Ketahui Cara Mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus Tantrum dan Aturan Bersikap yang Benar
Pengetahuan yang kurang akan cara menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) saat tantrum malah akan membuat mereka semakin tertekan.
Pengetahuan yang kurang akan cara menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) saat tantrum malah akan membuat mereka semakin tertekan.
Ketahui Cara Mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus Tantrum dan Aturan Bersikap yang Benar
Merawat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) perlu keistimewaan bagi para orang tua maupun orang terdekatnya. ABK umumnya sulit mengontrol diri bila tidak diawasi oleh orang tua.
Salah satu bentuknya adalah tantrum. Meski pada dasarnya tantrum merupakan perilaku yang biasa dialami anak-anak pada umumnya, tantrum pada ABK berbeda sehingga perlu pengetahuan lebih untuk mengatasinya.
Perlakuan yang salah saat ABK tantrum malah akan berujung pada perundungan (bullying) fisik maupun mental yang secara langsung atau tidak akan berdampak pada korban.
Sehingga, pencegahan dan pengenalan cara menangani ABK tantrum sangat perlu diketahui oleh setiap orang tua para ABK.
-
Bagaimana mengendalikan tantrum anak? Untuk balita, Anda bisa melakukan pendekatan diri kepada anak ketika sedang tantrum. Pastikan untuk selalu memberi kenyamanan, seperti elusan, pelukan, dan yakinkan anak kalau orang tua mampu memahami perasaannya.
-
Apa yang harus dilakukan saat anak tantrum? Saat anak tantrum, ibu tetap harus menghadapinya dengan penuh ketenangan. Tarik napas dalam-dalam dan usahakan untuk nggak ikut terbawa emosi si anak.
-
Bagaimana menangani tantrum anak? Orang tua dapat menerapkan beberapa metode untuk menenangkan anak, seperti memberikan pelukan yang hangat, mengalihkan perhatian mereka ke aktivitas lain, atau memberikan waktu sejenak untuk merenung dan menenangkan diri.
-
Apa yang bisa dilakukan saat anak tantrum? Selain itu, ibu juga tak perlu menggunakan kekerasan. Sebab, hal tersebut justru akan membuat kondisi emosi anak semakin tak stabil dan sulit untuk dikendalikan.
-
Bagaimana cara anak mengendalikan emosi tantrum? Trisna menjelaskan bahwa tantrum pada anak bisa terjadi karena beberapa faktor lainnya, seperti infeksi, gangguan tidur, kelelahan, atau rasa lapar. Tantrum juga bisa dipicu oleh ketidakmampuan anak dalam mengelola emosi mereka sendiri.
Mengutip dari laman cagarfoundation.org, Senin (23/10) ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh orang tua ABK yaitu cara meminimalisir anak berperilaku tantrum, sikap saat tantrum datang, serta tips menangani anak tantrum.
Tips Meminimalisir Anak Berperilaku Tantrum
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan para orang tua supaya anak berkebutuhan khusus bisa diantisipasi saat tantrum.
Setidaknya ada 5 cara yang bisa membantu para orang tua supaya anak berkebutuhan khusus bisa sejenak melupakan perilaku tantrum. Di antaranya:
1. Mengenali kemampuan anak dan memberikan tugas sesuai kemampuanya. Meski demikian, pastikan bahwa tugas tersebut harus bisa dikerjakan sang anak dan tidak malah membebani.
2. Senantiasa berkomunikasi dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh anak. Sebelum melakukan, orang tua wajib memastikan bahwa anak paham apa yang diperintahkan orang tua.
3. Berikan aturan yang jelas di setiap tugas dan terapkan dengan konsisten kepada anak.
4. Membuat perjanjian yang disepakati langsung oleh anak.
5. Membuat opsi alternatif kegiatan yang bisa dipilih anak tanpa membebaninya. Diusahakan cari kegiatan yang anak suka.
Sikap Saat Tantrum Datang
Para orang tua dan masyarakat awam juga perlu dibekali pengetahuan bila menghadapi seorang anak berkebutuhan khusus yang mengalami tantrum.
Sikap tersebut akan membuat privasi dan mental anak tidak jatuh dan merasa dipermalukan. Berikut 5 sikap yang harus dipahami saat anak tantrum:
1. Menghindari kemungkinan terjadinya cedera fisik pada anak.
2. Minimalisasi adanya ‘PENONTON’ sehingga membuat anak mengalami down mental.
3. Singkirkan/kosongkan ruangan dari benda yang berpotensi dapat melukai anak/memberi ide pada anak untuk melukai dirinya dan orang lain.
4. Pindahkan anak dari lokasi saat tantrum ke tempat yang lebih tenang dan sepi jika diperlukan.
5. Menghentikan perilaku agresif dengan penuh kasih sayang.
Teknik Menghadapi Tantrum
Teknik dasar menghadapi ABK tantrum sebenarnya cukup sederhana namun penuh kesabaran. Utamanya orang tua harus paham alasan anak tersebut tantrum dan menghindari tindakan preventif.
1. Tetap tenang,jangan kehilangan kendali diri.
Orang tua ABK hendaknya tetap tenang dan mengontrol emosi supaya tidak terbawa suasana anak yang agresif saat tantrum.
Sampaikan perilaku apa yang harus kita lakukan untuk anak dengan penggunaan kata sedikit mungkin.
2. Kenali Penyebabnya
Setelah mengontrol diri, orang tua harus paham penyebab anak mengalami tantrum. Biasanya tantrum bisa terjadi secara berulang karena penyebab yang sama.
3. Perlakukan dengan Kasih Sayang
Ada tiga cara yang harus dilakukan saat mengatasi anak tantrum, yaitu:
-Bicara sesedikit mungkin dan HINDARI MENGOMEL.
-Beri anak waktu merespon arahan kita
-Sebaiknya membatasi kontak mata dengan anak
Apabila emosi anak sudah tenang dan terkontrol, orang tua baru bisa mengajak bicara (jika kemampuan verbalnya baik) dan berikan pelukan hangat. Berikan pengingat kepada anak untuk melanjutkan aktivitas atau tugas yang sempat ditinggalkan.
4. Ingatkan Anak pada Aturan
Jangan berikan hadiah atau turutin keingininan anak meskipun perilaku tantrum telah selesai.
Guru atau orang tua umumnya akan mempermudah tugas untuk hindari timbul kembali rasa frustasi pada anak.
Hendaknya orang tua mengingatkan aturan yang sudah disepakati sebelumnya sehingga anak bisa kembali melakukan tugasnya dengan baik.
Aturan Bersikap pada Anak
Berkebutuhan Khusus
Pendiri Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI) sekaligus orang tua ABK, Gayatri Pamoedji memberikan pedoman kepada orang tua, keluarga besar, dan orang awam bila menghadapi anak berkebutuhan khusus yang tantrum.
Aturan Bersikap sebagai Orangtua
Sebagai orangtua atau keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, Anda harus menggali pengetahuan dan informasi mengenai penanganan yang tepat.
“Orang tua harus pintar, jangan nunggu harus ada ahlinya. Karena penelitian membuktikan, 80 persen anak berkebutuhan khusus sukses karena orang tuanya. Informasi dapat diterima lewat seminar terutama dari para ahli,” ungkap Gayatri.
Aturan Bersikap sebagai Keluarga Besar
Tak hanya orangtua, keluarga besar juga memegang peran penting dalam penanganan ABK. Setelah diagnosis dari dokter keluar, keluarga besar juga harus memberikan dukungan dan bersikap suportif.
“Menjadi orang tua ABK saja tidak mudah, bagaimana jika tidak didukung oleh keluarga yang suportif dan fasilitas yang cukup?” tambah Gayatri.
Aturan Bersikap sebagai Orang Awam
Seringkali orang yang tidak memiliki relasi dengan ABK mengeluarkan perlakuan yang kurang tepat. Gayatri menjelaskan, jika Anda melihat seseorang tantrum di tempat umum, jangan melihat mereka terlalu lama.
“Saya selalu bilang di mana-mana, 5 seconds rule. Artinya jangan lihat mereka lebih dari 5 detik. Karena melihat saja selain tidak menolong, juga membuat mereka merasa terpojok. Mereka juga memiliki perasaan dan bisa merasakan ketidaknyamanan,” lanjut Gayatri.