Kisah Inspiratif Tatang, Pria Tunanetra Pendiri SLB di Bandung
Merdeka.com - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar. Salah satunya dengan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak yang membutuhkan, seperti yang dilakukan oleh Tatang (50).
Pria asal Bandung, Jawa Barat tersebut berupaya memberikan layanan pendidikan inklusif untuk kalangan disabilitas.
Meski mengalami gangguan penglihatan sejak kecil, Tatang berhasil menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Antropologi, Universitas Padjajaran pada tahun 1998. Saat kembali ke kampung halamannya di Caringin, Bandung, Jawa Barat, Ia merasa miris karena banyak anak disabilitas di wilayah tersebut yang tak mendapat akses pendidikan.
-
Mengapa anak berkebutuhan khusus tantrum? Biasanya tantrum bisa terjadi secara berulang karena penyebab yang sama.
-
Bagaimana mengatasi tantrum anak berkebutuhan khusus? Apabila emosi anak sudah tenang dan terkontrol, orang tua baru bisa mengajak bicara (jika kemampuan verbalnya baik) dan berikan pelukan hangat.
-
Mengapa Banyuwangi membuat sekolah inklusif untuk para penyandang disabilitas? Bupati Ipuk Fiestiandani menjelaskan sejak 2013 Banyuwangi telah mewujudkan sekolah inklusi yang ramah bagi para penyandang disabilitas.
-
Dampak apa yang dirasakan anak dari broken home? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi, kehilangan rasa percaya diri, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
-
Bagaimana Banyuwangi mendukung pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus? 'Dengan demikian, layanan dan pembelajaran yang diterapkan para GPK betul-betul tepat sesuai kondisi anak didik berkebutuhan khusus-nya. Harapannya ini bisa memaksimalkan prestasi mereka,' kata Ipuk.
-
Bagaimana orang tua membantu anak beradaptasi di sekolah baru? Orang tua juga dapat mendukung adaptasi anak dengan datang ke sekolah lebih awal, memberikan waktu tambahan bagi anak untuk beradaptasi sebelum kelas dimulai.
Mengalami Low Vision Sejak Kecil hingga Menjadi Tunanetra
Akun Youtube Tita Aprilianti 2020 Merdeka.com
Menurut video yang diunggah di akun Youtube Tita Aprilianti yang banyak memuat video inspiratif difabel, Tatang sudah mengalami gangguan penglihatan (low vision) sejak masuk sekolah dasar.
Dalam video tersebut Tatang juga menjelaskan jika dirinya pernah melakukan operasi mata, namun gagal sehingga Ia mengalami buta total. Saat ini Tatang pun menjadi seorang disabilitas tunanetra.
"Dalam usia 7 atau 8 lah Ketika saya masuk SD kondisi mata saya sudah kena, jadi pandangannya tidak 100 % sehingga Ketika guru menulis di papan tulis, tidak terlihat jelas oleh saya," paparnya.
Sempat Mengalami Frustasi
Akun Youtube Tita Aprilianti 2020 Merdeka.com
Tatang dengan lirih juga menceritakan pengalamannya menjadi seorang Tunanetra yang awalnya pernah mengalami frustasi, tidak bersemangat, dan hanya bisa duduk di dalam rumah.
Namun berkat nasihat dari kedua orang tuanya, Tatang pun akhirnya melanjutkan sekolah di sebuah SLB di Kota Bandung dan bisa beradaptasi.
"Awalnya saya sempat merasa tidak bersemangat dan frustasi, saya hanya duduk selama satu tahun di rumah terus sampai akhirnya saya dinasihati oleh orang tua saya dan dimasukan ke sekolah SLB di Bandung, awalnya saya sama sekali tidak mau masuk ke situ tapi lama kelamaan saya bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman lain," ungkapnya.
Mendirikan Sekolah ABCD
Akun Youtube Tita Aprilianti 2020 Merdeka.com
Pada tahun 2003, Tatang bersama almarhum kakaknya mendirikan SLB ABCD yang menyasar kalangan anak-anak dengan kebutuhan khusus di sekitar tempat tinggalnya karena Ia merasa anak-anak tersebut sama seperti dirinya.
"Pada awalnya saya merasa empati saya meningkat setelah mendengar anak-anak yang membutuhkan tersebut, kan mereka diciptakan oleh Allah sama seperti kita nah akhirnya kalu kita sayang kepada mereka bagaimana kita bisa membuat hidup layak untuk mereka, paling tidak hidup mandiri," jelas Tatang.
Menjadikan Rumahnya Sebagai Sekolah
Akun Youtube Tita Aprilianti 2020 Merdeka.com
Berbekal tekad yang kuat, Tatang bersama almarhum kakaknya menjadikan rumah mereka sebagai sekolah agar bisa menampung banyak siswa berkebutuhan khusus termasuk membuatkan asrama di lantai dua untuk siswa dan siswi yang memiliki tempat tinggal jauh dari sekolah.
"Akhirnya saya bersama kakak menyediakan asrama bagi anak kurang mampu yang tinggal jauh dari SLB dan orangtuanya tak punya waktu untuk mengurus mereka. Saya berusaha menabung bersama kakak saya sedikit demi sedikit untuk memperluas ruang kelas 3x3m yang diisi 40 siswa dan memperbaiki ruangan untuk dijadikan asrama," tutur Tatang.
Memfasilitasi Kemandirian dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Tatang memiliki harapan yang kuat untuk membangun kemandirian kepada anak-anak berkebutuhan khusus di wilayah tempat tinggalnya. Ia pun berkeyakinan jika Ia memudahkan hidup orang lain, maka Allah akan memberkahi semuanya.
"Saya ingin meraih mereka untuk sekolah, karena saya sendiri juga kan sama seperti mereka (difabel) sehingga anak yang memiliki kekurangan tentunya harus ditopang dengan ilmu untuk menunjang hidupnya," pungkas Tatang. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaIa berpegang pada prinsip bahwa para difabel harus memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya
Baca SelengkapnyaKondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaPramono mengatakan segera untuk membangun SLB, ia merasa prihatin dan meminta untuk jadi perhatian kepada anggota DPRD Jakarta dari fraksi PDI-P.
Baca SelengkapnyaSekolah ini menargetkan 80% lulusannya bisa jadi wirausaha mandiri
Baca SelengkapnyaPerempuan asal Jakarta Timur ini rela memberikan ilmunya secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung di wilayah TPU Pondok Kelapa.
Baca SelengkapnyaAsrama baru bagi siswa dan siswi pemulung sampah di TPST Bantar Gebang ini menggantikan bangunan lama yang terbuat dari bambu.
Baca SelengkapnyaKebahagiaan bagi Iman Surahman bukan saat dirinya memiliki banyak uang, tetapi saat bisa melihat senyum keceriaan di wajah anak-anak telantar
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ganjar saat mengunjungi sekolah anak berkebutuhan khusus Sanggar Inklusi Tunas Bangsa di Sukoharjo.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah gratis se-Indonesia untuk masyarakat yang kurang mampu.
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaHendra berhasil mendobrak stigma bahwa guru penyandang disabilitas hanya bisa mengajar anak dengan kebutuhan khusus.
Baca Selengkapnya