal, masyarakat tak cuma memilih anggota DPR, tetapi juga anggota konstituante yang bertugas menyusun undang-undang dasar.
Pesertanya pun tak hanya dari partai politik, tapi juga ormas dan perseorangan atau calon independen.
Dalam Naskah Sumber Arsip Jejak Demokrasi Pemilu 1955 yang diterbitkan ANRI tercatat, Pemilu 1955 diikuti 39 Partai Politik, 23 Organisasi Massa dan 48 calon perorangan.
-
Siapa yang mempengaruhi warga desa memilih PKI? 'Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa.'
-
Kenapa PKI menang pemilu 1955? Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dipimpin oleh Alimin, berhasil mengumpulkan suara lebih dari 6 juta orang dan menguasai 16,4% suara. Partai ini mendapat 39 kursi pemerintahan.
-
Kenapa PKD pemilu dibentuk? Fungsi utama PKD Pemilu adalah untuk memastikan bahwa pemilu berjalan secara adil, transparan, dan bebas dari segala bentuk kecurangan. PKD pemilu juga berperan penting dalam penanganan sengketa pemilu di tingkat kelurahan atau desa.
-
Siapa yang membuat PKD pemilu? Di Indonesia terdapat lembaga khusus yang melakukan pengawasan pemilu, tidak lain adalah Bawaslu. Pengawasan tidak hanya bersifat nasional, namun juga terbagi dalam daerah-daerah yang lebih kecil. Tidak heran, jika Bawaslu membentuk PKD di setiap daerah.
-
Kenapa Pemilu dianggap penting untuk setiap warga negara? Apa arti Pemilu penting diketahui setiap warga negara. Pemilu atau pemilihan umum adalah proses demokratis di mana warga suatu negara secara berkala memilih wakil mereka untuk menempati jabatan-jabatan pemerintahan.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
Partai Komunis Indonesia termasuk di dalamnya. Saat itu PKI belum menjadi partai terlarang. Partai berlambang palu arit ini tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di tanah air.
Hampir 100 Persen Pilih PKI
Ada kisah unik soal pemilihan umum pertama ini. Menjelang Pemilu 1955, para perwira polisi lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) disebar untuk melakukan penelitian ke berbagai daerah. Termasuk Komisaris Polisi Awaloedin Djamin yang dikirim ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka ditugaskan meneliti kondisi masyarakat sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah Pemilu 1955.
Awaloedin menjadikan sebuah desa terpencil sebagai tempat penelitiannya. Kondisi Gunung Kidul saat itu masih memprihatinkan. Kondisinya tandus dan gersang. Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan tidak ada akses untuk kendaraan bermotor.
Karena lokasinya yang terpencil, tak ada satu pun anggota partai politik yang pernah berkunjung apalagi berkampanye di desa itu. Tanda gambar Parpol atau Ormas pun tak pernah terpasang jelang pencoblosan.
"Namun anehnya, saat pemilihan dan suara selesai dihitung, ternyata hampir 100 persen warga desa memilih PKI," kata Awaloedin.
Hal ini ditulis mantan Kapolri tersebut dalam biografinya, Awaloedin Djamin, Pengalaman Perwira Polisi, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan 1955.
Alasan di Balik Pilih PKI
Awaloedin tentu heran. Kenapa semua masyarakat bisa memilih PKI. Dia pun bertanya pada beberapa warga desa. Apakah mereka mengetahui apa itu PKI? Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut? Ternyata mereka juga sama sekali tidak paham.
"Semua mengatakan tidak mengetahui apa itu PKI," bebernya.
Lalu kenapa semua bisa memilih PKI? Ternyata ada seorang mantan lurah yang sangat berpengaruh di desa tersebut. Warga yang bingung soal Pemilu pun bertanya pada pria itu, mana yang dicoblos?
Dijawab mantan lurah bahwa rakyat bebas memilih partai apa saja. Namun warga kembali mendesak, gambar apa yang bakal dicoblos olehnya?
"Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Dan… pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa."
Jadilah semua warga desa mencari lambang palu arit dalam kertas suara, yang ternyata lambang PKI dan mencoblosnya.
Dalam Pemilu 1955, Partai Nasional Indonesia menjadi urutan pertama. PNI mendapat suara 8.434.653 (22,32 persen) dengan perolehan 57 kursi. Disusul Partai Masyumi yang mendapat suara 7.903.886 (20,92 persen) dengan 57 kursi.
Ketiga, Partai Nahdlatul Ulama (NU) mendapat 6.955.141 suara (18,41 persen) dengan perolehan 45 kursi. Lalu Keempat Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendapat 6.179.914 suara (16,36 persen) dengan perolehan 39 kursi. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia menjadi momen bersejarah yang menandai pelaksanaan pemilihan umum pertama setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Baca SelengkapnyaSeluruh kotak suara yang berada di atas perahu dibongkar warga hingga berhamburan.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaHasil suara sah ini diketahui setelah adanya rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
Baca SelengkapnyaPDIP memeroleh suara 16,82 persen, kemudian disusul Golkar dan Gerindra.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaWalau di tengah genangan air dan guyuran hujan, mereka tetap hadir ke TPS untuk mencoblos
Baca Selengkapnya