Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Soeharto, Soto Babat dan Serangan Umum 1 Maret 1949

Kisah Soeharto, Soto Babat dan Serangan Umum 1 Maret 1949 soeharto. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Selama Orde Baru berkuasa, citra Soeharto dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 begitu aktif dan heroik. Bagaimana sudut pandang seorang perwira yang pernah menjadi anak buahnya?

Penulis: Hendi Jo

Ketika penulis Purnawan Tjondronegoro membuat novel sejarah berjudul Merdeka Tanahku Merdeka Negeriku pada 1979, pamor Soeharto (yang saat itu menjabat sebagai presiden Republik Indonesia) tambah mencorong. Di buku bertebal 598 halaman tersebut, Soeharto dilukiskan sebagai pahlawan utama dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Tak lama setelah pembuatan novel itu, Perum Produksi Film Negara (PPFN) merilis film sejarah berbau propaganda, judulnya: Janur Kuning. Itu sejenis daun muda pohon kelapa yang digunakan sebagai 'kode' atau 'ciri' dalam operasi Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto.

Istilah Janur Kuning

Simbol Janur Kuning diambil dari hikayat Ramayana. Syahdan, ketika Hanoman Si Kera Putih dan bala tentaranya akan menyerang Kerajaan Alengka, dia meminta Dewi Sinta menandai tahanannya dengan janur kuning supaya tak ikut dihancurkan.

Belakangan banyak kalangan menyebut upaya-upaya propaganda itu terlalu dilebih-lebihkan. Secara historis, Letnan Kolonel Soeharto sendiri sejatinya hanyalah salah satu pelaku, di antara pelaku-pelaku lainnya. Seperti Panglima Besar Soedirman, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kolonel Bambang Sugeng (atasan langsung Soeharto) dan para komandan di lapangan.

"Saya malah memiliki dokumen tertulis dari Pak Bambang Sugeng yang memerintahkan Pak Harto untuk mengadakan serangan besar-besaran (bukan serangan umum) pada 1 Maret 1949 itu," ungkap sejarawan Anhar Gonggong.

Uniknya, istilah 'janur kuning' sendiri tak pernah dikenal dan disebut-sebut oleh para pejuang yang terlibat dalam Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. A. Latief, yang saat itu adalah bawahan Soeharto berpangkat kapten, mengaku tak paham soal kode tersebut.

"Jadi apa yang dikatakan 'Janur Kuning' sama sekali tidak pernah mendengar dan tidak pernah tahu," ungkap Latief dalam buku Pledoi Kol. A. Latief: Soeharto Terlibat G30S.

Soeharto Makan Soto Babat

Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, Latief sendiri mengaku telah diperintahkan Soeharto untuk menduduki Jalan Malioboro, mulai dari Stasiun Tugu sampai dengan Pasar Besar dekat Istana Yogyakarta.

Ketika pasukan Belanda melakukan serangan balasan, Latief dan pasukannya lantas melakukan gerakan mundur dengan korban cukup besar: 52 anak buahnya gugur ( 2 anggota TNI dan 50 pemuda sukarelawan).

Kendati diserang secara gencar, mereka berhasil lolos. Setelah dapat keluar dari kota, pasukan Kapten Latief bergerak ke Desa Sudagaran (Desa Kuncen) yang merupakan markas mereka. Tiba di desa itu jam 12 siang, didapatinya Letnan Kolonel Soeharto dan para pengawalnya.

"Pada waktu itu beliau sedang beristirahat menikmati makan soto babat," kenangnya.

Latief langsung melaporkan situasi pasukannya. Alih-alih meminta 'pasukan yang kelelahan' itu untuk istirahat, Soeharto malah memerintahkan Latief dan anak buahnya untuk 'membereskan' sekelompok tentara Belanda yang tengah berada di Pemakaman Kuncen.

Sebagai bawahan, Latief langsung melaksanakan perintah itu. Dia bersama anak buahnya yang hanya tersisa sepuluh orang, langsung menyergap serdadu-serdadu Belanda hingga mereka mundur. Ketika serangan itu berlangsung, Soeharto sendiri Kembali ke pangkalan. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima

Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?

Baca Selengkapnya
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal
Letnan Komarudin, Si Kebal Peluru dan Salah Tanggal

Letnan Komarudin atau yang memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut, adalah salah satu prajurit yang dikenal dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu

Soeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.

Baca Selengkapnya
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari
Mengenang Peristiwa Serangan Umum Surakarta, Bersatunya Rakyat dalam Pertempuran 4 Hari

Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya

Benda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.

Baca Selengkapnya
Ada di Mana Soeharto Saat  Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?

Baca Selengkapnya
Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana
Orang Desa Yang Sederhana ini Dianggap Sahabat Paling Setia Oleh Presiden Soeharto, Sampai Diundang ke Cendana

Soeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta

Baca Selengkapnya
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus

Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.

Baca Selengkapnya
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda

Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.

Baca Selengkapnya
Momen Soeharto sampai Harus Minum Air Comberan
Momen Soeharto sampai Harus Minum Air Comberan

Soeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Cuma Kolonel ini Yang Berani Panggil Soeharto Monyet di Depan Anak Buahnya
Cuma Kolonel ini Yang Berani Panggil Soeharto Monyet di Depan Anak Buahnya

Peristiwa ini terjadi dalam sebuah pertempuran. Marahkah Soeharto dipanggil monyet?

Baca Selengkapnya