Tantrum adalah Ledakan Emosi Anak, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tantrum adalah ketika seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustasi yang tidak terkendali
Tantrum adalah ketika seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustasi yang tidak terkendali
Tantrum adalah Ledakan Emosi Anak, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tantrum melibatkan teriakan, menendang, menginjak, dan menjatuhkan diri sendiri ke tanah.
Biasanya, perilaku ini akan menurun seiring berjalannya waktu.
-
Apa saja penyebab tantrum anak? Cobalah untuk mengidentifikasi penyebab tantrum. Apakah anak lelah, lapar, atau merasa tidak nyaman? Apakah mereka merasa frustrasi karena tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan? Dengan memahami penyebab tantrum, Anda dapat mencari solusi yang lebih efektif.
-
Apa itu tantrum anak? 'Tantrum adalah ekspresi alami anak untuk menunjukkan rasa marah atau kecewa, terutama ketika mereka belum dapat mengkomunikasikan perasaannya dengan baik,' ungkap Dr. Amira Suryani, seorang psikolog anak yang menjelaskan fenomena ini.
-
Apa penyebab utama tantrum anak? Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ini, mulai dari kondisi fisik anak, kebutuhan emosional yang belum terpenuhi, hingga cara mereka berkomunikasi.
-
Mengapa anak tantrum? Tantrum adalah ledakan emosi yang terjadi karena marah atau frustrasi. Tantrum dapat mencakup berbagai perilaku mulai dari berteriak, menangis, menendang, memukul, mendorong, dan menggigit.
-
Kenapa anak sering tantrum? Tantrum, yang merupakan ledakan emosi yang terjadi pada anak, biasanya muncul ketika mereka merasa tertekan, tidak dipahami, atau terjebak dalam situasi yang membingungkan.
Alasan anak mengamuk termasuk saat merasa lelah, lapar, atau tidak enak badan.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sehat secara emosional menunjukkan lebih sedikit amukan kekerasan. Selain itu, mereka juga dapat pulih dari amukan lebih cepat.
Tantrum adalah ledakan emosi yang tak terkendali
Tantrum dapat melibatkan tendangan, berguling-guling di lantai, dan tendangan. Tantrum bisa datang dalam berbagai bentuk, sehingga setiap anak dapat mengalami tantrum yang berbeda-beda.
Tantrum sering ditemui pada balita umur 1-3 tahun
Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya kesal. Tindakan agresif tersebut akibat anak sulit mengungkapkan apa yang dibutuhkan. Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak akan semakin meningkat dan mampu mengendalikan emosi dengan baik.
Penyebab Tantrum
Penyebab tantrum yang paling utama karena anak masih berada pada tahap awal perkembangan sosial, emosional, dan bahasa. Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya yang penting diketahui.
• Emosi anak yang kuat.
• Anak yang temperamen juga dinilai bisa membuat risiko tantrum meningkat. • Anak yang lebih sensitif mungkin akan mudah kesal dengan perubahan di lingkungan mereka.
• Stres, kelaparan, dan sitimulasi yang berlebihan
• Situasi yang sulit atau tidak dapat diatasi anak juga meningkatkan risiko tantrum. • Anak yang temperamen juga dinilai bisa membuat risiko tantrum meningkat.
Gejala Tantrum
Gejala tantrum yang umum dialami anak, yaitu mudah menangis, menjerit, dan memukul. Selain itu, ada beberapa gejala tantrum lainnya. Seperti suka menendang, memukul, melempar barang, menahan napas, dan merengek.
Cara Mengatasi Tantrum
Cara mengatasi tantrum tergantung dengan karakter masing-masing anak. Untuk balita, Anda bisa melakukan pendekatan diri kepada anak ketika sedang tantrum. Pastikan untuk selalu memberi kenyamanan, seperti elusan, pelukan, dan yakinkan anak kalau orang tua mampu memahami perasaannya. 'Sementara, bagi anak yang lebih besar, orang tua bisa mengenali emosi-emosi anak setiap kali mengalami tantrum. Berikan jeda kepada anak dan dukung anak saat mereka tenang.
Ada beberapa cara mengatasi tantrum yang bisa dilakukan, antara lain:
• Saat anak tantrum, orang tua perlu membawa anak ke tempat yang lebih kondusif dan aman. Setelah itu, bantu anak untuk mengekspresikan emosinya. • Izinkan atau beri kesempatan anak untuk marah dengan mengatakan kalau ini adalah tempat yang pas untuk anak mengeluarkan ekspresinya.
• Berikan ruang dan waktu untuk mengekspresikan emosinya
• Bersikap konsisten untuk tidak menyerah pada kemauan anak. Hal ini akan membantu anak belajar bahwa amukan tidak membantunya mendapatkan apa yang mereka inginkan.